Tampilkan postingan dengan label Analisa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Analisa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Februari 2016

Dedi Mulyadi

Banyak fitnah bagimu Dedi yang berjiwa Nusantara, karena banyak orang Indonesia yang dibiayai oleh intelijen asing, untuk merusak Budaya Leluhur kita sendiri. 

Ayo maju terus, kita ini di Negara yang berdasarkan Pancasila. Jangan Biarkan NKRI dijajah oleh orang-orang Arab

Ingat kata-kata Gus Dur yang sangat kita junjung dan hormati, bahkan beliau sangat dihormati oleh Ulama-ulama Besar Seluruh Dunia.

Kalau yang ngomong hanya sekelas ulama-ulama kampungan, buat apa kita ikuti. Jangan-jangan mereka Intel Arab...

Indonesia memiliki budayanya sendiri, budaya Leluhur Nusantara dari sebelum agama-agama lahir di Dunia, kita sudah menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Animisme dan Dinamisme adalah fitnah peneliti asing yang melihat dari kacamata mereka. Bagaimana kalau peneliti asing tesebut melihat Nabi Sulaiman sedang bicara dengan Pohon, Binatang dan lain sebagainya. Apakah Mereka akan berkata sama???

Sementara dari beberapa penelitian, dikatakan bahwa Nabi Sulaiman berasal dari Benua Atlantis, yang kini adalah Nusntara. Jadi kalau leluhurnya mempunyai kapabelitas berbicara dengan segala mahluk yang bukan manusia, maka secara logika genetika, anak cucunya pun dapat melakukan yang sama.

Istilah syirik yang ditujukan kepada Dedi Mulyadi adalah salah besar, karena kita punya genetika tersebut, sementara yang bicara, mungkin dia keturunan asing atau orang Indonesia yang berpihak kepada asing.

Senin, 02 April 2012

PKS Salah Hitung

Menentang Keputusan Koalisi adalah sebuah penghianatan, apalagi itu disampaikan di hadapan rakyat pemilih.
Mengapa PKS membelot, sebagai orang awam mudah saja hitung-hitungannya. PKS mengira ini sudah saatnya terjadi 98 kembali, sehingga kalau mereka Nikung duluan, mereka akan bisa sampai finis duluan.

Tapi ternyata insvestor Demo kurang Nafas, sehingga Demo itu tidak berlanjut, walaupun terdapat pasal karet yang dapat kapan saja di-implementasikan oleh Pemerintahan yang Curang ini.

Memang ada Pepatah melawan Ular harus jadi Ular. Tetapi ingat, kata kiasan itu hanya berlaku untuk orang-orang Jahat dan Penghianat. Bukan untuk para wakil rakyat.

Kalau mau fair, pada saat yang bersamaan seharusnya PKS juga langsung menarik orang-orangnya yang duduk di Pemerintahan. Inilah orang-orang yang tidak memiliki Fatsun Politik.

Selasa, 19 April 2011

Yoyo Padi, dan Pembunuhan Munir....

Pada saat siaran TV One meliput penangkapan drumer Yoyo Padi, seorang perwira menerangkan dengan gamblang, bahwa Yoyo telah mengkonsumsi barang haram tersebut dari 10 tahun yang lalu.

Bahkan sang perwira pun tahu, bahwa jenis apa yang dikonsumsi Yoyo pada saat 10 tahun yang lalu, hingga berubah ke jenis Narkoba yang lain, karena Yoyo ganti supplier.

Huahahahaha, pernyataan sang perwira sebenarnya sama saja membeberkan bahwa Polisi sudah tahu siapa suppliernya, tetapi lagi-lagi perlakuan "Hukum Belanda" yang selalu memenangkan para penguasa ketimbang rakyat jelata. (red: penguasa memelihara supplier tsb sebagai ATM - persis seperti pada zaman belanda, hanya beda komoditasnya saja)

Di sinilah terjawab, apa hubungannya Yoyo dengan pembunuhan Munir (Pahlawan Hak Azasi Manusia). Munir pergi ke Belanda untuk sekolah, dimana cita-citanya, setelah pulang dari Belanda, maka ia akan membenahi "Hukum Peninggalan Belanda" yang selalu memihak kepada penguasa.

Jadi, Munir dimusuhi oleh tidak saja Negara-negara yang berkepentingan di Indonesia, tetapi juga oleh penghianat-penghianat bangsa.

Kami berharap, semoga akan lahir Munir Munir yang baru. Agar ada perbaikan terhadap sistem Hukum di Indonesia yang sungguh-sungguh berkeadilan.

Senin, 22 November 2010

Komisi V DPR

Menyaksikan Kabar Petang pada TV One mengenai "Anggota DPR menelantarkan TKI di Jedah" ternyata setelah dikonfrontir tidak sekeji itu.

Tetapi tetap, dari penggambaran komunikasi antar Anggota DPR dengan salah satu Sukarelawan, ternyata tercermin adanya "Kasta" di situ

Kalau anggota DPR merasa memiliki "Kasta" yang lebih tinggi dari rakyat yang diwakilinya, bahkan yang menggajinya.

Sungguh tidak tau malu mereka ya....

Minggu, 21 November 2010

Ariel Peterpan vs Sumiati

Kasus ariel yang heboh dihujat oleh kelompok Islam katanya sangat menjunjung tinggi moral keagamaannya membuat saya awalnya, melihat hal yang positif dari hujatan itu sendiri. Padahal buat beberapa keluarga harmonis yang sempat saya tanyakan, mereka sangat tidak terganggu adanya kasus video porno tersebut. Karena menurut mereka, dalam masyarakat global, segala sesuatu dapat dikomunikasikan kepada anak-anak mereka, mana yang baik mana yang buruk.

Jadi intinya, hanya orang tua yang tidak bisa mendidik anaknya secara komunikatif-lah yang merasa video tersebut mengganggu.

Di lain pihak kita melihat kasus yang menimpa diri Sumiati di "Tanah Suci", yang jelas-jelas menginjak-injak martabat orang Islam itu sendiri. Tapi kita tidak melihat ada kelompok Islam yang katanya sangat menjunjung tinggi moral keagamaannya, membela Sumiati dengan gigih, seperti menuntut Ariel secara gigih pula.

Saya jadi nggak simpati dan tidak percaya lagi....

Minggu, 10 Januari 2010

Permintaan Maaf Kepada Bapak Susno Duadji

Melihat kesaksian Bapak Susno Duadji di persidangan mantan Ketua KPT Antasari, sangat mengejutkan saya secara pribadi.

Kalau sebelumnya saya sangat melecehkan pernyataan-pernyataannya. Tetapi pernyataannya dalam persidangan mantan Ketua KPK tersebut, membuat saya angkat topi.

Memang bapak Susno bukan orang yang pertama yang terketuk hati nuraninya untuk menegakan keadilan di bumi tercinta ini. Bapak Wiliardi Wizard sudah lebih dahulu mengungkapan kebobrokan yang ada di dalam tubuh POLRI yang kita cintai bersama.

Tetapi satu sisi, ketika dua orang Perwira Polisi sudah menyatakan kebenaran atau membongkar kebobrokan, di sisi lain seolah-olah ada yang kebakaran jenggot, yakni orang-orang Kejaksaan.

Pertanyaannya? Kapan dua unsur terkait (Kejaksaan dan Kehakiman) ingin pula mengikuti "Jejak Kebaikan" yang sudah terlebih dahulu dilakukan di dalam tubuh Kepolisian.

Karena sangat tidak mungkin adanya mafia peradilan, hanya dilakukan oleh satu lembaga saja, yakni kepolisian. Karena sebuah kasus itu khan jalannya di 3 (tiga) lembaga tersebut.

Kamis, 19 November 2009

Kesamaan dan perbedaan antara Prita dan Anggodo

Bu Prita dan Pak Anggodo sama-sama menghadapi masalah hukum. Tetapi Bu Prita kurang kaya untuk melawan lembaga kapitalis, sedangkan Pak Anggodo adalah Kapitalis yang dengan mudah mengatur pejabat-pejabat yang korup.

Sebagai orang awam mungkin dapat dikatakan;
Bagi orang miskin, perlakuan hukum seperti di negara komunis.
Sedangkan bagi orang kaya, maka perlakuan hukum persis seperti di negara kapitalis.

Selebihnya Anda mungkin bisa berkomentar sendiri....

Senin, 02 November 2009

Umat beragama boleh berbuat jahat????

Jawabannya boleh, coba ikuti rekaman KPK yang diputar di MK

Mendengarkan KPK Diputar di MK

Di satu sisi, saya suka, karena kita dapat mengetahui kejelasan dasar Polisi menangkap pak Bibit dan pak Chandra, sampai dua jam, kayanya tidak ada data yang mengharuskan pak Bibit dan pak Chandra ditahan, karena masih sumir.

Di lain pihak, saya prihatin, ternyata para penegak hukum kita dapat dengan leluasa berhubungan dan mengatur tingkat kesalahan para penjahat kelas kakap.

Di benak saya, ternyata mental dan moral para penegak hukum kita lebih rendah dari penegak hukum di film-film Holiwood yang kita lihat di film-film mafia. Pasalnya, para penegak hukum disana tidak pernah mengatasnamakan baha mereka adalah "Umat Beragama"

Kalau di Indonesia, sebutan "Kita khan umat beragama" seolah-olah menjadi bumbu, bahwa umat beragama di Indonesia boleh berbuat lebih kejam dan lebih jahat dari orang Barat yang kurang beragama.

Selasa, 14 Juli 2009

Waterway dan Monorail

Waterway dan Monorail

Sebuah kebijakan Pemerintah mengenai pembangunan, sudah selayaknya didukung oleh sebuah penelitian yang akurat, selain dari sisi manfaatnya, juga harus dilihat dari sisi visibilitas pengerjaan maupun visibilitas dari pembiayaan yang berkelanjutan.

Dengan demikian tidak ada lagi, kebijakan yang berlaku hanya pada saat si pencetus ide masih menjabat saja.

Hal ini perlu juga adanya aturan yang mengikat pejabat lama dan baru, jika ada penyimpangan dari program jangka panjang. Sehingga, para pejabat tidak semena-mena ingin mewujudkan ambisinya, tanpa memperhitungkan sisi visibiltasnya.

Ambisi mewujudkan ide, tanpa mempertimbangkan secara konfrehensif kepentingan rakyat banyak, juga merupakan pemborosan, yang pada akhirnya dapat pula dilihat sebagai perbuatan korupsi.

Waterway Kini Tinggal Kenangan
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Program transportasi air atau lebih dikenal dengan sebutan waterway yang dulu pernah dibanggakan oleh Pemprov DKI telah gagal dalam pengoperasiannya. Kini, wisata angkutan air yang diluncurkan 6 Juni 2007 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, hanya meninggalkan fasilitas penunjang yang terbengkalai.

Ketika diresmikan, Sutiyoso berharap waterway dapat memenuhi kebutuhan angkutan umum alternatif yang murah dan bebas dari kemacetan. Namun harapan hanyalah tinggal harapan, yang tersisa saat ini hanya bangunan bergaya adat betawi berukuran 1x2 meter bercat hijau penuh debu dan tampak kumuh.

Dadang (37) seorang pemulung mengatakan dermaga waterway yang sudah tidak di urus sejak lama membuat semua fasilitas rusak dan tak terawat. "Udah lama dibiarin begitu doang nggak diurus. Lama-lama rusak juga," kata Dadang kepada detikcom saat ditemui di Halte Karet, Jakarta, Senin (14/7/2009).

Pantauan detikcom, di sekitar dermaga karet terlihat besi tangga yang sudah hancur dan berkarat. Air yang dangkal penuh sampah terlihat bukan hal yang aneh pada sungai Ciliwung ini. Dua buah kapal yang biasa merapat sudah tak terlihat sejak beberapa waktu lalu.

"Kalau malem ada orang yang tidur di situ. Lihat saja banyak tiker, dus dan kasur," imbuhnya.

Pemandangan serupa juga terlihat di dermaga Halimun, Jl Sultan Agung, Jakarta Pusat. Corat-coret cat semprot yang dilakukan sekelompok orang iseng membuat dermaga tersebut terlihat makin tidak nyaman.

Uni (44) warga yang tinggal di sekitar dermaga karet bercerita saat waterway masih beroperasi, kapal-kapal sering kesulitan saat akan menyusuri sungai. Jika hujan deras, akan terjadi peningkatan air. Karena air terlalu tinggi kapal tidak bisa berjalan dengan baik.

"Kalau air terlalu rendah, kapal juga tidak dapat jalan karena dasar kapal akan mentok dengan dasar sungai," tuturnya.

Transportasi air sejauh 2 kilometer ini memilki tiga dermaga yaitu Halimun, Dukuh Atas, dan Karet. Kini transportasi air yang diharapkan bisa mengurai kemacetan di Jakarta hanya tinggal kenangan saja.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2009/07/14/205222/1165058/10/waterway-kini-tinggal-kenangan

Kamis, 02 Juli 2009

Pilpress 2009 - Jangan ragu-ragu

Banyak orang tanya kepada saya, siapa sih yang mau Anda pilih?

Kepada mereka saya katakan, bahwa ketiga Calon Presiden kita kali ini, pernah atau bahkan masih menjabat jabatan kepresidenan.

Jadi, tinggal kita lihat saja mana yang kinerjanya paling baik?

Tapi teman-teman saya tetap bertanya siapa donk?

Menurut saya pribadi, sebetulnya tidak susah, karena dari ketiga CaPres, tinggal dua yang menurut saya, yang hasilnya dapat dirasakan oleh rakyat.
Yakni, Nomor 2 dan 3.

Lho kenapa yang satu tidak?

Menurut saya lagi, Nomor satu waktu memimpin banyak sekali asset negara yang dijual. Contohnya BUMN 2 besar dan vital yang bagaimanapun tidak dapat dibenarkan dari sisi apapun. Karena itu merupakan ciri khas perekonomian Bangsa. Kalau dijual, apalagi yang vital, membuat kita membuka luka di tubuh kita sendiri.

Menjual BUMN merupakan langkah awal untuk mematikan ekonomi kerakyatan.

Jadi jangan lupa nanti tanggal 8, pilih lah dengan cermat. Selamat memilih....

Jumat, 12 Juni 2009

Gerak sejarah tidak harus linier

Gerak sejarah tidak harus linier (bergerak lurus) dalam menuju perubahan utk perbaikan kehidupan.

Namun bgt, bukan berarti para elite politik yg katanya berlomba klaim mau memimpin "perubahan" jg tidak harus 'bergerak 'lurus'. krn perilaku mrk lah perubahan itu bs berujung baik atau rusak. Silahkan cermati... !

Oleh : Standarkiaa Latief (FB)

Selasa, 05 Mei 2009

Platform Politik atau Adu Kekuatan????

Setelah Pemilu Legislatif, terlihat jelas adanya 2 kubu yang berseteru, yakni Kubu Koalisi berdasarkan Platform dan Koalisi yang berhitung Matematis.

Berkaca dari dua kubu di atas, saya hanya dapat melihat bahwa, hari gini masih mau menipu rakyat.

Terlepas apakah platform yang dianut baik atau tidak, tetapi rakyat diajak berfikir secara ideologis dan semoga bukan dogmatis, dan inilah sebenarnya politik yang lebih sehat.

Sedangkan Koalisi Matematis yang hanya berfikir tentang kemenangan, dan tidak lagi menghiraukan pendukungnya, yang memilihnya berdasarkan platform yang mereka iklankan pada saat sebelum pemilu legislatif berlangsung.

Mari kita berfikir, untuk bersikap dalam menetapkan pilihan kita.

Koalisi matematis, saya pikir sudah pasti tidak akan menghiraukan aspirasi rakyat, hal ini terlihat dari cara mereka berkoalisi.

Sedangkan Koalisi Platform, harus pula kita kritisi dengan melihat siapa-siapa yang akan menjadi pucuk pimpinan.

Kalau cawapres dari salah satu partai dengan platform agama yang kuat, maka perlu kita pikirkan lagi untuk memilih atau tidak????

Senin, 30 Maret 2009

Rakyat Subsidi Pemerintah

Senin, 30 Maret 2009 00:00

“Seharusnya Pemerintah yang menyubsidi rakyat, ini malah kebalikannya”
IMAM SUGEMA
Pengamat Ekonomi INDEF

Penetapan harga dan pencabutan subsidi BBM dituding sebagai kebijakan yang ‘menipu’ rakyat. Sebab, kebijakan tersebut telah memaksa rakyat untuk menyubsidi pemerintah.

KEPENTINGAN rakyat seharusnya menjadi prioritas utama ketika pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan. Namun, tidak demikian dengan lima tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY). Beberapa kebijakan SBY justru merugikan rakyat. Salah satunya terkait kebijakan pemerintah soal Bahan Bakar Minyak (BBM).

Demikian diungkapkan pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imam Sugema dalam diskusi yang digelar International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE) dan Ikatan Sarjana Ekonomi (ISAE) di Jakarta, akhir pekan kemarin. Di mata Imam, penetapan harga dan pencabutan subsidi BBM adalah kebijakan yang ‘menipu’ rakyat. Pasalnya kebijakan tersebut justru memaksa rakyat untuk menyubsidi pemerintah. Dalam artian, pemerintah telah mendapat margin atau keuntungan dari harga yang ditetapkan saat ini.

“Saat ini, harga BBM premium yang dibebankan kepada rakyat sebesar Rp4.500. Harga tersebut jauh di atas harga minyak internasional. Jadi, bukannya menyubsidi rakyat, tapi malah menipu rakyat,” ungkap Imam.

Dengan harga sebesar itu, kata pengamat ekonomi tersebut, pemerintah telah mengeruk keuntungan sebesar Rp1,2 triliun/bulan. Perhitungan, dengan mematok harga Rp4.500/liter, ada keuntungan bruto sebesar Rp994 dan keuntungan bersih Rp1.300/liter, Dari sanalah estimasi keuntungan pemerintah mencapai Rp 1,2 triliun.

Berdasarkan perhitungan Imam, seharusnya HPP BBM dipatok pada angka Rp3.187/liter dengan mengacu pada harga BBM internasional yang kini menyentuh pada 39 USD/ barel, dalam kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp11.825. Setelah ditambah PPN 10 persen atau sebesar Rp 319, harga yang seharusnya dijual kepada masyarakat adalah Rp3.506/ liter.

‘’Ini jelas salah kaprah. Seharusnya Pemerintah yang menyubsidi rakyat, ini malah kebalikannya. Padahal, premium adalah salah satu bahan bakar yang harus disubsidi oleh pemerintah,” kata Imam.

Menurut dia, ada dua faktor yang memengaruhi harga BBM di tingkat domestik, yakni harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah. Terkait perkembangan harga minyak mentah dunia, terdapat fluktuasi harga dengan adanya penetapan batas atas dan batas bawah harga minyak/barel. Pada 2004, batas bawahnya adalah 33 dolar/barel sedangkan batas atas berada pada kisaran 56 dolar/barel. Sedangkan perkembangan harga minyak saat ini atau sejak November 2008, kecenderungannya menyentuh batas bawah 2004.

Sementara faktor kedua adalah nilai tukar rupiah. Pada 2008 hingga 2009, negara kita termasuk negara terparah dengan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah yang lebih rendah terhadap dolar menjadi salah satu alasan pemerintah SBY-JK tidak menurunkan harga BBM.

Dari dua faktor tersebut, jelas Imam, penghitungan Harga Pokok Pengadaan (HPP) adalah harga minyak internasional dikali kurs rupiah hingga menghasilkan harga minyak/barel. Sedangkan harga internasional sama dengan harga Mops (harga BBM jadi) di Singapura yang menjadi acuan.

“Dengan demikian, keuntungan bersih yang diperoleh pemerintah sebesar 10% dan 4% diantaranya adalah keuntungan Pertamina,” jelas Imam.

Dikatakan, subsidi seharusnya akan dibayar kalau harga yang dibayarkan lebih rendah dari HPP. Pada 2000 atau saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri, HPP-nya sebesar Rp2.566 dengan subsidi bersih sebesar Rp571/liter. Seharusnya selama Februari 2009, HPP ditetapkan sebesar Rp3.187. Tapi oleh pemerintah ditetapkan sebesar Rp4.500 hingga terdapat selisih sekitar Rp1.300.

“Pemerintah malah disubsidi oleh rakyat sebesar Rp1.300/liter. Di samping itu masih ada minyak produksi dalam negeri yang beredar di pasaran domestik sebesar 1 juta barel/hari. Sayangnya, hanya 15% yang dikuasai Pertamina, selebihnya dikuasai asing,” tukasnya.

Pada 2004, kata Imam, secara fiskal, subsidi ‘bersih’ pemerintah sebenarnya kurang mendukung karena anggaran saat itu hanya Rp380 triliun. Bandingkan dengan anggaran pemerintahan SBY yang mencapai Rp1.000 triliun yang seharusnya secara fiskal mampu memberikan subsidi kepada rakyat.

“Saat ini, subsidi ‘bersih’ negatif dan pemerintah mengambil keuntungan. Selain anggaran yang memadai, pemerintah juga mendapat penghasilan di luar pajak, yakni Rp1,2 triliun per Desember 2008 dan Rp1,1 triliun pada Januari 2009. Sementara estimasi keuntungan bulan Februari 2009 mencapai Rp1,2 triliun. Secara fiskal sebenarnya pemerintah SBY lebih mampu. Terlebih, pemerintah juga mendapat keuntungan dari BBM sebesar Rp15 triliun/tahun,” tandas Imam.

Ditengah krisis global yang menghantam perekonomian dunia, tambah Imam, harga BBM di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Imbasnya harga produksi ikut terpengaruh yang berdampak pada terpuruknya perekonomian nasional. “Perusahaan-perusahaan juga terbebani dan tidak bisa bersaing. Akibatnya, banyak perusahaan tutup dan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Menurut saya, bukan waktu yang tepat pemerintah SBY mencabut subsidi BBM,” demikian Imam.

Jika dibandingkan pada tahun 2004 pada masa Presiden Megawati, harga keekonomian BBM waktu itu sekitar Rp 2.822 per liter. Namun, pemerintah waktu itu menetapkan harga resmi dalam negeri sebesar Rp 1.995 atau Rp 2.000 per liter. Sehingga, jika dihitung ada subsidi yang diberikan pemerintah sekitar Rp 571 per liter.

“Padahal pada tahun 2004 kondisi fiskal kurang mendukung. Anggaran waktu itu hanya sekitar Rp380 triliun. Namun tetap pemerintah Megawati memberikan subsidi untuk rakyat, “ tambah dosen IPB ini.

Sementara saat ini, lanjutnya, kondisi fiskal sebenarnya sangat mendukung pemerintah untuk memberikan subsidi dengan anggaran lebih dari Rp 1.000 triliun. Namun sayang hal itu tidak dilakukan SBY. “Harusnya ini jadi momentum tepat bagi pemerintah SBY memberikan subsidi kepada rakyat. Jadi sebenarnya ini tergantung niat,” tegasnya. d nor/don

Sumber : http://www.beritakota.co.id/edisicetak/berita/berita-utama/1299-rakyat-subsidi-pemerintah

Senin, 25 Agustus 2008

Alat Analisa Sosial Budaya di Indonesia

Kita kadang sulit untuk melihat, bahwa budaya kita ini sudah diracuni oleh negara atau bangsa mana sih?

Untuk mengetahui dan kembali ke budaya asli Indonesia, sebenarnya tidaklah sulit. Karena selama ini hanya ada dua kubu besar yang bertikai di Indonesia, untuk meperebutkan, atau yang ingin memasukan nilai budaya mereka sebanyak mungkin ke Indonesia.

Sebelum kita meloncat ke negara atau bangsa mana yang ingin merebut pengaruh budayanya di Indonesia, terlebih kita harus mengetahui, tujuan mereka.

Tujuang mereka tidaklah sulit untuk ditebak, tidak lain dan tidak bukan adalah mencari keuntungan materi semata. Apapun janji yang disodorkan oleh mereka.

Untuk memudahkan, saya membaginya menjadi dua kelompok besar, yakni Inggris dengan kroni-kroninya di sisi Barat, sedangkan di sisi Timur adalah Arab Saudi dengan Kroni-kroninya.

Pertama-tama, kita mulai dari pengaruh bahasa, dari Barat kita ditekankan untuk dapat berbahasa Inggris, agar kita dapat berkomunikasi dengan dunia Internasional. Dari Timur, kita ditekankan untuk dapat berbahasa Arab, agar kita dapat berdoa secara khusuk.

Keluarga yang menganut Barat, sering kita dengar dengan sebutan Mami Papi, tetapi sebaliknya keluarga yang menganut Timur, sering kita dengar dengan sebutan Abi Uni.

Dalam dunia bahasa, karena pengaruh itu sangat kuat, sehingga dunia dengan mudah mengkleim bahwa bahasa kita tidak memiliki kepribadian bahasa yang kuat. Sehingga dalam dunia bahasa marketing, bahasa Indonesia tidak diperhitungkan, atau memang sengaja dikerdilkan.
Sebagai contoh: Negara Suomi yang penduduknya hanya ratusan ribu, bahasanya dapat kita temui tidak saja di semua perangkat lunak keluaran Microsoft, tetapi pada produk-produk elektronik rumahan. Tetapi bahasa Indonesia, dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dimana pasar elektronik begitu kuatnya, baru akhir-akhir ini kita temukan, itupun tidak di seluruh produk elektronik.

Kedua, dalam dunia model gaya berpakaian, di sisi Barat menawarkan pakaian yang minim, sedangkan di sisi Timur menawarkan pakaian yang serba tertutup. Sedangkan cara berpakaian bangsa ini, sejak dulu adalah resmi atau santai, tetapi sopan. Sopan berarti tidak harus minim atau tidak harus tertutup.

Trus apa hubungannya dengan keuntungan materi????
Jelas, jika pengaruh berpakaian mereka masuk, maka para pengusaha tekstil mereka pun akan dapat menembus pasar Indonesia dengan lebih agresif.

Belum lagi pengusaha accesoris mereka juga akan memperoleh kesempatan untuk membuka pasar yang lebih besar.

Catatan :
Negara Barat menawarkan, dengan menerapkan HAM menurut persepsi mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur. Dengan adanya keadilan dan kemakmuran, membuat orang hidup rukun di dunia bagaikan di surga.

Negara Timur menawarkan, dengan menerapkan nilai-nilai Agama mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur, yang akan menghantarkan mereka sampailah ke surga.
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org