Awalnya saya berfikir, kalau Zainudi MZ paling tidak menggunakan "Pencemaran Nama Baik" kalau tidak menuntut balik.
Dengan digantinya nama "Tim Pembela ... Zainudin MZ" menjadi "Tim Mediasi ... Zainudin - Aida" memberikan makna lain bagi kita semua.
Tim Pembela mempunyai makna: "Membela Yang Benar". Dengan diganti namanya menjadi Tim Mediasi????
Anak kecil juga tahu...... siapa ya yang salah?????
Kalau ber-apologi, bahwa manusia adalah tempatnya salah. Maka jalan keluarnya, kalau masih jadi manusia biasa, jangan suka menasehati orang lain (Khotbah), karena Anda akan lupa menasehati diri Anda sendiri.
Kasihan donk umatnya, mengagumi orang yang salah. Ini berlaku untuk semua peng-khotbah dari semua aliran agama manapun.
Selanjutnya, semoga kita semua tidak terkecoh. Amin amin amin...
Waspadai pengaruh Barat,Timur Tengah, dan Asia Timur
Sudah saatnya kita menggali kembali EKSISTENSI BUDAYA BANGSA KITA SENDIRI
Kearifan Lokal Leluhur Nusantara, Bukan Leluhur Barat, Bukan Leluhur Timur Tengah dan Bukan Leluhur Asia Timur
Barat Menipu Berkedok HAM, Timur Tengah Menipu Berkedok Agama, Asia Timur Menipu Berkedok Dagang
Tampilkan postingan dengan label Oknum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oknum. Tampilkan semua postingan
Rabu, 10 November 2010
Zainudin MZ dan Aida
Label:
Agama,
Ancaman Hukuman,
Diperkosa,
MataHati,
Oknum,
Pembodohan,
PPP,
Skandal,
Vonis,
Walisongo
Kamis, 18 Juni 2009
Lembaga Kepolisian Tempat Berkumpulnya Para Oknum
Membaca berita di Detik.com, miris rasa hatiku. Mendengar pengakuan "Istri Polisi Mengaku Dianiaya Suami Selama 6 Tahun".
Eh pas ngadu kelakuan suaminya ke Provos, dirinya tidak mendapat perlindungan apapun.
Malah disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, di Polda disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek malah disuruh ke Mabes Polri.
Hahahahahahahaha sejuta kali, dia saja (istri dari keluarganya sendiri) dipersulit, apalagi kita-kita.
Jadi mohon pengertiannya, bagi masyarakat lainnya, kalau pelayanan kepolisian kita seperti sekarang ini.
Kamis, 18/06/2009 12:40 WIB
Istri Polisi Mengaku Dianiaya Suami Selama 6 Tahun
Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat. Namun yang dilakukan seorang anggota Samapta Polsekta Tanjung Duren ini sungguh tidak patut. Istri sang polisi pun mengadu ke LBH Apik.
Priska, perempuan 30 tahun ini adalah istri seorang polisi berpangkat Briptu. Selama menikah selama 6 tahun, Priska mengaku terus-terusan diperlakukan buruk oleh suaminya sendiri.
"Dia menendang, menjambak, menghina dan tidak pernah menafkahi," kata Priska saat menggelar jumpa pers di LBH Apik, Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2009).
Tidak hanya itu, Priska juga pernah ditelanjangi di depan tetangganya. Si suami pun mengancam akan menembak si tetangga jika berani melaporkan kejadian itu.
"Saya pernah ditelanjangi untuk mendapat kartu sim card yang saya simpan di mulut saya. Di kartu itu ada SMS bukti selingkuhan," kata Priska.
Tak tahan dengan perlakuan itu, Priska pun melaporkan suaminya ke Propos. Namun Priska mengaku tidak mendapat perlindungan apapun.
"Saya ke Provos tapi saya disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, tapi di Polda saya disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek saya malah disuruh ke Mabes Polri. Saya bingung mau ke mana," kata Priska.
Priska mengatakan, saat ini dirinya masih menunggu suaminya diproses secara hukum. Hingga kini, suaminya masih bekerja seperti biasa. Dia berharap, LBH Apik dapat membantunya mendapat keadilan.
(Ari/ken)
http://www.detiknews.com/read/2009/06/18/124056/1150025/10/istri-polisi-mengaku-dianiaya-suami-selama-6-tahun
Eh pas ngadu kelakuan suaminya ke Provos, dirinya tidak mendapat perlindungan apapun.
Malah disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, di Polda disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek malah disuruh ke Mabes Polri.
Hahahahahahahaha sejuta kali, dia saja (istri dari keluarganya sendiri) dipersulit, apalagi kita-kita.
Jadi mohon pengertiannya, bagi masyarakat lainnya, kalau pelayanan kepolisian kita seperti sekarang ini.
Kamis, 18/06/2009 12:40 WIB
Istri Polisi Mengaku Dianiaya Suami Selama 6 Tahun
Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat. Namun yang dilakukan seorang anggota Samapta Polsekta Tanjung Duren ini sungguh tidak patut. Istri sang polisi pun mengadu ke LBH Apik.
Priska, perempuan 30 tahun ini adalah istri seorang polisi berpangkat Briptu. Selama menikah selama 6 tahun, Priska mengaku terus-terusan diperlakukan buruk oleh suaminya sendiri.
"Dia menendang, menjambak, menghina dan tidak pernah menafkahi," kata Priska saat menggelar jumpa pers di LBH Apik, Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2009).
Tidak hanya itu, Priska juga pernah ditelanjangi di depan tetangganya. Si suami pun mengancam akan menembak si tetangga jika berani melaporkan kejadian itu.
"Saya pernah ditelanjangi untuk mendapat kartu sim card yang saya simpan di mulut saya. Di kartu itu ada SMS bukti selingkuhan," kata Priska.
Tak tahan dengan perlakuan itu, Priska pun melaporkan suaminya ke Propos. Namun Priska mengaku tidak mendapat perlindungan apapun.
"Saya ke Provos tapi saya disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, tapi di Polda saya disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek saya malah disuruh ke Mabes Polri. Saya bingung mau ke mana," kata Priska.
Priska mengatakan, saat ini dirinya masih menunggu suaminya diproses secara hukum. Hingga kini, suaminya masih bekerja seperti biasa. Dia berharap, LBH Apik dapat membantunya mendapat keadilan.
(Ari/ken)
http://www.detiknews.com/read/2009/06/18/124056/1150025/10/istri-polisi-mengaku-dianiaya-suami-selama-6-tahun
Sabtu, 30 Mei 2009
Oknum adalah sebutan baru bagi pahlawan, dalam komunitas Koruptor
Percaya atau tidak, sadar atau tidak, kita sudah diracuni oleh kata-kata oknum pada zaman pemerintahan Soeharto.
Dimana oknum diartikan, sebagai orang yang ketahuan salah/korupsi diantara para koruptor.
Artinya, yang salah/korupsi tapi tidak ketahuan, adalah orang-orang yang masih dilindungi oleh oknum tadi. Sehingga logikanya adalah, oknum merupakan pahlawan bagi komunitasnya, yang sesungguhnya sama-sama berbuat salah/korupsi.
Dalam konteks Bangsa dan Negara, seorang koruptor adalah penghianat bagi pembangunan bangsa, dan perlu diberlakukan sebagai penghianat.
Kapankah para petinggi/pejabat/wakil rakyat/dlsb dapat mengartikan bahwa Koruptor adalah penghianat, dan tentunya juga mengimplementasikannya....
Dimana oknum diartikan, sebagai orang yang ketahuan salah/korupsi diantara para koruptor.
Artinya, yang salah/korupsi tapi tidak ketahuan, adalah orang-orang yang masih dilindungi oleh oknum tadi. Sehingga logikanya adalah, oknum merupakan pahlawan bagi komunitasnya, yang sesungguhnya sama-sama berbuat salah/korupsi.
Dalam konteks Bangsa dan Negara, seorang koruptor adalah penghianat bagi pembangunan bangsa, dan perlu diberlakukan sebagai penghianat.
Kapankah para petinggi/pejabat/wakil rakyat/dlsb dapat mengartikan bahwa Koruptor adalah penghianat, dan tentunya juga mengimplementasikannya....
Label:
HAM,
MataHati,
Oknum,
Pejabat Pemerintah
Langganan:
Postingan (Atom)