Membaca berita di Detik.com, miris rasa hatiku. Mendengar pengakuan "Istri Polisi Mengaku Dianiaya Suami Selama 6 Tahun".
Eh pas ngadu kelakuan suaminya ke Provos, dirinya tidak mendapat perlindungan apapun.
Malah disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, di Polda disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek malah disuruh ke Mabes Polri.
Hahahahahahahaha sejuta kali, dia saja (istri dari keluarganya sendiri) dipersulit, apalagi kita-kita.
Jadi mohon pengertiannya, bagi masyarakat lainnya, kalau pelayanan kepolisian kita seperti sekarang ini.
Kamis, 18/06/2009 12:40 WIB
Istri Polisi Mengaku Dianiaya Suami Selama 6 Tahun
Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat. Namun yang dilakukan seorang anggota Samapta Polsekta Tanjung Duren ini sungguh tidak patut. Istri sang polisi pun mengadu ke LBH Apik.
Priska, perempuan 30 tahun ini adalah istri seorang polisi berpangkat Briptu. Selama menikah selama 6 tahun, Priska mengaku terus-terusan diperlakukan buruk oleh suaminya sendiri.
"Dia menendang, menjambak, menghina dan tidak pernah menafkahi," kata Priska saat menggelar jumpa pers di LBH Apik, Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2009).
Tidak hanya itu, Priska juga pernah ditelanjangi di depan tetangganya. Si suami pun mengancam akan menembak si tetangga jika berani melaporkan kejadian itu.
"Saya pernah ditelanjangi untuk mendapat kartu sim card yang saya simpan di mulut saya. Di kartu itu ada SMS bukti selingkuhan," kata Priska.
Tak tahan dengan perlakuan itu, Priska pun melaporkan suaminya ke Propos. Namun Priska mengaku tidak mendapat perlindungan apapun.
"Saya ke Provos tapi saya disuruh lapor ke Polda Metro Jaya, tapi di Polda saya disuruh ke atasan langsung. Akhirnya dari Polsek saya malah disuruh ke Mabes Polri. Saya bingung mau ke mana," kata Priska.
Priska mengatakan, saat ini dirinya masih menunggu suaminya diproses secara hukum. Hingga kini, suaminya masih bekerja seperti biasa. Dia berharap, LBH Apik dapat membantunya mendapat keadilan.
(Ari/ken)
http://www.detiknews.com/read/2009/06/18/124056/1150025/10/istri-polisi-mengaku-dianiaya-suami-selama-6-tahun
Waspadai pengaruh Barat,Timur Tengah, dan Asia Timur
Sudah saatnya kita menggali kembali EKSISTENSI BUDAYA BANGSA KITA SENDIRI
Kearifan Lokal Leluhur Nusantara, Bukan Leluhur Barat, Bukan Leluhur Timur Tengah dan Bukan Leluhur Asia Timur
Barat Menipu Berkedok HAM, Timur Tengah Menipu Berkedok Agama, Asia Timur Menipu Berkedok Dagang
Tampilkan postingan dengan label Pejabat Pemerintah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pejabat Pemerintah. Tampilkan semua postingan
Kamis, 18 Juni 2009
Minggu, 31 Mei 2009
Manohara, Keterlibatan FBI dan Kedubes AS , serta Menghina Diri Sendiri
Bagi sebagian orang memang sepertinya, keterlibatan FBI dan Kedutaan AS merupakan hal yang hebat.
Bagi saya, ini merupakan penghinaan diri sendiri, dimana Duta kita di Malaysia yang duduk di KBRI, tidak dapat atau tidak mau berbuat apa-apa.
Padahal setiap bulan mereka memakan gaji dari uang rakyat.
Dai Bahtiar waktu wawancara di Istana, mengatakan dengan ringan bahwa itu urusan keluarga.
Logika berfikir sungkan dan pekewuh di negara orang itulah yang harus diubah. Ingat Anda adalah Duta Besar Indonesia bukan Duta Besar Malaysia.
Atau mungkin, kalau tidak salah Duta Besar Indonesia untuk Malaysia adalah jatah Kepolisian.
Banyaknya kasus yang merugikan bangsa Indonesia, bagaimana kalau Duta Besar Indonesia untuk Malaysia bukan lagi dari Kepolisian. Mengingat Duta Besar sebelumnya yang juga dari Kepolisian, tersangkut kasus korupsi.
Setelah dikonfimasi dan dicarikan bukti-bukti, saya sepakat kalau Duta Besar dan segenap Diplomat di Malaysia untuk diganti.
++++++++++++++++++++++++++++
Berita dari DetikNews
Minggu, 31/05/2009 17:25 WIB
FBI & Kedubes AS Terlibat Pembebasan Manohara
Iin Yumiyanti - detikNews
akarta - Kisah Manohara Odelia Pinot bak drama. Demikian pula cerita kaburnya model cantik itu dari Kerabat Kesultanan Kelantan saat berkunjung ke Singapura. Agen khusus FBI, Kedubes Amerika Serikat (AS) dan KBRI terlibat hingga Mano berasil bebas.
"Kita memang minta bantuan FBI dan Kedubes AS serta KBRI. Mereka banyak membantu hinga Mano berhasil pulang ke Indonesia," kata pengacara ibunda Manohara, Yuli Andre Darma, kepada detikcom, Minggu (31/5/2009).
Kedubes AS dilibatkan sebab Manohara mempunyai paspor sebagai warga negara adidaya itu. Ayah Manohara, George Mann, berkebangsaan AS. Andre Yuli menuturkan, keluarga dan tim pengacara berkoordinasi dengan Kedubes AS dan KBRI Singapura setelah mendapat informasi dari orang dalam Kesultanan Kelantan, Manohara akan ke Singapura. Manohara ke Singapura bersama kerabat Kesultanan Kelantan untuk menjenguk Sultan Kelantan yang dirawat di negeri Singa tersebut.
Tim pengacara dan Daisy Fajarina sebenarnya akan terbang ke Singapura, Kamis (28/5/2009). Namun rencana ini bocor ke Kelantan. Daisy dan pengacaranya pun lantas menunda. "Akhirnya agar tidak mencolok Ibu Daisy dan Dewi saja yang berangkat ke Singapura Jumat (29/5/2009). Tentu kita tetap koordinasi dengan Kedubes AS dan KBRI," cerita Yuli Andre.
Manohara berhasil bertemu Daisy di Hotel Royal Plaza Singapura. Mano berhasil kabur setelah memencet-mencet tombol emergency lift hotel saat dipaksa pihak Kesultanan Kelantan untuk dikunci di ruangan raja, di lantai 3 Hotel Royal. Polisi Singapura berdatangan menolong Mano akibat bunyi tombol tersebut. (iy/Rez)
++++++++++++++++++++++++++++
Minggu, 31/05/2009 16:53 WIB
Manohara Minta Dubes RI di Malaysia Diganti
Amanda Ferdina - detikNews
Jakarta - Kekesalan Manohara kepada Kedutaan Besar RI di Malaysia tidak main-main. Mano meminta agar Dubes Malaysia Jenderal Purn Da'i Bachtiar segera diganti.
"Harus diganti Dubes RI di Malaysia," ucap Mano setelah melakukan konpers di Markas Merah Putih, Jalan Biak, Petojo, Jakarta Pusat, Minggu (31/05/09).
Kekesalan tersebut bukanlah tanpa sebab. Mano mengaku tidak mendapatkan bantuan apapun, bahkan terkesan baginya pihak kedubes telah membuat pemberitaan bohong tentang dirinya.
"Dia yang bilang kalau Mano seneng-seneng di KL (Kuala Lumpur), padahal tidak begitu," imbuhnya.
Mano juga menceritakan pernah satu waktu ia menelepon ke pihak kedubes namun tidak ditanggapi. "Saya bilang ini telepon emergency, tapi dibilang tidak bisa karena sedang libur."
Hal senada juga dikisahkan sang ibunda, Daisy, yang mengaku tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari kedutaan Indonesia di sana. "Tidak ada bantuan dari kedubes Indonesia di Malaysia, saya hanya dapat bantuan dari Laskar Merah Putih," kata Daisy. (amd/iy)
Bagi saya, ini merupakan penghinaan diri sendiri, dimana Duta kita di Malaysia yang duduk di KBRI, tidak dapat atau tidak mau berbuat apa-apa.
Padahal setiap bulan mereka memakan gaji dari uang rakyat.
Dai Bahtiar waktu wawancara di Istana, mengatakan dengan ringan bahwa itu urusan keluarga.
Logika berfikir sungkan dan pekewuh di negara orang itulah yang harus diubah. Ingat Anda adalah Duta Besar Indonesia bukan Duta Besar Malaysia.
Atau mungkin, kalau tidak salah Duta Besar Indonesia untuk Malaysia adalah jatah Kepolisian.
Banyaknya kasus yang merugikan bangsa Indonesia, bagaimana kalau Duta Besar Indonesia untuk Malaysia bukan lagi dari Kepolisian. Mengingat Duta Besar sebelumnya yang juga dari Kepolisian, tersangkut kasus korupsi.
Setelah dikonfimasi dan dicarikan bukti-bukti, saya sepakat kalau Duta Besar dan segenap Diplomat di Malaysia untuk diganti.
++++++++++++++++++++++++++++
Berita dari DetikNews
Minggu, 31/05/2009 17:25 WIB
FBI & Kedubes AS Terlibat Pembebasan Manohara
Iin Yumiyanti - detikNews
akarta - Kisah Manohara Odelia Pinot bak drama. Demikian pula cerita kaburnya model cantik itu dari Kerabat Kesultanan Kelantan saat berkunjung ke Singapura. Agen khusus FBI, Kedubes Amerika Serikat (AS) dan KBRI terlibat hingga Mano berasil bebas.
"Kita memang minta bantuan FBI dan Kedubes AS serta KBRI. Mereka banyak membantu hinga Mano berhasil pulang ke Indonesia," kata pengacara ibunda Manohara, Yuli Andre Darma, kepada detikcom, Minggu (31/5/2009).
Kedubes AS dilibatkan sebab Manohara mempunyai paspor sebagai warga negara adidaya itu. Ayah Manohara, George Mann, berkebangsaan AS. Andre Yuli menuturkan, keluarga dan tim pengacara berkoordinasi dengan Kedubes AS dan KBRI Singapura setelah mendapat informasi dari orang dalam Kesultanan Kelantan, Manohara akan ke Singapura. Manohara ke Singapura bersama kerabat Kesultanan Kelantan untuk menjenguk Sultan Kelantan yang dirawat di negeri Singa tersebut.
Tim pengacara dan Daisy Fajarina sebenarnya akan terbang ke Singapura, Kamis (28/5/2009). Namun rencana ini bocor ke Kelantan. Daisy dan pengacaranya pun lantas menunda. "Akhirnya agar tidak mencolok Ibu Daisy dan Dewi saja yang berangkat ke Singapura Jumat (29/5/2009). Tentu kita tetap koordinasi dengan Kedubes AS dan KBRI," cerita Yuli Andre.
Manohara berhasil bertemu Daisy di Hotel Royal Plaza Singapura. Mano berhasil kabur setelah memencet-mencet tombol emergency lift hotel saat dipaksa pihak Kesultanan Kelantan untuk dikunci di ruangan raja, di lantai 3 Hotel Royal. Polisi Singapura berdatangan menolong Mano akibat bunyi tombol tersebut. (iy/Rez)
++++++++++++++++++++++++++++
Minggu, 31/05/2009 16:53 WIB
Manohara Minta Dubes RI di Malaysia Diganti
Amanda Ferdina - detikNews
Jakarta - Kekesalan Manohara kepada Kedutaan Besar RI di Malaysia tidak main-main. Mano meminta agar Dubes Malaysia Jenderal Purn Da'i Bachtiar segera diganti.
"Harus diganti Dubes RI di Malaysia," ucap Mano setelah melakukan konpers di Markas Merah Putih, Jalan Biak, Petojo, Jakarta Pusat, Minggu (31/05/09).
Kekesalan tersebut bukanlah tanpa sebab. Mano mengaku tidak mendapatkan bantuan apapun, bahkan terkesan baginya pihak kedubes telah membuat pemberitaan bohong tentang dirinya.
"Dia yang bilang kalau Mano seneng-seneng di KL (Kuala Lumpur), padahal tidak begitu," imbuhnya.
Mano juga menceritakan pernah satu waktu ia menelepon ke pihak kedubes namun tidak ditanggapi. "Saya bilang ini telepon emergency, tapi dibilang tidak bisa karena sedang libur."
Hal senada juga dikisahkan sang ibunda, Daisy, yang mengaku tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari kedutaan Indonesia di sana. "Tidak ada bantuan dari kedubes Indonesia di Malaysia, saya hanya dapat bantuan dari Laskar Merah Putih," kata Daisy. (amd/iy)
Sabtu, 30 Mei 2009
Oknum adalah sebutan baru bagi pahlawan, dalam komunitas Koruptor
Percaya atau tidak, sadar atau tidak, kita sudah diracuni oleh kata-kata oknum pada zaman pemerintahan Soeharto.
Dimana oknum diartikan, sebagai orang yang ketahuan salah/korupsi diantara para koruptor.
Artinya, yang salah/korupsi tapi tidak ketahuan, adalah orang-orang yang masih dilindungi oleh oknum tadi. Sehingga logikanya adalah, oknum merupakan pahlawan bagi komunitasnya, yang sesungguhnya sama-sama berbuat salah/korupsi.
Dalam konteks Bangsa dan Negara, seorang koruptor adalah penghianat bagi pembangunan bangsa, dan perlu diberlakukan sebagai penghianat.
Kapankah para petinggi/pejabat/wakil rakyat/dlsb dapat mengartikan bahwa Koruptor adalah penghianat, dan tentunya juga mengimplementasikannya....
Dimana oknum diartikan, sebagai orang yang ketahuan salah/korupsi diantara para koruptor.
Artinya, yang salah/korupsi tapi tidak ketahuan, adalah orang-orang yang masih dilindungi oleh oknum tadi. Sehingga logikanya adalah, oknum merupakan pahlawan bagi komunitasnya, yang sesungguhnya sama-sama berbuat salah/korupsi.
Dalam konteks Bangsa dan Negara, seorang koruptor adalah penghianat bagi pembangunan bangsa, dan perlu diberlakukan sebagai penghianat.
Kapankah para petinggi/pejabat/wakil rakyat/dlsb dapat mengartikan bahwa Koruptor adalah penghianat, dan tentunya juga mengimplementasikannya....
Label:
HAM,
MataHati,
Oknum,
Pejabat Pemerintah
Kamis, 23 April 2009
Manohara Pinot diacuhin sama Ketua MPR (PKS) dan Ketua DPR (Golkar)
Pertanyaan pertaman saya, apakah Manohara Pinot masih berstatus WNI????
Kalau bukan WNI, ngapain kita urusin....
Tetapi kalau dia adalah seorang WNI, maka ....
Nasib Manohara memperlihatkan betapa nyawa tidak ada artinya di Indonesia ini. Bayangkan dari wawancara di salah satu tayangan TV swasta, Dai Bachtiar hanya mengatakan bahwa itu urusan keluarga. Gila aja deh
Kalau Manohara masih seorang WNI, apa itu urusan keluarga atau urusan pribadi, kalau ada penganiyayaan tetap harus dibela donk.
Kalau kasus ini benar adanya, maka di sini terlihat tidak adanya kesetiakawanan diantara kita sebangsa. Belum lagi, pernyataan Dai Bachtiar sebagai Duta Besar LBBP (Luar Biasa Berkuasa Penuh)justru menginjak-injak martabat bangsanya sendiri.
Apakah karena sudah dianugerahi atau menjadi Tan Sri Da'i Bachtiar atau malah sudah pindah warga negara????
Kalau di negara yang bermartabat, setiap kesempatan pasti digunakan untuk melindungi warga negaranya.
Pada pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak tanggal 23 April 2009 dengan Ketua MPR Hidayat Nurwahid (PKS) dan Ketua DPR HR Agung Laksono (Golkar) secara bergiliran. Tidak satu pun yang menyinggung masalah warga negaranya.
Jadi mereka mewakili siapa ya????
http://www.detiknews.com/read/2009/04/23/163641/1120385/10/perdana-menteri-malaysia-kunjungi-dpr
Tapi kalau memang sudah bukan WNI, ya itu konsekwensi logis pindah Warga Negara.
Kalau bukan WNI, ngapain kita urusin....
Tetapi kalau dia adalah seorang WNI, maka ....
Nasib Manohara memperlihatkan betapa nyawa tidak ada artinya di Indonesia ini. Bayangkan dari wawancara di salah satu tayangan TV swasta, Dai Bachtiar hanya mengatakan bahwa itu urusan keluarga. Gila aja deh
Kalau Manohara masih seorang WNI, apa itu urusan keluarga atau urusan pribadi, kalau ada penganiyayaan tetap harus dibela donk.
Kalau kasus ini benar adanya, maka di sini terlihat tidak adanya kesetiakawanan diantara kita sebangsa. Belum lagi, pernyataan Dai Bachtiar sebagai Duta Besar LBBP (Luar Biasa Berkuasa Penuh)justru menginjak-injak martabat bangsanya sendiri.
Apakah karena sudah dianugerahi atau menjadi Tan Sri Da'i Bachtiar atau malah sudah pindah warga negara????
Kalau di negara yang bermartabat, setiap kesempatan pasti digunakan untuk melindungi warga negaranya.
Pada pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak tanggal 23 April 2009 dengan Ketua MPR Hidayat Nurwahid (PKS) dan Ketua DPR HR Agung Laksono (Golkar) secara bergiliran. Tidak satu pun yang menyinggung masalah warga negaranya.
Jadi mereka mewakili siapa ya????
http://www.detiknews.com/read/2009/04/23/163641/1120385/10/perdana-menteri-malaysia-kunjungi-dpr
Tapi kalau memang sudah bukan WNI, ya itu konsekwensi logis pindah Warga Negara.
Label:
HAM,
KBRI,
MPR/DPR,
Pejabat Pemerintah
Langganan:
Postingan (Atom)