Kasus ariel yang heboh dihujat oleh kelompok Islam katanya sangat menjunjung tinggi moral keagamaannya membuat saya awalnya, melihat hal yang positif dari hujatan itu sendiri. Padahal buat beberapa keluarga harmonis yang sempat saya tanyakan, mereka sangat tidak terganggu adanya kasus video porno tersebut. Karena menurut mereka, dalam masyarakat global, segala sesuatu dapat dikomunikasikan kepada anak-anak mereka, mana yang baik mana yang buruk.
Jadi intinya, hanya orang tua yang tidak bisa mendidik anaknya secara komunikatif-lah yang merasa video tersebut mengganggu.
Di lain pihak kita melihat kasus yang menimpa diri Sumiati di "Tanah Suci", yang jelas-jelas menginjak-injak martabat orang Islam itu sendiri. Tapi kita tidak melihat ada kelompok Islam yang katanya sangat menjunjung tinggi moral keagamaannya, membela Sumiati dengan gigih, seperti menuntut Ariel secara gigih pula.
Saya jadi nggak simpati dan tidak percaya lagi....
Waspadai pengaruh Barat,Timur Tengah, dan Asia Timur
Sudah saatnya kita menggali kembali EKSISTENSI BUDAYA BANGSA KITA SENDIRI
Kearifan Lokal Leluhur Nusantara, Bukan Leluhur Barat, Bukan Leluhur Timur Tengah dan Bukan Leluhur Asia Timur
Barat Menipu Berkedok HAM, Timur Tengah Menipu Berkedok Agama, Asia Timur Menipu Berkedok Dagang
Tampilkan postingan dengan label KBRI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KBRI. Tampilkan semua postingan
Minggu, 21 November 2010
Kamis, 23 April 2009
Manohara Pinot diacuhin sama Ketua MPR (PKS) dan Ketua DPR (Golkar)
Pertanyaan pertaman saya, apakah Manohara Pinot masih berstatus WNI????
Kalau bukan WNI, ngapain kita urusin....
Tetapi kalau dia adalah seorang WNI, maka ....
Nasib Manohara memperlihatkan betapa nyawa tidak ada artinya di Indonesia ini. Bayangkan dari wawancara di salah satu tayangan TV swasta, Dai Bachtiar hanya mengatakan bahwa itu urusan keluarga. Gila aja deh
Kalau Manohara masih seorang WNI, apa itu urusan keluarga atau urusan pribadi, kalau ada penganiyayaan tetap harus dibela donk.
Kalau kasus ini benar adanya, maka di sini terlihat tidak adanya kesetiakawanan diantara kita sebangsa. Belum lagi, pernyataan Dai Bachtiar sebagai Duta Besar LBBP (Luar Biasa Berkuasa Penuh)justru menginjak-injak martabat bangsanya sendiri.
Apakah karena sudah dianugerahi atau menjadi Tan Sri Da'i Bachtiar atau malah sudah pindah warga negara????
Kalau di negara yang bermartabat, setiap kesempatan pasti digunakan untuk melindungi warga negaranya.
Pada pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak tanggal 23 April 2009 dengan Ketua MPR Hidayat Nurwahid (PKS) dan Ketua DPR HR Agung Laksono (Golkar) secara bergiliran. Tidak satu pun yang menyinggung masalah warga negaranya.
Jadi mereka mewakili siapa ya????
http://www.detiknews.com/read/2009/04/23/163641/1120385/10/perdana-menteri-malaysia-kunjungi-dpr
Tapi kalau memang sudah bukan WNI, ya itu konsekwensi logis pindah Warga Negara.
Kalau bukan WNI, ngapain kita urusin....
Tetapi kalau dia adalah seorang WNI, maka ....
Nasib Manohara memperlihatkan betapa nyawa tidak ada artinya di Indonesia ini. Bayangkan dari wawancara di salah satu tayangan TV swasta, Dai Bachtiar hanya mengatakan bahwa itu urusan keluarga. Gila aja deh
Kalau Manohara masih seorang WNI, apa itu urusan keluarga atau urusan pribadi, kalau ada penganiyayaan tetap harus dibela donk.
Kalau kasus ini benar adanya, maka di sini terlihat tidak adanya kesetiakawanan diantara kita sebangsa. Belum lagi, pernyataan Dai Bachtiar sebagai Duta Besar LBBP (Luar Biasa Berkuasa Penuh)justru menginjak-injak martabat bangsanya sendiri.
Apakah karena sudah dianugerahi atau menjadi Tan Sri Da'i Bachtiar atau malah sudah pindah warga negara????
Kalau di negara yang bermartabat, setiap kesempatan pasti digunakan untuk melindungi warga negaranya.
Pada pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak tanggal 23 April 2009 dengan Ketua MPR Hidayat Nurwahid (PKS) dan Ketua DPR HR Agung Laksono (Golkar) secara bergiliran. Tidak satu pun yang menyinggung masalah warga negaranya.
Jadi mereka mewakili siapa ya????
http://www.detiknews.com/read/2009/04/23/163641/1120385/10/perdana-menteri-malaysia-kunjungi-dpr
Tapi kalau memang sudah bukan WNI, ya itu konsekwensi logis pindah Warga Negara.
Label:
HAM,
KBRI,
MPR/DPR,
Pejabat Pemerintah
Langganan:
Postingan (Atom)