Rabu, 30 Desember 2009

Agen Intelijen Asing Harus Ubah Gaya

Dalam kehidupan demokratis, seorang harus menempatkan diri sebagai orang yang kritis dan mau dikritisi.

Tidak seperti penulis buku yang maunya meng-kritisi Presiden, dengan data-data sampah, tetapi ketika dirinya dikritisi, bukan malah legowo, justru memukul orang yang meng-kritisinya.

Tentang banyaknya orang yang "double standart" di negeri ini, mungkin tidak mengherankan bagi saya. Walaupun saya sedih, karena ini dapat mempengaruhi pikiran orang-orang yang mendengarkan berita dan males membaca.

Yang lebih menyedihkan bagi saya adalah, kita sama-sama tau, pada era Soeharto, orang-orang yang dapat mengkritisi, dan mendapatkan tanggapan negatif dari penguasa, akan mendapatkan uang dari badan-badan intelijen asing, yang besarnya berbanding menaik, sesuai dengan panasnya suhu politik yang dapat dibuat oleh orang-orang ini.

Tetapi mereka-mereka para Agen Intelijen Asing (yang melacurkan diri pada intelijen negara lain), lupa bahwa zaman sudah berubah. Sehingga orang sekarang lebih sulit dibohongi dengan gosip politik kacangan, seperti yang baru dilansir baru-baru ini.

Saya menghimbau, bagi para pelacur-pelacur tersebut, ayolah kita bangun bangsa ini dengan membongkar semua kasus dengan data-data yang memang benar-benarvalid.

Sabtu, 26 Desember 2009

Komitmen oh komitmen

Seorang wakil rakyat yang terpilih di DPR merupakan seorang sosok yang diharapkan memiliki komitmen kepada rakyat yang diwakilinya.

Komitmen dengan rakyat memang sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu, apakah wakil rakyat yang ada di Senayan itu, secara umum memang benar-benar mempunyai komitmen, atas pembelaannya terhadap rakyat yang memilihnya?

Komitmen dengan rakyat adalah komitmen politik, dan bukan komitmen dengan rasa kasih, jadi mungkin sah-sah saja untuk penganut machiavellian untuk melanggarnya.

Dari komitmen yang ada didunia ini, saya rasa komitmen yang tertinggi adalah komitmen dengan pasangan hidupnya. Karena dengan rakyat seorang politisi sekalipun tidak harus meniduri seluruh pendukungnya.

Kalau komitmen dengan pasangan hidupnya saja sudah dilanggar, maka apa jadinya.

Sumber : http://rumahabi.info/foto-skandal-ruhut-sitompul-dengan-diana-lupita.html


Jumat, 25 Desember 2009

Orang-orang Papua yang masih tinggal di Pengasingan Tertarik untuk Pulang

Wilson
Bahasa Indonesia warga Papua tinggal di Papua Nugini dan di luar negeri selama 40 tahun kini dapat kembali untuk membangun kembali tanah air mereka di barat New Guinea, pemenang Penghargaan Logohu dan PNG wartawan Franz-Albert Joku mengatakan Dia baru saja kembali ke Port Moresby setelah negosiasi dengan pusat Bahasa Indonesia pemerintah dan pejabat pemerintah provinsi Papua pada otonomi khusus dan bagaimana orang Papua Barat di PNG dan luar negeri bisa berpartisipasi.

Para pemerintah PNG mendukung proses otonomi khusus di dua provinsi Indonesia, Papua dan Papua Barat dan PNG pejabat akan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan pemerintah provinsi Papua untuk mendaftarkan Papua Barat yang melarikan diri dari Indonesia pada 1960-an, 1970-an dan 1980-an yang setuju untuk pulang ke rumah. Beberapa dari mereka mengikuti program repatriasi 19-22 November 2009.

"Kata Joku menghimbau Papua Barat berjuang untuk kemerdekaan di semak-semak dan gunung-gunung untuk mencapai kompromi dan bekerja bersama di bawah proses otonomi khusus baru," Harlyne Joku melaporkan di The Nasional (Port Morsby). "Dia bilang di bawah otonomi khusus, Papua Barat akan memiliki 85 persen kebebasan untuk memberdayakan diri mereka di tanah mereka sendiri. Dia berkata sekarang, langkah positif yang telah ditetapkan dan proses otonomi khusus disahkan oleh pemerintah Indonesia pada bulan Oktober 2001 mulai bekerja. Pemimpin sedang terpilih dalam proses demokrasi. "

Joku juga menarik berpendidikan Papua Barat tidak dapat penonton dari proses otonomi tetapi membuatnya bekerja, menambahkan ada kebebasan berbicara, gerakan dan pemilihan. Meskipun ayah mereka menuntut kemerdekaan politik, pemerintah Indonesia telah memberikan otonomi khusus.

"Tidak seperti sebelumnya ketika orang-orang berkuasa di bawah laras senapan. Jika semuanya berjalan seperti yang diharapkan di bawah otonomi khusus, antara tujuh dan sembilan tahun waktu, dalam pengembangan dari PNG," katanya. Jadi, jangan merasa ragu kembali ke Papua dan bersama-sama menciptakan tanah pembangunan dan perdamaian.

Sumber : PapuaToday.com

Rabu, 16 Desember 2009

Police arrest three over PT Freeport shooting incidents

Jayapura, Papua - Police on Monday arrested three yet-to-be-identified men believed to belong to an armed gang responsible for security disturbances in PT Freeport`s concession area in the easternmost province of Papua.The police made the arrest during security restoration operations at Kwamki Baru in Timika, capital of Mimika district, a police source said.The gang was believed to be responsible for three shooting incidents in the PT Freeport area earlier this month.

Drew Nicholas Grant, an Australian working for the Indonesian subsidiary of US-based mining giant Freeport, was shot dead by unidentified gunmen at mile 53 road connecting Timika and Tembagapura, Mimika district, Papua, on July 11. Grant was shot dead when travelling with other workers, Jhon Biggs, Maju Panjaitan, and Lidan Madandan in a car from Timika to Tembagapura.On July 12, unidentified gunmen again shot dead Markus Rante Allo, the company`s security guard, at mile 51. On July 13, Brigadier I Marson Freddy Pattipeilohy, a Papua police officer, was found dead at mile 52 after reportedly gone missing earlier.

Source : Monday, July 20, 2009 | National |Antara

Timika ambush death toll rises to three

Markus Makur,
A police officer was found dead Monday on a section of the road connecting Timika and PT Freeport Indonesia’s Grassberg mine in Tembagapura in Papua, after being declared missing following an attack on a convoy of police troops on Sunday.

The body of Second Brig. Marson was discovered in a ravine in Mile 64 of the road in Tembagapura district, Papua Police chief Insp. Gen. Bagus Ekodanto said Monday.

Marson was among the police personnel flanking Freeport security guards who were ambushed by a group of armed people on Sunday. Freeport security guard Markus Rante Allo was killed in the attack.

Papua Police deputy chief Brig. Gen. Riady Koni said the police found Marson’s body after sifting through the site of the ambush. They had discovered Marson’s firearms shortly after the attack. Freeport’s Australian employee Drew Nicholas Grant was killed in a separate ambush on Saturday.

Source : The Jakarta Post , Timika | Mon, 07/13/2009 | National

Jumat, 11 Desember 2009

Pola Penegakan Hukum Berkepentingan Bisnis

Sebagai orang yang awam dalam hukum, saya berfikiran bahwa penjahat adalah orang yang melakukan kejahatan itu sendiri, sedangkan orang yang kena dampak dari perbuatan jahatnya adalah korban.

Diantara subjek dan objek tersebut, mungkin masih ada pelaku pendukung.

Menyikapi kejadian sehari-hari, kita gamblang melihatnya, bahwa yang lebih banyak ditangkap dan diadili adalah justru objek dan pendukung. Pertanyaannya ????

Kalau pelaku utama yang ditangkap, maka nggak ada kerjaan (objekan) penegak hukum tersebut, seperti persis kita dengar bersama rekaman Anggodo di MK.

Contoh yang paling gampang dilihat adalah, pada korban Narkoba yang lebih mendapat perhatian dari pihak penegak hukum.

Secara logika, semakin banyaknya korban pengguna narkoba ditangkap (yang seharusnya hanya sebagai saksi), semakin banyak pula informasi yang didapat oleh pihak penegak hukum untuk menangkap pengedar narkoba itu sendiri.

Lagi-lagi, kalau pengedarnya sudah habis, maka objekannya juga sudah habis.

Di negara maju, biasanya pengguna atau yang disebut korban selalu dilindungi, dan yang dikejar-kejar adalah pengedarnya.

Wakakakak

KPK aja sudah hampir amblas, karena KPK merebut objekan gede, khusus buat petinggi-petinggi.

Biar adil, kasus narkoba yang melibatkan petugas lapangan, tetap pada polanya, sehingga adilah bagi-bagi rejeki yang tinggi dapet gede, yang rendah dapet recehan.

Bisnis recehan kalau menangkap pecandu yang bukan orang kaya.

Huahuahua

Jadi adil adalah seperti itu????

Senin, 07 Desember 2009

Dukung Ibu Prita dan Ibu Juliana

Ibu Prita yang sharing dengan teman-teman milis harus membayar 204 juta, karena dianggap pencemaran nama baik. Padahal yang apa yang diraskan oleh ibu Prita bukan karangan belaka.

Ibu Juliana yang anaknya "Jared" mengalami kebutaan karena kesalahan penanganan, justru ditawari 1.5 milyar (TV One pagi).

Baik ibu Prita mapun Ibu Juliana adalah dua orang ibu-ibu yang dizolimi oleh sistem keadilan di Indonesia.

Saya sepakat dengan himbauan bapak Imam Prasojo, yang mengatakan untuk tidak mendatangi rumah sakit yang seperti itu.

Minggu, 06 Desember 2009

"Koin untuk Prita"

Gerakan sosial "Koin untuk Prita", mencerminkan adanya kepasrahan rakyat kecil Indonesia, terhadap adanya keadilan yang hanya berlaku bagi masyarakat yang kaya saja.

Uang "Koin untuk Prita" tersebut adalah simbol penindasan bagi rakyat kecil. Jadi jika nanti uang receh tersebut diterima oleh pihak penuntut, dan disalurkan kepada sebuah panti... maka terhinalah panti itu sendiri.

Bagi pengurus panti, atau bekerja sebagai pelaku sosial, tentunya memiliki empati yang tinggi terhadap penindasan. Layaknyalah, tidak ada satu pantipun yang mau menerima saluran dana dari hasil tuntutan kepada Prita.

Yang perlu diingat, jika ini terjadi, pihak penuntut hanya menggunakan panti sebagai alat untuk membersihkan pola pikir kekejiannya.

Kamis, 19 November 2009

Kesamaan dan perbedaan antara Prita dan Anggodo

Bu Prita dan Pak Anggodo sama-sama menghadapi masalah hukum. Tetapi Bu Prita kurang kaya untuk melawan lembaga kapitalis, sedangkan Pak Anggodo adalah Kapitalis yang dengan mudah mengatur pejabat-pejabat yang korup.

Sebagai orang awam mungkin dapat dikatakan;
Bagi orang miskin, perlakuan hukum seperti di negara komunis.
Sedangkan bagi orang kaya, maka perlakuan hukum persis seperti di negara kapitalis.

Selebihnya Anda mungkin bisa berkomentar sendiri....

Selasa, 17 November 2009

Hak-hak Minoritas dan Multikulturalisme di Indonesia

Oleh Ridwan al-Makassary
Adalah rahasia umum bahwa Indonesia adalah hamparan masyarakat heterogen yang sedang terus menerus mendefinisikan dirinya. Dikenal sebagai masyarakat majemuk (pluralis), Indonesia terbentuk dari lima ratus etnik yang berbicara dalam enam ratus jenis bahasa.

Dewasa ini berbagai kelompok etnik tersebut hidup berdampingan dengan kelompok etnik lokal lainnya baik di kota maupun di desa. Dalam konteks ini, jalinan hubungan antar-etnik semakin intensif dibandingkan dengan jaman dulu. Selanjutnya, realitas ini rentan menimbulkan problematika akomodasi perbedaan budaya antara kelompok pendatang dan komunitas lokal, terutama jika komunitas pendatang cenderung lebih baik secara ekonomi.
Gagasan tentang hakminoritas dan multikulturalise menjadi signifikan dalam konteks semacam itu. Masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh bagaimana keragaman itu bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menghasilkan konstruksi masyarakat pluralis yang mengakui dan merayakan perbedaan.
Menurut Parsudi Suparlan, Kelompok minoritas adalah orang-orang yang diperlakukan secara diskriminatif dalam masyarakat karena ciri-ciri fisik tubuh atau asal-usul keturunannya atau kebudayaannya berbeda. Mereka tidak saja diperlakukan sebagai orang luar dalam masyarakat tempat mereka hidup, namun juga menempati posisi yang tidak menguntungkan, karena mereka tidak memperoleh akses terhadap sosial, ekonomi, dan politik.
Dewasa ini diskursus hak minoritas didominasi oleh teori politik, terutama setelah bangkrutnya ideologi komunisme yang melahirkan gelombang nasionalisme etnik di Eropa Timur yang secara dramatik telah merubah proses demokratisasi. Namun, terdapat beberapa faktor di dalam sistem demokrasi yang mapan yang menunjukkan pentingnya etnisitas; resistensi orang pribumi melawan imgiran dan pengungsi di berbagai negara Barat maju, kebangkitan dan mobilisasi politik indegenous people yang berujung pada lahirnya draft deklarasi hak indegenous people di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, peningkatan ancaman separatis terjadi di sejumlah negara demokratis seperti Kanada (Quebeq), Inggris (Skotlandia), Belgia (Flanders) dan Spanyol (Katalonia).
Sementara itu, kondisi multikultur sebuah negara tidak dengan serta merta meniscayakan warganya hidup dalam tatanan multikultural. Satu negara hanya dapat dikatakan sebagai sebuah negara multikultur jika berbagai divesitas budaya yang eksis memiliki kesetaraan dalam arena publik.
Konsep multikulturalisme pada dasarnya menyokong gagasan mengenai perbedaan dan heteroginitas, sekaligus mendorong isu kesetaraan antara kelompok mayoritas dan minoritas. Karenanya, poin multikulturalisme adalah apakah entitas yang beragam tersebut memperoleh status yang setara dalam negara, atau justru mengalami minoritisasi melalui kebijakan publik negara.
Indonesia memang merupakan negara dengan kondisi multikultur, tetapi belum semua warganya bisa menerima gagasan tentang sebuah tatanan multikultural. Munculnya keterbukaan politik saat ini, setelah selama lebih dari tiga dekade hidup dalam pasungan otoritarianisme, itu justru menjadi salah satu pintu masuk bagi berlangsungnya bermacam-macam proses penguatan politik identitas (primordial) di banyak tempat. Lebih dari sekedar bentuk-bentuk euphoria politik setelah lepas dari otoritarianisme, kecenderungan politisasi identitas etnik dan agama yang sekarang terjadi di beberapa daerah sampai pada level ketika kebersamaan sebagai sebuah bangsa mulai dipertaruhkan. Beberapa tendensi formalisasi agama melalui kebijakan publik dalam label peraturan daerah, misalnya, mengundang resiko dilanggarnya the lowest common denominator yang sudah disepakati bersama sejak Indonesia meraih kemerdekaan dari kolonialisme tahun 1945 yang lalu, yakni fundamen bahwa Indonesia bukanlah negara yang didasarkan pada satu agama tertentu.
Singkatnya, semua anak bangsa mesti menyadari bahwa negara ini adalah milik bersama dan bukan milik etnik dan agama tertentu. Karenanya diperlukan kebijakan publik yang bisa memayungi semua kelompok dan mewujudkan integrasi sosial. Dalam hal ini, hak-hakminoritas dan multikulturalisme dapat menjadi alternatif dan solusi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Penulis adalah Koordinator Program Islam dan Hak Asasi Manusia di Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sumber : www.pelita.or.id/baca.php?id=74945


Pemahaman dan Penguatan Wawasan Kebangsaan

oleh adi supardi

Suatu bangsa menjadi bangsa besar; produktif dan mandiri, adil dan beradab, solidaritas tinggi dan berwibawa, serta ketegaran yang berkelanjutan, bukan semata-mata dilihat dari besarnya jumlah penduduk; melainkan kualitas manusia (“masyarakat”) sebagai bangsa kuat dan beradab.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Ikatan Sosiologi Indonesia , Dr. Ir. Tri Pranadji, MSi, APU dalam “Forum Komunikasi dan Konsultasi Pembauran dalam Rangka Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan “ di Jakarta 8 September 2009

Dijelaskan, Penguatan pengintegrtasi multicultural bangsa terdapat Enam elemen sosio-kultural : Nilai-nilai sosio-kultural . Kepemimpinan progresif , Struktur masyarakat. Sistem pemerintahan, Kompetensi SDM dan Manajemen social.

Source : etnisuku.wordpress.com

Selasa, 10 November 2009

Maju terus Williardi Wizard

Demi nama penyelamatan bangsa, kita dukung terus kejujuran Williardi Wizard
Semoga terbongkar semua kasus-kasus kebobrokan buaya-buaya

Jangan biarkan mereka yang ingin tobat jalan sendiri.

Yang tinggal kita tunggu adalah, kejujuran Rani. Karena pada hari penembakan, dia sudah diamankan oleh Polisi.

Dari tulisan saya sebelumnya mengenai Antasari, saya memang sudah yakin bahwa ini hanya sebuah rekayasa.

Senin, 02 November 2009

Umat beragama boleh berbuat jahat????

Jawabannya boleh, coba ikuti rekaman KPK yang diputar di MK

Mendengarkan KPK Diputar di MK

Di satu sisi, saya suka, karena kita dapat mengetahui kejelasan dasar Polisi menangkap pak Bibit dan pak Chandra, sampai dua jam, kayanya tidak ada data yang mengharuskan pak Bibit dan pak Chandra ditahan, karena masih sumir.

Di lain pihak, saya prihatin, ternyata para penegak hukum kita dapat dengan leluasa berhubungan dan mengatur tingkat kesalahan para penjahat kelas kakap.

Di benak saya, ternyata mental dan moral para penegak hukum kita lebih rendah dari penegak hukum di film-film Holiwood yang kita lihat di film-film mafia. Pasalnya, para penegak hukum disana tidak pernah mengatasnamakan baha mereka adalah "Umat Beragama"

Kalau di Indonesia, sebutan "Kita khan umat beragama" seolah-olah menjadi bumbu, bahwa umat beragama di Indonesia boleh berbuat lebih kejam dan lebih jahat dari orang Barat yang kurang beragama.

Senin, 05 Oktober 2009

Noordin M Top Ternyata Doyan Disodomi

Membaca judul di atas dari sebuah blog, saya jadi penasaran. Langsung saja saya googling sehubungan dengan informasi di atas, ups...., yang saya dapatkan adalah sbb:

Gaya Ibrahim yang khas....

Sumber:
Rabu, 22/07/2009 06:25 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
E Mei Amelia R - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2009/07/22/062537/1169094/10/ibrahim-tinggalkan-wasiat-agar-keluarga-bayar-utang

-- Batas Berita Baru

Dani Agak Gemulai Tapi Beli Air Mineral Galon Angkat Sendiri

Nama Dani Dwi Permana kini menjadi buah bibir. Pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott itu sosoknya dikenang lemah gemulai.

Meski demikian, saat membeli air mineral galon, Dani selalu mengangkatnya sendiri. Ia tidak mau si penjual air mineral membawakan barang yang dibelinya sampai ke rumah.

Demikian disampaikan penjaga toko di depan rumah kontrakan Ibrohim, Resti (17) di Jl Pondok Jaya I, Mampang, Jakarta, Rabu (12/8/2009). Dani dan tersangka teroris lainnya pernah datang ke kontrakan rumah di Mampang itu selama 3 minggu. Resti menuturkan, Dani sering membeli makanan kecil dan air mineral usai maghrib. "Dia nggak mau diantarin galonnya. Padahal kalau di sini semua pada diantarin. Katanya nggak usah dekat kok," kata Resti yang awalnya menduga Dani adalah Ibrohim. Namun saat ditunjukkan foto-foto para tersangka bom, Resti mengaku yang dimaksudnya adalah Dani.

Resti mengatakan, Dani sosok yang tampak lemah gemulai. Karena itu dirinya kaget saat melihat pemberitaan di televisi kalau Dani terlibat teroris. "Dia agak lemah gemulai gitu sih, makanya kita kaget," tutur Resti.

Tidak hanya Ibrohim, ada seorang pria lainnya yang berkulit hitam serta brewokan yang juga tinggal di rumah tersebut. "Di sini mereka sekitar 3 mingguan," ujarnya.

Pantauan detikcom, pukul 11.00 WIB, rumah yang berukuran 8x4 meter itu tidak diberi garis polisi. Cukup sulit mencari rumah itu karena penduduk setempat mengunci rapat mulut mereka sejak penggerebekan Densus 88.

Pemilik kontrakan, Gondo dan Wiwit pun mengurung diri dan enggan berkomentar. Sementara itu anak Ketua RT, Puri membenarkan adanya anggota Densus 88 beberapa kali menemui bapaknya, Susmadi. (gus/iy)

Sumber :
Rabu, 12/08/2009 12:21 WIB
updated
Andi Saputra - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2009/08/12/122115/1181770/10/ibrohim-agak-gemulai-tapi-beli-aqua-galon-angkat-sendiri?991101605

-- Batas Berita Baru

Mun'im Idris: Noordin Biasa Disodomi
Tim dari Universitas Indonesia (UI) menemukan kelainan di jasad gembong teroris Noordin M Top. Kelainan itu adalah bentuk corong di dubur pria yang mempunyai sejumlah istri itu.

"Ada berbentuk corong di duburnya. Biasa disodomi, sudah sering melakukan itu," kata ahli forensik RSCM dr Mun'im Idris kepada detikcom, Rabu (30/9/2009).

Menurut Mun'im, bentuk corong itu merupakan tanda-tanda Noordin sering disodomi. "Ya itu kita periksa. Agak sensitif memang," ujar pria yang selalu bertopi ini.

Namun, apakah benar jasad tersebut adalah jenazah Noordin? Hingga kini, sejumlah kalangan meragukan jenazah pria berewokan yang membujur kaku di RS Polri adalah Noordin. Menurut mereka yang skeptis, ciri-ciri jasad itu tidak seperti yang melekat pada Noordin.

Sementara itu Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak saat dikonfirmasi soal temuan Mun'im mengaku belum mengetahui informasi tersebut. "Saya belum terima informasi itu. Kita tunggu saja," katanya. (gus/iy)

Sumber :
Rabu, 30/09/2009 16:13 WIB
Chazizah Gusnita - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2009/09/30/161300/1212029/10/munim-idris-noordin-biasa-disodomi

-- Batas Berita Baru

Polisi Tak Tahu Kelainan Dubur Noordin
Polri mengaku tak tahu-menahu perihal kelainan yang terdapat pada jenazah gembong teroris Noordin M Top.

Sebelumnya, tim forensik Universitas Indonesia (UI) yang siang tadi mendatangi RS Polri, antara lain Adrianus Meliala dan Mun'im Idris. Mun'im mengatakan, terdapat kelainan pada dubur jenazah Noordin. Namun, ahli forensik itu enggan menjelaskan lebih detail mengenai kelainan tersebut.

"Saya tidak tahu soal itu. Itu kan bagian kedokteran, bukan bagian penyidik," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna, Rabu (30/9) di Mabes Polri.

Menurut Nanan, pemeriksaan pada kondisi fisik jenazah merupakan tugas dari tim kedokteran, bukan tugas dari penyidik Polri. "Polisi itu penyidik, memangnya ngutak-atik dubur. Ada yang jadi bagian penyidik ada yang bagian kedokteran. Harus dibedakan itu," terangnya.

Ia menegaskan, yang mengetahui secara persis kondisi fisik jenazah adalah tim kedokteran. "Ya yang tahu itu kan dari DVI, dokter, dan forensik," tegasnya.

Sumber :
Kompas Rabu, 30 September 2009 | 17:20 WIB
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/30/17203339/polisi.tak.tahu.kelainan.dubur.noordin.

Jumat, 25 September 2009

Meraih Mimpi

Kemarin saya menonton "Meraih Mimpi", wah-wah, saya salut dan kagum dengan kwalitas film cartoon layar lebar pertama buatan anak negeri yang saya tonton ini.

Sebagai orang awam, menurut saya hampir perfect, tetapi ada satu hal yang mengganjal perasaan saya.
Ketika adegan yang sebetulnya menegangkan, saya tidak dapat merasakan ketegangan itu. Saya tanya juga ke beberapa penonton yang lain, jawabannya ternyata sama dengan saya.
Tetapi secara keseluruhan film tersebut, keren abis....

Jumat, 18 September 2009

Tokoh India Indonesia : Raam Punjabi

oleh adi supardi

Tokoh India Indonesia (Etnis India Indonesia) bernama Raam Punjabi yang mempunyai nama lengkap Raam Jethmal Punjabi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 6 Oktober 1943 adalah seorang produser film dan sinetron paling sukses di Indonesia dengan rumah produksinya Multivision Plus.

Multivision Plus menaungi 150 artis, 20 sutradara, dan 300 tenaga yang dikontrak secara eksklusif oleh production house itu dan setiap minggu, Multivision Plus membuat tayangan sinetron lebih kurang 22 jam.

Pada tahun 2004, terbit buku biografi Raam Punjabi berjudul Panggung Hidup Raam Punjabi. Buku setebal lebih dari 300 halaman dan disusun oleh Alberthiene Endah itu banyak mengetengahkan sisi kehidupan Raam Punjabi. Buku tersebut ini diterbitkan Grasindo (kelompok penerbit milik PT Gramedia).

Penyelamat industri perfilman Indonesia, Raam Punjabi memiliki istri bernama :
Shanta Ramchand Harjani (Raakhee Punjabi) dan anak bernama Ameet Punjabi (Alm), Karuishma Punjabi, Amrit Punjabi. Sedangkan Ayah bernama Jethmal Tolaram Punjabi dan Ibu bernama Dhanibhai Jethmal Punjabi

Source : etnisuku.wordpress.com

Rabu, 16 September 2009

Etnis India Indonesia : Perkembangan Populasinya

oleh adi supardi

Menurut Wikipedia, diperkirakan populasi Etnis India Indonesia (EII) sekitar 50.000 – 80.000 orang, yang separuhnya bermukim di kawasan Medan dan Pematang Siantar Sumatra Utara, di Jakarta sekitar 10.000 orang dan sisanya tersebar diberbagai wilayah seperti Palembang, Aceh, Bandung, Semarang, Surakarta, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Bangil dan Bali.

Hitungan tersebut hanya untuk orang keturunan India yang benar-benar tulen dari India dan belum termasuk yang berdarah campuran.

Ditilik dari asal muasalnya, mereka terdapat tiga kelompok yaitu suku Tamil berasal dari India Selatan, suku Punjabi dan suku Sindhi. dari India Utara.

Untuk agama, mayoritas EII menganut agama Hindu dan Budha, sebagian lain beragama Sikh, Kristen dan Islam.

Source : etnisuku.wordpress.com

Selasa, 08 September 2009

Pemahaman dan Penguatan Wawasan Kebangsaan

oleh adi supardi

Suatu bangsa menjadi bangsa besar; produktif dan mandiri, adil dan beradab, solidaritas tinggi dan berwibawa, serta ketegaran yang berkelanjutan, bukan semata-mata dilihat dari besarnya jumlah penduduk; melainkan kualitas manusia (“masyarakat”) sebagai bangsa kuat dan beradab.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Ikatan Sosiologi Indonesia , Dr. Ir. Tri Pranadji, MSi, APU dalam “Forum Komunikasi dan Konsultasi Pembauran dalam Rangka Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan “ di Jakarta 8 September 2009

Dijelaskan, Penguatan pengintegrtasi multicultural bangsa terdapat Enam elemen sosio-kultural : Nilai-nilai sosio-kultural . Kepemimpinan progresif , Struktur masyarakat. Sistem pemerintahan, Kompetensi SDM dan Manajemen social.

Source : etnisuku.wordpress.com

Minggu, 30 Agustus 2009

Etnis India Indonesia : Masjid Al Anshor Pekojan, Kecamatan Tambora , Jakarta Barat, Indonesia

oleh adi supardi

Bangunan Masjid Al Anshor yang terletak di Rt.006/Rw.04 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Indonesia. Pada massa penjajahan Belanda, daerah itu bernama Kampoeng Toea Pekojan. Nama PE-KOJA-N adalah kampong tempat tinggal orang Kodja. Sebutan orang Kodja adalah orang India atau etnis India.

Bangunan Masjid Al Anshor yang disamping terdapat pemakaman kuno, bernilai sejarah berkaitan Etnis India Indonesia, karena bangunan Masjid Al Anshor diatas tanah wakaf dari Warga Negara India dengan bukti sertifikat nomor : M.166 tanggal 18-03-92 AIW/PPAIW : W3/011/c/4/1991 tanggal 8-5-1991. Diperkuat dengan pemasangan Papan Undang Undang Monumen oleh Pemerintah DKI Jakarta (Dinas Musium dan Sejarah) berbunyi : Perhatian : SK Gubernur No.cb.11/1/12/72 tanggal 10 Januari 1972 (Lembaran Daerah no.60/1972). Gedung ini dilindungi Undang Undang Monumen ST BL 1931 no.238. Segala tindakan berupa pembongkaran, perubahan, pemindahan diatas bangunan ini hanya dapat dilakukan seizin Gubernur Kepala Daerah. Setiap pelanggaran akan dituntut sesuai Undang Undang yang berlaku.

Selain itu, berkaitan sejarah Bangunan Masjid Al Anshor , terdapat bangunan musholla tertua bernama Langgar Tinggi di dirikan pada tahun 1249 H (1829 M) yang terletak di Rt.02/Rw.01 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Indonesia.

Peninggalan Etnis India atas Bangunan Masjid Al Anshor beserta makam kuno tersebut dapat dijadikan tempat obyek wisata religius (keagamaan).

Source : etnisuku.wordpress.com

Jumat, 28 Agustus 2009

Muslim Etnis India Indonesia, sejarah masuknya Islam ke Indonesia dari India ?

oleh adi supardi

Sejauh ini, perbincangan mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia masih didominasi dua teori yang sudah klasik dan klise, serta disinyalir penulis buku ini mengandung penanaman ideologi otentisitas. Bias ideologi otentisitas itu kira-kira menyatakan, kalau Islam yang datang ke Nusantara bukan berasal dari tanah Arab atau Timur Tengah, maka nilai kesahihan dan ke-afdhal-annya akan dipertanyakan. Makanya, teori pertama tentang datangnya Islam di Nusantara menyatakan bahwa Islam dibawa ke Nusantara oleh para pedagang yang berasal dari Arab/Timur Tengah. Teori ini dikenal sebagai teori Arab, dan dipegang oleh Crawfurd, Niemann, de Holander. Bahkan Fazlur Rahman juga mengikuti mazhab ini (Rahman: 1968). Kedua adalah teori India. Teori ini menyatakan bahwa Islam yang datang ke Nusantara berasal dari India. Pelopor mazhab ini adalah Pijnapel yang kemudian diteliti lebih lanjut oleh Snouck, Fatimi, Vlekke, Gonda, dan Schrieke (Drewes: 1985; Azra: 1999).


Muslim Etnis India Indonesia memiliki sejarah peninggalan tempat ibadah seperti pembangunan Masjid Raya Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Musholla atau Langgar Tinngi yang didirikan pada tahun 11249 H (1829 M) dan Masjid kuno Al-Anshsor yang dibangun pada 1648 oleh para Muslim India. Menurut Sekretaris DPC NU Kota Singkawang, Bakri, Masjid Raya Kota Singakwang dibangun sekitar abad 12 oleh Muslim India.

Apakah peninggalan sejarah pembangunan masjid dan musholla atau Langgar tersebut dapat memperkuat bahwa Islam yang datang ke Nusantara berasal dari India ?

Kepada yang mengetahui sejarah pembangunan masjid itu dengan sejarah perkembangan Muslim Etnis India Indonesia, dipersilahkan membagi pengetahuan ini yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Teriam kasih

Sumber : etnisuku.wordpress.com

Kamis, 27 Agustus 2009

Peninggalan muslim India di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Indonesia

oleh adi supardi

Pekojan merupakan salah satu tempat bersejarah diJakarta. Daerah pekojan pada era kolonial Belanda dikenal sebagai kampung Arab. Namun kini, mayoritas penghuni Pekojan adalah keturunan Tionghoa.
Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18 menetapkan Pekojan sebagai kampung Arab. Kala itu, para imigran yang datang dari Hadramaut (Yaman Selatan) ini diwajibkan lebih dulu tinggal di sini. Baru dari Pekojan mereka menyebar ke berbagai kota dan daerah.

Di Pekojan, Belanda pernah mengenakan sistem passen stelsel dan wijken stelsel. Bukan saja menempatkan mereka dalam ghetto-ghetto, tapi juga mengharuskan mereka memiliki pas atau surat jalan bila bepergian ke luar wilayah. Sistem macam ini juga terjadi di Kampung Ampel, Surabaya, dan sejumlah perkampungan Arab lainnya di Nusantara.

Kampung Pekojan merupakan cikal bakal dari sejumlah perkampungan Arab yang kemudian berkembang di Batavia. Dari tempat inilah mereka kemudian menyebar ke Krukut dan Sawah Besar (Jakarta Barat); Jatipetamburan, Tanah Abang, dan Kwitang (Jakarta Pusat); Jatinegara dan Cawang (Jakarta Timur).

Sebelum ditetapkan sebagai kampung Arab, Pekojan merupakan tempat tinggal warga Koja (Muslim India). Sampai kini, masih terdapat Gang Koja –yang telah berganti nama jadi Jl Pengukiran II. Di sini terdapat sebuah masjid kuno Al-Anshsor yang dibangun pada 1648 oleh para Muslim India.

Tidak sampai satu kilometer dari tempat ini, masih di Kelurahan Pekojan, terdapat Masjid Kampung Baru yang dibangun pertengahan abad ke-18. Warga Muslim India yang telah menyebar di Jakarta, setiap Lebaran shalat Id di masjid ini. Sambil bernostalgia mengenang para leluhurnya yang tinggal di kawasan ini. sumber : wikipedia

Para pembaca yang mengetahui sejarah perkembangan muslim India Pekojan ini, diharapkan dapat menambahkan melengkapi berita ini.
Terima kasih.

Sumber : etnisuku.wordpress.com

Sabtu, 22 Agustus 2009

Tari Pendet

Belum lama berselang "Secara Ilegal" Warga Malaysia mengorganisir kekacauan di Hotel Rich Carlton dan JW Mariot.

Kini mereka mencoba "Secara Legal" menggorganisir kepemilikan asal usul Tari Pendet.

Malaysia in Corporated, itu sebuah simbul akronim Mal Inc (dibaca Maling)

Saya hanya mengingatkan, dan saya tidak ingin berkomentar banyak.

Kamis, 06 Agustus 2009

Mbah Surip - Sang Pembawa Pesan

Kesahajaannya mengingatkan kita, bahwa hidup ini tidak banyak persoalan.

Semua orang bertanya-tanya, mengapa mbah Surip, hanya dengan lagu-lagunya yang sederhana, dan gaya yang seadanya, dapat membawanya ke puncak ketenaran seorang seniman sejati.

Inilah pesan yang disampaikan oleh Almarhum mbah Surip, bahwa bangsa kita yang telah kehilangan indentitas, seolah diingatkan, bahwa inilah indentitas orang Indonesia asli.

Sederhana, tidak sirik kepada lingkungan sekitar, rendah hati, menolong sesama, tidak membohongi apalagi menghianati diri sendiri, merupakan pola pikir dasar orang Indonesia sesungguhnya, sebelum Orde Baru.

Dalam falsafah hidup orang Indonesia Kuno, hidup adalah pasrah. Sehingga kita, tidak kaget menghadapi segala persoalan. Pasrah dalam falsafah orang Indonesia, bukan berarti tidak berusaha, tetapi lebih pada mensyukuri hasil yang sudah dicapai.

Sehingga seperti mbah Surip, selalu konsisten dan memiliki komitmen kepada pilihan hidupnya. Hal ini terlihat, ketika mendadak kaya, mbah Surip pun tidak kaget dan tidak berubah.

Mudah-mudahan setelah pesan yang disampaikan oleh mbah Surip ini, kita semua akan berubah menjadi orang yang pasrah. Amin amin amin

Jika hal itu tercapai, maka bukan tidak mungkin, kita akan kembali menjadi bangsa yang besar. Amin amin amin....

Rabu, 05 Agustus 2009

Agama Asli Nusantara

Agama Asli Nusantara adalah agama-agama tradisional yang telah ada sebelum agama Hindu, Budha, Konghucu, Kristen, dan Islam masuk ke Nusantara.

Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama "Import" (agama yang datang ke Indonesia); Hindu, Buddha, Kristen, dan Islam, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti Sunda Wiwitan, yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikela sebagai agama Cigugur (dan adal beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama asli Batak; agama Kharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di Pulau Seram di Propinsi Maluku, dll.
Di dalam Negara Republi Indonesia, agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran Animisme, penyembah berhala / batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.

Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Republik Indonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran, pencatatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil, dsb. Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman, Agama Asli Nusantara semakin punah dan menghilang, kalaupun ada yang menganutnya, biasanya berada di daerah pedalaman seperti contohnya pedalaman Sumatera dan pedalaman Irian Jaya.


Senin, 03 Agustus 2009

Tiga Hari di Taman Nasional Ujung Kulon

Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) merupakan salah satu satwa langka khas Indonesia yang fenomenal. Hanya segelintir orang yang pernah menjumpainya karena jumlahnya yang sedikit. Itulah salah satu alasan saya untuk ikut WAW yang di adakan ProFauna Indonesia Jakarta ke Taman Nasional Ujung Kulon pada tanggal 20-23 Maret 2008, selain memang aktifitas WAW yang selalu membuat kecanduan.
Saya sudah membayangkan di Ujung Kulon nanti akan ada hutan yang rapat, lintah, monyet, aneka burung dan lainnya juga trek offroad seperti yang pernah saya kunjungi di Way Kambas, Lampung. Pasti menjadi perjalanan yang menarik. Syukur kalau bisa bersalaman dengan badak yang terkenal itu.

Bersama 20 personel lebih kami berangkat pukul 00.30 WIB dari kantor LASA dan ProFauna di Bintara, Kranji dengan semangat badak. Perjalanan menuju Ujung Kulon cukup melelahkan dan membuat penat. Terkadang hujan ikut menemani kami. Tapi untungnya ada pemandangan yang indah seperti kumpulan kuntul kerbau (Bubulcus ibis) di sawah, dan pantai Anyer yang menghindarkan dari kebosanan.

Uwih… 12 jam berlalu. Sudah pukul 13.30 WIB. Akhirnya kami sampai juga di daerah yang terkenal dengan patung badak sebagai lambangnya. Kami menuju Taman Jaya tempat kami menginap di balai RMPU (Rhino Monitoring Protection Unit).

Setelah cukup istirahat di tempat yang telah disediakan oleh RMPU, kami memulai acara diskusi. Materi diberikan oleh petugas RMPU ditambah materi dari Bu Maria, dosen IPB jurusan konservasi yang juga merupakan anggota ProFauna. Diskusi ini cukup menarik karena para petugas RMPU berbagi cerita tentang satwa bercula itu.

Badak Jawa (R. Sondaicus) sangat berbeda dengan badak Sumatra yang tubuhnya lebih kecil dan agak berambut di bagian kepalanya. Sekilas badak jawa lebih mirip badak Afrika tapi tubuhnya lebih kecil berwarna kelabu dengan kekerasan cula seperti tulang. Sensus terakhir pada Desember 2007 dengan 15 transek (jalur Pengamatan) mengestimasi bahwa badak Jawa ini hanya berjumlah 55 ekor tanpa di ketahui jumlah jantan dan betinanya. Data ini tidak terlalu akurat karena peralatan yang digunakan tidaklah canggih. Hanya bedasarkan metode pengamatan tapak, arah, dan kotorannya. Amat disayangkan pemerintah tidak memfasilisasi petugas lapangan menggunakan kamera otomatis untuk pengamatan seperti banyak peneliti asing lakukan. Padahal badak bercula satu merupakan kekayaan negara yang juga dilindungi dunia karena populasinya yang sedikit dan hampir mengalami kepunahan.

Di habitatnya, badak makan sekitar 126 jenis tumbuhan seperti kiara, serlang, segel dan lainnya. Mewabahnya tanaman langkap mengakibatkan matinya tanaman lain karena mengandung racun, mengakibatkan banyak tumbuhan pakan badak menjadi langka. Itulah ancaman bagi badak jawa kini selain pembalakan hutan.

Selain badak jawa, Ujung Kulon yang mempunyai luas 120.551 Ha yang terdiri dari daratan dan perairan juga ditinggali satwa-satwa yang tidak kalah mempesonanya seperti penyu, owa, kangkareng, kancil, merak dan lainnya. Untuk mencapai hutan tempat habitat badak dan teman-temannya yang terletak di selatan Ujung Kulon diperlukan waktu yang cukup lama. Apalagi jika ditempuh dengan jalur darat. Maka petugas lapangan MRPU memakai jalur perairan untuk menuju lokasi.

Esoknya kami menyeberang ke Pulau Peucang. Langit pagi sangat indah. Kami menyewa kapal nelayan berkapasitas 25 orang. Matahari selalu menemani perjalanan kami selama 2,5 jam. Di tengah lautan kami berjumpa dengan elang bondol (Haliastur indus) juga pecuk ular (Anhinga melanogaster) yang terbang indah di atas laut.

Pulau Peucang sangatlah indah. Kami disambut oleh kijang (Muntiacus muntjak) jantan, monyet ekor panjang (Macaca fasicularis) yang tersenyum di atas pasir putih, dan rombongan ikan hunu (nama lokal untuk ikan seperti teri) di laut yang jernih dan kehijauan.

Kami diberi fasilitas menginap gratis oleh BKSDA Ujung Kulon di sebuah bangunan bekas kantor. Setelah menaruh tas, kami ditemani Pak Tumino, guide Pulau Peucang menyusuri hutan menuju sisi lain dari pulau indah ini. Ia memberikan banyak informasi tentang tumbuhan juga satwa yang berada disini. Tumbuhan disini (berakar serabut, akar pipih juga akar nafas) menyesuaikan diri dengan kondisi tanah yang tidak terlalu dalam. Kalau digali, 1,5 meter sudah merupakan bebatuan karang.

Di pulau ini kami menjumpai kancil (Tragulus javanicus), kijang, biawak, babi hutan (Sus sp.), helikopter, sebutan jagawana untuk burung kangkareng (Antracoceros sp.) yang bertengger di atas pohon yang tinggi, dan burung merak (Pavo munticus) yang cantik. Tiga kilometer sudah kami berjalan. Akhirnya sampai juga ke sisi lain dari pulau ini. Ya ampun indah sekali!!! Seperti di negeri dongeng. Ada karang copong yang tengahnya bolong menghiasi pantai berkarang. Dan kami juga bisa melihat Anak Gunung Krakatau.

Sorenya sekitar pukul 17.00 WIB kami menuju Cidaun yang berada di Pulau Jawa. Di sini kami melihat kawnan banteng (Bos javanicus) betina yang asyik ngerumpi sambil merumput. Juga dua pasang merak (P. Munticus) yang asyik bercinta. Kami harus extra hati-hati, tanpa suara dan bersembunyi diantara savanna dan pohon agar satwa-satwa itu tidak terkejut. Walaupun gatal yang amat sangat karena rumput yang menusuk tetapi kami puas memotret satwa-satwa indah itu.

Di malam hari, disekitar penginapan, babi hutan berkeliaran ditemani cahaya rembulan. Begitupula para monyet ekor panjang yang terkadang nakal karena suka mencuri makanan.

Esok paginya kami bersiap kembali ke Taman Jaya.Belum puas rasanya hanya semalam disini. Kamipun membawa semua perlengkapan. Ketika membawa logistic ke perahu, seekor monyet muda menghadang Irma yang membawa sekotak nasi. Ia meminta jatah preman. Untung saja Irma berhasil kabur dan monyet itu dengan kesal kembali ke koloninya.

Di perjalanan pulang kami juga kembali bersua dengan elang bondol yang terbang bebas di cakrawala. Tak lupa kami mampir ke Pulau Hadeleum yang letaknya tak jauh dari Taman Jaya. Di pulau kecil ini juga terdapat satwa yang jenisnya sama dangan pulau Peucang. Sayang kami hanya bisa menikmati seperempat perjalanan di pulau ini karena hujan turun dengan lebat. Setelah hujan reda kami memutuskan kembali ke perahu karena hari menjelang sore dan meneruskan perjalanan menuju Taman Jaya untuk beristirahat dan besok pagi kembali ke Jakarta.

Pesona Ujung Kulon dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya sangatlah indah baik secara panorama dan keanekaragaman hayatinya. Suatu saat pasti saya akan kembali menjelajah plus dengan hutannya. Dan berharap dapat berpose bersama badak.
Suara Satwa

Source : http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/02/tiga_hari_di_taman_nasional_ujung_kulon.html

Selasa, 28 Juli 2009

Islam Masuk Indonesia

1) Jaman Majapahit "SERAT DARMOGANDUL" oleh Laurent

2) Jaman Pajajaran oleh wachdiejr

3) Mohtar Lubis : Islam masuk Indonesia secara damai ?

4) Terror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak
oleh: Batara R. Hutagalung

5) KERIS: lambang peradaban Melayu (pra-Islam) yg dihancurkan Islam, oleh : Orang Melayu, Dr Fachdie Noor

6) Ulasan tentang Buku VS NAIPAUL, 'Beyond belief : Islamic Excursions Among the Converted Peoples. In the Land of Converts: An Islamic Journey'

7) Jihad di Lombok dan Bali

Nuansa masuknya Islam ke Indonesia ada pada Serat "Darmo Gandhul"

Tidak pernah diceritakan dalam sejarah, saat kita di Sekolah dahulu, bahwa masuknya Islam ke Tanah Jawa ternyata menyimpan cerita yang sungguh luar biasa kasarnya.

Kejadian tersebut ternyata terekam dalam Serat Darmo Gandhul. Dalam serat yang aslinya berbahasa Jawa Kuno, dipaparkan perjalanan beberapa wali, juga hambatan dan benturan dengan Budaya, Agama Lokal, dan Agama-agama Pendatang yang sudah lebih dahulu ada di tanah Jawa ketimbang Islam.

Penulis serat ini sendiri tidak menunjukkan jati diri aslinya. Hal ini, disebabkan kondisi yang tidak aman, jika penulis memberikan indentitas aslinya. Tetapi, dari gaya tulisannya, dapat ditafsirkan penulis serta tersebut adalah Ronggo Warsito.

Ia menggunakan nama samaran Ki Kalam Wadi, yang berarti Rahasia atau Kabar Yang Dirahasiakan. Ditulis dalam bentuk prosa dengan pengkisahan yang menarik. Isi Darmo Gandhul tentu saja mengagetkan kita yang selama ini mengira bahwa masuknya agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai (dibawa oleh saudagar2 penipu), dan seolah tanpa gaya-gaya kebiadaban perang seperti di negeri lahirnya Agama Islam.

Mengungsinya para pemeluk Hindu dan Budha ke berbagai wilayah, misalnya ke Pulau Bali, ke kawasan pegunungan dan hutan rimba, adalah salah satu pertanda bahwa mereka menghindari tindakan pembantaian massal oleh sekelompok orang yang ingin meng-Islam-kan P Jawa.

Dengan versi singkat Darmo Gandhul yang dirangkum dari Tabloid Posmo terbitan Surabaya. Dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca yang awam sekalipun, Posmo menyuntingnya disana-sini. Yang menjadi catatan, kita harus kritis menyikapi isi cerita yang mungkin juga sangat tendensius ini.

Isi dari serat ini rasanya masih relevan dikaitkan dengan zaman sekarang, dimana mulai bermunculan kelompok fundamentalis Islam, terorisme yang mengatas namakan agama, dan juga kelompok-kelompok yang bermimpi untuk mendirikan kekhalifahan Islam di negeri ini.

Tokoh2 terkait:

Para penulis :
- Ki Kalam Wadi - Penulis Serat
- Raden Budi - guru Ki Kalam Wadi
- Darmo Gandhul - murid Ki Kalam Wadi

Para pelaku :
- Prabu Brawijaya - Raja Majapahit terakhir, sangat menyesali atas hilangnya sifat dan sikap Budi Luhur putranya Raden Patah YTPHN, karena ajaran Agama Pendatang. Yang pada akhirnya, dengan tega menghianati dan menggulingkan dirinya dari tampuk kepemimpinannya, demi memuluskan penyebaran Agama Islam

- Putri Campa (Dwarawati? Dara Petak?) - permaisuri Prabu Brawijaya
dari Cina yg memperkenalkan Islam pada Pabu Brawijaya, yang kemudian disesali oleh Prabu Brawijaya

- Sayid Rahmad - kemenakan Putri Campa (Sunan Ampel) yang pada akhirnya diberi ijin Prabu Brawijaya untuk menyebar Islam di Jawa

- Sayid Kramat - Sunan Bonang, tokoh licik yang mengakibatkan permusuhan antara Prabu Brawijaya dengan Puteranya Sendiri ("Raden Patah Yang Tak Punya Hati Nurani"). Ia-lah yang mengajarkan "Raden Patah YTPHN" untuk membenci ayahnya sendiri, yang sesungguhnya sudah mengajari dan menempatkannya dirinya sebagai Adipati Demak.

Dari kutipan buku 'Suci' Islam :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pelindung-pelindungmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung-pelindungmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. [9.24]

(Pernyataan diatas persis seperti pernyataan dalam teori-teori Ideologi, di luar ideologinya adalah musuh - Pertanyaannya; ini Agama buatan Tuhan Yang Maha Esa atau buatan Manusia, koq pola pikirnya, pola pikir Manusia)

- Raden Patah YTPHN (Babah) - putra Prabu Brawijaya, dikenal juga sebagai Adipati Demak/Senapati Jimbuningrat/Sultan Syah Alam Akbar Khalifaturrasul Amirilmukminin Tajudil Abdulhamid Khak/Sultan Adi Surya Alam di Bintoro. Putera Lalim yang membawa kesengsaraan pada Majapahit dan akhirnya, tanah air kita ini.

(Di Sekolah, kita tidak pernah diajarkan bahwa kejatuhan Majapahit sebenarnya diakibatkan oleh kerakusan seorang anak. Paling cuma dikatakan : Majapahit vs Demak)

- Sunan Kalijaga : negosiator licik yang berhasil merebut kembali hati Prabu Brawijaya, setelah Raden Patah YTPHN berpura-pura menyesali perbuatannya. Sunan Kalijaga ini yang menarik Prabu Brawijaya masuk Islam.

Perbuatan Prabu Brawijaya masuk Islam ini kemudian dicela oleh tokoh bijak, Ki Sabdopalon.

Tokoh-tokoh pelaku lainnya :
- Raden Kusen (Raden Husen/Raden Arya Pecattanda) - saudara kandung Raden Patah YTPHN(lain ayah)
- Ki Bandar - sahabat Sunan Bonang
- Bandung Bondowoso
- Nyai Plencing - dedemit
- Buta Locaya - Raja Dedemit (mantan Patih Sri Jayabaya)
- Ni Mas Ratu Pagedongan (Ni Mas Ratu Angin-Angin)
- Kyai Tunggul Wulung
- Kyai Patih
- Syech Siti Jenar
- Tumenggung Kertosono
- Sunan Giri
- Arya Damar - Bupati Palembang
- Patih Mangkurat
- Setyasena - Komandan Pasukan Cina Islam
- Bupati Pati
- Adipati Pengging
- Adipati Pranaraga
- Sabdo Palon
- Naya Genggong

Minggu, 26 Juli 2009

The benefits of conflict in West Papua for Benny Wenda

It is very interesting how the benefits of conflict may also take on different forms as follow: Economic profits Political power Psychological pleasure

A trustful sources from Oxford shared a shocking information about how Benny Wenda took a lot of benefits from false story about conflict in West Papua.
o Economic profits can be exploited by Benny Wenda by sucking British Taxpayer Money through his claim as an asylum seeker. Living in UK is very difficult, so there is no other way than maintaining conflict in West Papua. Furthermore, after several years enjoying free lunch from British Taxpayer money, Benny Wenda can not afford to loose the opportunity of raising his children in UK. Through the illicit fund raising by telling lies to British citizen, Benny Wenda successfully transform his mask from an asylum seeker pretender to a self exile leader of Papuan people in UK. He also equivocates to British Parliamentarians about the latest situation in West Papua, so he can control British Parliamentarians as his supporters.
o Political power. The self claim Papuan Leader Benny Wenda is a great pretender by playing innocent handsome cunning face. By doing so, British people feel pity and favour him as a victim of the most demonic government of Indonesia. Benny Wenda cleverly creates a justification for help because of Indonesian political repression.
o Psychological pleasure. The world can read clearly the intention and ambition of Benny Wenda as the future President of West Papua. It is more to conflict’s most perverse benefits, which can translate into a feeling of superiority and a messianic certitude regarding one’s actions.Here is the innocent face of liar who proclaim himself as the only Papuan leader who care about the future of West Papua.

The more democratic Indonesia, the more Benny Wenda affraid of loosing his grip in UK. That is why he is not patient enough to see the dynamic of democratization in Indonesia and West Papua. By seeing more and more Papuan involve in the local autonomy government, he is panic so he pushes the creation of International Parliamentarians for West Papua and soon the International Lawyers for West Papua in order the increase the tension in West Papua. It seems that Benny Wenda achieves a success, so he can save his ass temporarily. No matter how cunning Benny Wenda is, someday British citizens especially those who live in Oxford, Essex, Exeter and London will realize that Benny Wenda is true liar.

Sabtu, 25 Juli 2009

Baru Ku Sadari - Jam 19.00 s/d Jam 21.30 adalah Jam Perusakan Nilai-nilai Budaya Bangsa

Beberapa hari yang lalu, ketika saya baru pulang pukul 19.15 dari kantor. Saya melihat Ibu dan saudara-saudaraku, sedang asik menonton sinetron pada sebuah siaran TV swasta.

Sebentar saja saya menonton acara tersebut, saya sudah melihat adegan-adegan yang menggambarkan komunikasi keluarga yang tidak sehat.

Kontan saja saya protes untuk mengganti, ke saluran TV lainnya. Tetapi, ternyata jam 19.00 hingga jam 21.30 ini, hampir seluruh TV swasta (non Berita), berlomba menyiarkan nilai-nilai yang dahulunya tidak kita kenal, seperti konflik-konflik rumah tangga, baik konflik rumah tangga gaya USA maupun konflik rumah tangga gaya Arab Saudi.

Bagi Anda yang masih menginginkan memiliki keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya peninggalan Nenek Moyang, saya menghimbau untuk tidak sering-sering menonton acara jam 19.00 s/d 21.30.

Keutuhan nilai-nilai leluhur kita, adalah tanggung jawab kita bersama untuk melestarikannya.

Copy semua di sini dahulu

Kamis, 23 Juli 2009

Republic of West Papua

The Republic of West Papua is a separatist-proposed state lead by Benny Wenda that would give empty hope to the people of Western New Guinea (the Indonesian provinces of Papua and West Papua).

The Republic of West Papua was never declared even during the period of the withdrawal of the Dutch in 1963, but the act of free choice decided by West Papuan leaders to integrate to Indonesia

On July the 1st, 1971, after the free referendum held by the United Nations, the separatist Free Papua Movement unsuccessfully tried to proclaim Republic of West Papua again.

On 14 December 1984 the Republic of Great Melanesia or Melanesia Raya was self proclaimed, and no countries in the world recognize it. The Fourteen Stars Flag of the Great Melanesia which was created by Nicolaas jouwe hoisted.

The Great Melanesia conceptor and Proclamator Dr. Thomas Wapai Waiggai was arrested for instigating great communal conflict, and sentenced to 20 years in prison, shared the cell at Cipinang Prison in Jakarta with East Timor’s Fretilin Leader Kay Rala Xanana Gusmão. He died in prison within two years, suspected to be poisoned (if this accusation true, under Indonesian law, the case should be reopened for justice). There is no such law to punish people to death only because of treason act, especially if it is only flying flag (it might happened during the military autocratic system in Indonesia).

Unclear concept of “tribal democracy” has been proposed by Benny Wenda of the Koteka Tribal Assembly Council or Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka) and Koteka tribes to get political power over 250 different ethnic groups in Papua. However, Benny Wenda failed and joined his brother Mathias Wenda (Free Papua Army) to terrorize West Papua people.

Benny Wenda all togetehr with the Free Papua Army failed to get support from the people, sohe tried something more attractive by killing a security officer and then blame it to the Police. He was arrested and then he could manage to run by the help of corrupt prison officers.

Demmak which was established in 1999, as a confederation of Koteka Tribes, united and organised under a General Assembly Council. Sem Karoba one of Benny Wenda’s followers says, “Tribal Democracy for West Papua is not a new idea or concept at all. It is just the written explanation and presentation of the existing system of governance that already exist in West Papua and Melanesia in general since the time immemorial, practiced daily even today.” Karoba just tries to formulate the tribal system of governance and making it presentable and understandable to the world’s democratic society. In other words, tribal democracy is a tool of controlling different ethnic groups by cooptation and in reality there is no freedom at all.

The real democracy was introduced in West Papua after the reform movement in Indonesia 1998. Now West Papua and Papua provinces of Indonesia are managed by West Papuan leaders choosen by the people through the process of fair and open election.

Why then I am talking about Republic of West Papua? It is simply to remind all Papuan people and the world that there are many dangerous people like Benny Wenda who always talk about the rights of West Papuan, but actually he doesn’tt care which way is the best for West Papuan. All he cares is only to get power, money and sympathy, so he could survive in his difficult time in the United Kingdom.

PT Freeport bus convoy ambushed on way to Tembagapura

Timika (ANTARA News) - Unidentified gunmen on Wednesday ambushed a convoy of 12 buses carrying PT Freeport workers to their work place with unverifiable reports saying a number of people were hurt. The convoy with police and military escort was on its way from Timika to Tembagapura and the ambush happened at a point between Mile 52 and Mile 53 at 11:15 local time. Because of the incident, the convoy was forced to return to its starting point at Mile 50.

According to unofficial sources, a number of people in the bus convoy were hurt by the gun men`s fire but local security officials were not available to give further details. The buses were carrying hundreds of mostly male PT Freeport workers who had boarded the vehicles at a terminal at Mile 50 to be transported to Tembagapura. One of the workers said they were happy to return to work although they remained uncertain about security conditions on their way to Tembagapura."We were told today to return to Tembagapura by bus in a convoy, guarded by military and police personnel," said Anto, one of the workers.

Anto said PT Freeport had prepared about 12 buses to transport them to Tembagapura but he was not certain what time the buses would leave.On Saturday (July 11), three persons, including one worker of the US gold and copper mining company PT Freeport, was killed in the Freeport concession area in Papua.

Drew Nicholas Grant, an Australian national who worked for PT Freeport, was shot dead by unknown gunmen at Mile-53 on Saturday (July 11). Drew Grant was shot in the chest and neck. On Sunday (July 12), there were two armed attacks respectively at Mile 51 and Mile 2, which killed Markus Rante Allo, a security guard of PT Freeport. Then on Monday (July 13), Brigadier I Marson, a Papua police officer, was found dead at mile 52 road connecting Timika and Tembagapura, Mimika District, Papua Province, after reportedly gone missing earlier.

Source : Thursday, July 23, 2009 00:44 WIB | National |
(ANTARA/Stringer/*)

7 Keajaiban Alam Dunia






Taman Nasional
Komodo Melaju ke Babak Final

Mega Putra Ratya - detikNews

foto: new7wonder.com

Jakarta - Menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia ketika Taman
Nasional Komodo (TNK) berhasil menjadi salah satu finalis Kampanye "New 7
Wonders of Nature". TNK dinilai berhak melaju ke tahap final setelah
menyisihkan kurang lebih 440 nominasi dari 220 negara.
 
Komodo Island





"Pada tanggal 21 Juli 2009 pukul 12.07 GMT (19.07 WIB), New 7 Wonders Foundation telah mengumumkan TNK sebagai salah satu dari 28 finalis yang berhak untuk melanjutkan ke tahap final (Tahap III)," bunyi rilis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang diterima detikcom, Rabu (22/7/2009).

Masyarakat Indonesia diharapkan memberi dukungan sebanyak mungkin agar Taman Nasional Komodo di Flores, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

"Mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan dunia untuk berpartisipasi aktif melakukan pemilihan, agar terpilih sebagai salah satu dari 'Tujuh Keajaiban Dunia bernuansa Alam' yang akan ditentukan pada tahun 2011," begitu bunyi seruan tersebut.

Ayo tunggu apa lagi, pilih lagi untuk tahap final ini....sekarang saatnya melakukan sesuatu yang nyata untuk mengharumkan nama negeri ini dan menunjukan pada dunia Indonesia kita yang sebenarnya.

Bagi anda yang akan memilih dapat melakukan dengan dua cara, Pertama memilih dengan cara online melalui website http://www.new7wond ers.com. Kedua, memilih melalui telephone (SLI) dengan menekan +41 77 312 4041. Setelah pesan selesai dan terdengar bunyi beep tekan kode 7717 untuk memilih Taman Nasional Komodo.

Dukung Taman Nasional Komodo.. Dukung Indonesia-mu.

Source : detik.com

Senin, 20 Juli 2009

Warga Baru Dunia

Kalau kita kenal dengan tanggung jawab negara terhadap Warga Negaranya, maka mungkin merupakan kesepakatan tidak tertulis bahwa teroris adalah warga baru dunia, yang tidak perlu dibela atau diakui oleh negara asal teroris itu sendiri.

Contohnya, Mulai dari DR Azhari dan Noordin M Top, yang warga negara Malaysia, perbuatannya tidak pernah dikaitkan dengan asal negaranya. Hingga Abu Bakar Ba'asyir yang mendapat perlindungan di Malaysia pada zaman Soeharto.

Saya menjadi yakin, bahwa ini semua tidak serta merta tidak ada hubungannya dengan Negara Malaysia. Malah saya menganggap bahwa mereka adalah Agen dari Intelijen Malaysia.

Mengapa tidak? Lihat saja, sehari sebelum MU main, BOM meledak, dan akhirnya MU hanya bermain di Malaysia. Tidak sampai situ saja, yang pasti bisnis pariwisata kita akan menurun drastis.

Saya mengkaitkan ini, sebagai adanya keterlibatan Intelijen Ekonomi Malaysia, hal ini dikarenakan, hingga hari ketiga, tidak ada pesan yang diberikan oleh pelaku. Atau paling tidak, terlihat sebagai reaksi dari rentetan tindakan lawan pelaku (pihak keamanan), terhadap kelompoknya selama 6 bulan terakhir.

Maka saya menyayangkan pernyataan Presiden SBY yang memberi pernyataan pers mengenai adanya keterkaitan peristiwa tersebut dengan Pemilu. Hal ini justru mengkaburkan pesan utama, yang sesungguhnya masih harus dicari, atau biasanya juga diberikan melalui saluran rahasia oleh pelaku itu sendiri.

Memang tidak semudah itu menganalisanya, tapi kalau kita cermati, apa yang dilakukan Malaysia ketika BOM demi BOM bermunculan di Indonesia. Anda dapat melihatnya sendiri secara jeli.

Akhir kata, saya menghimbau "Mari Kita Bersatu melawan Negara-negara Yang Ingin Menghancurkan NKRI"

-- Batas Berita
dr azhari teroris adalah intel sultan malasyia

Untuk menghancurkan negara tetangga , tak tangung-tangung sultan malingsia mengirimkan sebuah tim kecil ke wilayah Indonesia .tugas utama tim tersebut adalah membuat onar dan memperkeruh keadaan indonesia

dalam tugasnnya TIM yang dipimpin DR AZHARI merekrut orang indonesia sendiri dengan dalih Danul ISLAMIYAH

Azaz keislaman dimanfaatkan oleh AZHARI untuk meporakpondakan BALI , TANAH JAWA dll

Demi Kekuasaan sultan MALINGSIA ISLAM DIJAKDIKAN KEDOK untuk kepentingan BISNIS KERAJAAN , salah satunnya Prodak kartu komunikasi XL yang berpusat di KUNINGAN JAKARTA.

DR AZHARI sendiri adalah sepupu dari istri ke 3 Sultan Kerajaan MALINGSIA.

Seperti berita ini diturunkan yang dikutip dari Reuters .

Sumber : http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TBRMMQL2IQMPA4D5U

-- Batas Berita Baru
Kenapa Noordin M Top Sulit Ditangkap?
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Keberadaan Noordin M Top yang telah bertahun-tahun menjadi buron tetap misteri. Mabes Polri yang mengaku terus melakukan pengejaran tak juga mampu menangkap pria asal Malaysia tersebut. Kenapa Noordin begitu sulit ditangkap?

"Karena ada jaringan yang masih mau melindungi dia, yang merasa dengan ikhlas melakukan hal ini," kata Direktur International Crisis Group, Sidney Jones dalam wawancara yang ditayangkan tvOne, Senin (20/7/2009) pagi.

Selain memiliki jaringan yang masih kuat, menurut wanita asal Australia ini, Noordin banyak belajar dari pengalaman. Jika selama ini KPK berhasil menyadap banyak pejabat negara, maka menurutnya, Noordin mengakalinya dengan melakukan cara-cara konvensional, seperti berhubungan dengan memalui kurir. "Noordin banyak belajar dari pengalaman ini," imbuhnya.

Berbeda dengan Sidney, tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Fauzan Al Anshari menuding CIA dan Amerika Serikat (AS) menjadi biang kerok kenapa Noordin belum juga tertangkap.

"Saya curiga ini skenario besar dari CIA dan AS agar Indonesia tidak aman," ujar Fauzan.

Fauzan mengatakan, kemenangan SBY dengan menggandeng PKS dianggap merongrong kepentingan asing di Indonesia. Sehingga, dengan membuat Indonesia tidak aman lantaran bom, di mata Internasional posisi Indonesia menjadi kian terpuruk.

Terkait dengan masalah ini, Sidney balas membantah pendapat Fauzan. "Sama sekali tak masuk akal," ujarnya singkat.

Saat ditanya apakah kemungkinan teroris masih akan terus merongrong Indonesia, wanita berambut pirang ini tidak membantahnya. Pasalnya, masih ada belasan teroris yang masih menghirup udara bebas.

"Saat ini masih ada 12-13 orang. Untuk membuat bahan peledak tidak sulit, dan masih ada orang yang punya pengalaman dan berniat untuk melakukannya," imbuhnya.

Namun demikian, Sidney juga memuji prestasi Polri yang selama ini telah menangkap banyak teroris. "Sudah 400-an yang tertangkap. Tidak sulit untuk menangkap 12 sisanya," pungkasnya.
(anw/anw)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2009/07/20/080040/1168098/10/kenapa-noordin-m-top-sulit-ditangkap

Minggu, 19 Juli 2009

Police arrest three over PT Freeport shooting incidents

Jayapura, Papua - Police on Monday arrested three yet-to-be-identified men believed to belong to an armed gang responsible for security disturbances in PT Freeport`s concession area in the easternmost province of Papua.The police made the arrest during security restoration operations at Kwamki Baru in Timika, capital of Mimika district, a police source said.The gang was believed to be responsible for three shooting incidents in the PT Freeport area earlier this month.

Drew Nicholas Grant, an Australian working for the Indonesian subsidiary of US-based mining giant Freeport, was shot dead by unidentified gunmen at mile 53 road connecting Timika and Tembagapura, Mimika district, Papua, on July 11. Grant was shot dead when travelling with other workers, Jhon Biggs, Maju Panjaitan, and Lidan Madandan in a car from Timika to Tembagapura.On July 12, unidentified gunmen again shot dead Markus Rante Allo, the company`s security guard, at mile 51. On July 13, Brigadier I Marson Freddy Pattipeilohy, a Papua police officer, was found dead at mile 52 after reportedly gone missing earlier.

Source : Monday, July 20, 2009 | National |Antara

Police set up more security posts along Timika-Tembagapura roads

Timika, Papua - Papua Police have set up more security posts along Timika-Tembagapura roads within the area of US gold and copper mining company PT Freeport Indonesia, the Papua police chief said.Eight new security posts were established in strategic areas, Inspector General Bagus Ekodanto, head of the Papua provincial police, said here on Sunday.

The temporary security posts were made of modified containers and guarded by a joint team of police and military personnel, he said."We get the assistance of two military units from the Military Regional Command (Kodam) XVII Cenderawasih to join the police in protecting PT.Freeport area. We are jointly hunting down the perpetrators who had shot civilians and security personnel over the past week," Ins. Gen. Ekodanto said. Papua police also would continue to probe the case, he said. At least 20 people, including security guards on duty during the shooting incidents, had been grilled by the police.

The Papua provincial police have intensified security precautions for foreigners in Timika, especially in the US mining company PT Freeport Indonesia (PTFI) area, Timika had more foreigners than in other areas in Papua and West Papua provinces, Inspector General Ekodanto said. Since Saturday (July 11), three persons, including one worker of US gold and copper mining company PT Freeport, had been killed and seven others injured. Drew Nicholas Grant, an Australian national who worked for PT Freeport, was shot dead by unknown people at Mile-53 on Saturday (July 11). On Sunday (July 12), there were two armed attacks respectively at Mile 51 and Mile 2, which killed Markus Rante Allo, a security guard of PT Freeport. On Monday (July 13), Brigadier I Marson, a Papua police officer, was found dead at mile 52 road connecting Timika and Tembagapura.
Because of that, PT Freeport has forbidden its employees to travel between Tembagapura and Timika in Papua as of Wednesday (July 15) for security reasons. PT Freeport spokesman, Mindo Pangaribuan, told ANTARA company employees whose weekly day-off fell on Wednesday and were now resting in Timika had been requested for security reasons to stay in Timika and not to go to Tembagapura.Those working in Tembagapura where the company`s gold and copper mines are located were not allowed to go to Timika for their own safety, he said.

The restriction was imposed following shooting incidents by unknown armed groups, including the latest incident at Mile 49 on Tuesday. To optimize the mining company`s operations, employees at Tembagapura had been put on extra working schedules in line with the company`s policy. Meanwhile, House of Representatives (DPR) Speaker Agung Laksono has urged the police to immediately deal with the shooting incidents which killed a PT Freeport employee and a policeman in Papua in order to reveal the motive of the murders.He also urged the police to investigate the motive of the gunmen , whether it was purely criminal or political.

Source : July 19, 2009| National |Antara

Kamis, 16 Juli 2009

Papua Council wants independent investigation into Freeport incident

Kalimat awal

Kalimat berikutnya

The Papua Council Presidium (PDP) has called on the central government to form an independent team to investigate a series of shooting incidents near a gold and copper mine in Papua.PDP secretary general Thaha M. Alhamid said on Thursday the team probing the shootings on the road to Freeport Indonesia's Gresberg mine could include people from the government, security authorities and members of civil society strongly committed to disclosing the truth behind the incidents. "Let's support an independent investigation to find facts, what and who are behind this incident," Thoha told Antara news agency on Thursday.

Five shooting incidents occurred in the past few days along the road between the town of Timika and the Grasberg mine, killing three people: an Australian working for Freeport, a Freeport security guard and a police officer, as well as injuring several other security officers.Authorities initially named Free Papua Organization (OPM) leader Kelly Kwalik as the suspected mastermind of the attacks, but official statements now refer to an armed group of professional marksmen.

The National Police and the Army have deployed officers to investigate the series of shootings and have started to comb the area around the site of the attacks.Indonesian Defense Minister Juwono Sudarsono asked people to refrain from speculating on police rivalry in comments to the Jakarta Foreign Correspondent's Club Wednesday, as quoted by the Associated Press. But he noted that "rouge elements" in the military might have had a hand in the unrest.
Official visits wounded police officers in Timika

Markus Makur , The Jakarta Post , Timika, Papua | Thu, 07/16/2009
Secretary to the Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs, Lt. Gen. Romulo Simbolon, visited Thursday five police officers wounded during a series of attacks by unidentified gunmen near PT Freeport Indoneisa’s Grasberg gold and copper mine in Mimika, Papua. Papua Police chief Insp. Gen. Bagus Ekodanto accompanied Romulo during the visit at Mitra Masyarakat Hospital in Timika.Romulo denied claims the perpetrators of the attacks were trained soldiers.
Three people, including Drew Nicholas Grant, an Australian employed by Freeport, died in the spate of attacks between Saturday and Wednesday. The five police officers were injured in the latest attack.No gunfight was reported Thursday as Mobile Brigade and counter-terror police personnel continued their manhunt and secured the access road to the mine, preventing Freeport employees from commuting to work. The police have begun wearing bullet-proof vests in anticipation of further attacks.

A number of journalists are waiting for a media conference, in which Bagus and Freeport officials will brief them on the latest developments of the investigation into the attacks

Source : Antara, 07/16/2009 | National

Rabu, 15 Juli 2009

"Selamat Pagi Indonesia Raya; Nasionalisme-Idealisme dan Patriotisme !"

Selamat Pagi Indonesia Raya....

Para sahabat sebangsa dan setanah air...

Penggugatan terhadap "nasionalisme" kembali mengemuka dalam beberapa tahun belakangan ini. Nasionalisme atau "faham kebangsaan", seolah-oleh tampil menjadi kerisauan berbagai kalangan, khusus nya mereka yang selama ini getol menyuarakan penting nya "national character building".

Bicara nasionalisme, tentu akan selalu terkait dengan idealisme dan patriotisme. Ke tiga kata diatas merupakan "faham" yang menggumpal menjadi satu kesatuan. Idealisme tanpa nasionalisme dan patriotisme, atau nasionalisme tanpa idealisme dan patriotisme, atau patriotisme tanpa idealisme dan nasionalisme, identik dengan sayur asam tanpa garam. Hambar rasanya..!

Para sahabat sebangsa dan setanah air...

Idealisme adalah "daya dorong" untuk memperkokoh rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Sebagai bangsa, tentu kita memiliki idealisme. Kalau masa revolusi idealisme bangsa kita adalah memerdekakan bangsa maka setelah Indonesia merdeka, idealisme nya adalah mengisi alam kemerdekaan. Untuk itulah, agar cita-cita Indonesia merdeka sebagaimana yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945 dapat sesegara mungkin kita wujudkan, maka kekuatan nasionalisme dan patriotisme mestilah kita simpan dalam "standing position" yang kokoh. Ini penting kita hayati, karena nasionalisme akan tumbuh subur dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, manakala segenap warga bangsa, mampu mengenali dan memahami secara cerdas akan hakekat dasar dari rasa kebangsaan itu sendiri.

Sejati nya nasionalisme, tentu akan ditentukan oleh sampai sejauh mana warga bangsa ini, dapat mengejawantahkan semangat rasa kebangsaan ini dalam kiprah dan kehidupan keseharian nya. Rasa kebangsaan akan selalu "inheren" dengan sikap, tindakan dan wawasan setiap warga negara. Hanya warga bangsa yang mampu melakukan penghayatan yang mendalam dan utuh terhadap hakekat nasionalisme inilah yang akan mampu memberi sumbangsih bagi keajegan suatu bangsa. Ya,,,, nasionalisme boleh jadi merupakan indikator untuk tumbuh nya bangsa yang berdaulat, berjati diri, berkarakter, dan bermartabat !

Para sahabat sebangsa dan setanah air.....

Muncul nya kesan tentang banyaknya anak bangsa yang "melupakan" nasionalisme, memang sebuah citra yang harus kita rubah-arahkan. Adanya dugaan bahwa nasionalisme seolah-olah "digadaikan" sudah waktu nya kita gantikan dengan ungkapan yang lebih santun. Dan pandangan yang menegaskan bahwa nasionalisme hanya indah untuk diucapkan tapi tidak menarik untuk dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari, juga sudah saat nya kita ganti dengan kalimat yang lebih arif. Kita percaya bahwa warga bangsa, akan tetap menjunjung tinggi makna nasionalisme sebagaimana yang dipatrikan 20 Mei 1908 lalu. Kita yakin bahwa segenap anak bangsa tentu akan tetap mengenang, mempelajari, menghayati dan mengaktualisasikan semangat nasionalisme dalam kehidupan sekarang. Dan kita boleh optimis bahwa nasionalisme bukan "barang rongsokan" yang tidak populer lagi, tapi nasionalisme adalah kekuatan dasar dalam menjawab tantangan jaman yang selama ini tengah menggelinding. Dalam koridor berpikir yang demikian, tentu kita sepakat bahwa ruh nasionalisme harus terus-menerus ditiupkan ke dalam nurani dan jiwa bangsa !

Nasionalisme adalah "filter" yang akan mampu menyaring setiap intervensi dari pihak mana pun, yang berkehendak meruntuhkan nilai-nilai sakral yang dimiliki bangsa ini. Mari kita tetap komit dan konsisten untuk memperkokoh semangat nasionalisme yang ditopang idealisme dan patriotisme, demi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia sekarang dan masa mendatang.

Asahlah terus idealisme ! Bangkitkan terus nasionalisme dan kokohkan terus patriotisme ! Insya Allah Indonesia Raya akan semakin dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi ini !

Salam,

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=109017571295

Who’s the actor behind shooting incident in Papua

Shooting incident was occurred July 11 2009 and killed a Australian’s mining expert Drew Nicholas Grant , Freeport security guard, identified as Markus Rattealo and and a police officer assigned to secure the company Second Brig, Marsom Patipea, make Papua as a mysterious island. An investigation is now underway for the killing of an expatriate employee, a local security guard for the American mining company PT Freeport Indonesia and a police officer. The military has reportedly rounded up a number of people associated with a separatist rebel movement, although officials admitted that they could not have been anywhere near the incident to have been able to conduct the shooting.

The incident took place near the Mile 51 area where seven Freeport employees, including two Americans who taught at a Timika school, were killed in 2002. Although some local Papuans have been sentenced to jail for this ambush killing, the case has not been resolved fully with many questions remaining unanswered to this day.

It is questionable whether the low level intensity of guerilla warfare by the Free Papua Movement (OPM) justifies the strong military presence in the area. If anything, the tight security measures imposed are at the expense of greater transparency. The tight security blanket confirms the suspicion of many international human rights groups that the government is hiding something.

Others speculate that the tensions and conflicts in Papua are a manifestation of the rivalries and interests of different government agencies in Jakarta, including the police, the military and the business world. Whether this is true or not is no longer relevant because that image has been implanted firmly thanks to the government’s own policy.

A more open and transparent policy in Papua, even with its consequences to the security situation, is by far still the better option to pursue. Let’s hope the investigation of the latest shooting will be conducted in that spirit, for the sake of establishing justice for the victims, but more importantly for justice of the
people of Papua

Source : The Jakarta Post | Tue, 07/14/2009 9:40 AM | Opinion

Selasa, 14 Juli 2009

Waterway dan Monorail

Waterway dan Monorail

Sebuah kebijakan Pemerintah mengenai pembangunan, sudah selayaknya didukung oleh sebuah penelitian yang akurat, selain dari sisi manfaatnya, juga harus dilihat dari sisi visibilitas pengerjaan maupun visibilitas dari pembiayaan yang berkelanjutan.

Dengan demikian tidak ada lagi, kebijakan yang berlaku hanya pada saat si pencetus ide masih menjabat saja.

Hal ini perlu juga adanya aturan yang mengikat pejabat lama dan baru, jika ada penyimpangan dari program jangka panjang. Sehingga, para pejabat tidak semena-mena ingin mewujudkan ambisinya, tanpa memperhitungkan sisi visibiltasnya.

Ambisi mewujudkan ide, tanpa mempertimbangkan secara konfrehensif kepentingan rakyat banyak, juga merupakan pemborosan, yang pada akhirnya dapat pula dilihat sebagai perbuatan korupsi.

Waterway Kini Tinggal Kenangan
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Program transportasi air atau lebih dikenal dengan sebutan waterway yang dulu pernah dibanggakan oleh Pemprov DKI telah gagal dalam pengoperasiannya. Kini, wisata angkutan air yang diluncurkan 6 Juni 2007 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, hanya meninggalkan fasilitas penunjang yang terbengkalai.

Ketika diresmikan, Sutiyoso berharap waterway dapat memenuhi kebutuhan angkutan umum alternatif yang murah dan bebas dari kemacetan. Namun harapan hanyalah tinggal harapan, yang tersisa saat ini hanya bangunan bergaya adat betawi berukuran 1x2 meter bercat hijau penuh debu dan tampak kumuh.

Dadang (37) seorang pemulung mengatakan dermaga waterway yang sudah tidak di urus sejak lama membuat semua fasilitas rusak dan tak terawat. "Udah lama dibiarin begitu doang nggak diurus. Lama-lama rusak juga," kata Dadang kepada detikcom saat ditemui di Halte Karet, Jakarta, Senin (14/7/2009).

Pantauan detikcom, di sekitar dermaga karet terlihat besi tangga yang sudah hancur dan berkarat. Air yang dangkal penuh sampah terlihat bukan hal yang aneh pada sungai Ciliwung ini. Dua buah kapal yang biasa merapat sudah tak terlihat sejak beberapa waktu lalu.

"Kalau malem ada orang yang tidur di situ. Lihat saja banyak tiker, dus dan kasur," imbuhnya.

Pemandangan serupa juga terlihat di dermaga Halimun, Jl Sultan Agung, Jakarta Pusat. Corat-coret cat semprot yang dilakukan sekelompok orang iseng membuat dermaga tersebut terlihat makin tidak nyaman.

Uni (44) warga yang tinggal di sekitar dermaga karet bercerita saat waterway masih beroperasi, kapal-kapal sering kesulitan saat akan menyusuri sungai. Jika hujan deras, akan terjadi peningkatan air. Karena air terlalu tinggi kapal tidak bisa berjalan dengan baik.

"Kalau air terlalu rendah, kapal juga tidak dapat jalan karena dasar kapal akan mentok dengan dasar sungai," tuturnya.

Transportasi air sejauh 2 kilometer ini memilki tiga dermaga yaitu Halimun, Dukuh Atas, dan Karet. Kini transportasi air yang diharapkan bisa mengurai kemacetan di Jakarta hanya tinggal kenangan saja.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2009/07/14/205222/1165058/10/waterway-kini-tinggal-kenangan

Timika ambush death toll rises to three

Markus Makur,
A police officer was found dead Monday on a section of the road connecting Timika and PT Freeport Indonesia’s Grassberg mine in Tembagapura in Papua, after being declared missing following an attack on a convoy of police troops on Sunday.

The body of Second Brig. Marson was discovered in a ravine in Mile 64 of the road in Tembagapura district, Papua Police chief Insp. Gen. Bagus Ekodanto said Monday.

Marson was among the police personnel flanking Freeport security guards who were ambushed by a group of armed people on Sunday. Freeport security guard Markus Rante Allo was killed in the attack.

Papua Police deputy chief Brig. Gen. Riady Koni said the police found Marson’s body after sifting through the site of the ambush. They had discovered Marson’s firearms shortly after the attack. Freeport’s Australian employee Drew Nicholas Grant was killed in a separate ambush on Saturday.

Source : The Jakarta Post , Timika | Mon, 07/13/2009 | National

Papua peaceful despite attacks

After shooting incident in Timika, situation in all city of papua are peaceful as statement’s The National Police considers security in Papua stable despite a series of attacks on PT Freeport Indonesia in Mimika regency over the weekend, which killed three people. A spokesman for the National Police, Brig. Gen. Sulistyo Ishak, said the police had taken tough measures to maintain security around Freeport’s operational site and Papua in general.

The National Police Headquarters has sent a counter-terror squad to help the local police hunt down perpetrators of the attacks, the victims of which included a police officer."We are considering dispatch of reinforcement troops to support the operation, but it will depend on development in the field,” Sulistyo was quoted by Antara state news agency. He called on local people to help police locate the armed group who perpetrated the ambushTo Overcome the incident, Papua administration is planning to open a dialogue involving all elements of society in the hope of achieving common ground on the recent terror attacks in the province. We have agreed to hold the forum in the coming days, because the dialogue was crucial to avoid public suspicion and the spread of terror Papua Deputy Governor Alex Hasegem

Source : Archipelago | Mon, 07/13/2009 | National

Jumat, 10 Juli 2009

Hak-hak Minoritas dan Multikulturalisme di Indonesia

Oleh Ridwan al-Makassary
Adalah rahasia umum bahwa Indonesia adalah hamparan masyarakat heterogen yang sedang terus menerus mendefinisikan dirinya. Dikenal sebagai masyarakat majemuk (pluralis), Indonesia terbentuk dari lima ratus etnik yang berbicara dalam enam ratus jenis bahasa.

Dewasa ini berbagai kelompok etnik tersebut hidup berdampingan dengan kelompok etnik lokal lainnya baik di kota maupun di desa. Dalam konteks ini, jalinan hubungan antar-etnik semakin intensif dibandingkan dengan jaman dulu. Selanjutnya, realitas ini rentan menimbulkan problematika akomodasi perbedaan budaya antara kelompok pendatang dan komunitas lokal, terutama jika komunitas pendatang cenderung lebih baik secara ekonomi.
Gagasan tentang hakminoritas dan multikulturalise menjadi signifikan dalam konteks semacam itu. Masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh bagaimana keragaman itu bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menghasilkan konstruksi masyarakat pluralis yang mengakui dan merayakan perbedaan.
Menurut Parsudi Suparlan, Kelompok minoritas adalah orang-orang yang diperlakukan secara diskriminatif dalam masyarakat karena ciri-ciri fisik tubuh atau asal-usul keturunannya atau kebudayaannya berbeda. Mereka tidak saja diperlakukan sebagai orang luar dalam masyarakat tempat mereka hidup, namun juga menempati posisi yang tidak menguntungkan, karena mereka tidak memperoleh akses terhadap sosial, ekonomi, dan politik.
Dewasa ini diskursus hak minoritas didominasi oleh teori politik, terutama setelah bangkrutnya ideologi komunisme yang melahirkan gelombang nasionalisme etnik di Eropa Timur yang secara dramatik telah merubah proses demokratisasi. Namun, terdapat beberapa faktor di dalam sistem demokrasi yang mapan yang menunjukkan pentingnya etnisitas; resistensi orang pribumi melawan imgiran dan pengungsi di berbagai negara Barat maju, kebangkitan dan mobilisasi politik indegenous people yang berujung pada lahirnya draft deklarasi hak indegenous people di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, peningkatan ancaman separatis terjadi di sejumlah negara demokratis seperti Kanada (Quebeq), Inggris (Skotlandia), Belgia (Flanders) dan Spanyol (Katalonia).
Sementara itu, kondisi multikultur sebuah negara tidak dengan serta merta meniscayakan warganya hidup dalam tatanan multikultural. Satu negara hanya dapat dikatakan sebagai sebuah negara multikultur jika berbagai divesitas budaya yang eksis memiliki kesetaraan dalam arena publik.
Konsep multikulturalisme pada dasarnya menyokong gagasan mengenai perbedaan dan heteroginitas, sekaligus mendorong isu kesetaraan antara kelompok mayoritas dan minoritas. Karenanya, poin multikulturalisme adalah apakah entitas yang beragam tersebut memperoleh status yang setara dalam negara, atau justru mengalami minoritisasi melalui kebijakan publik negara.
Indonesia memang merupakan negara dengan kondisi multikultur, tetapi belum semua warganya bisa menerima gagasan tentang sebuah tatanan multikultural. Munculnya keterbukaan politik saat ini, setelah selama lebih dari tiga dekade hidup dalam pasungan otoritarianisme, itu justru menjadi salah satu pintu masuk bagi berlangsungnya bermacam-macam proses penguatan politik identitas (primordial) di banyak tempat. Lebih dari sekedar bentuk-bentuk euphoria politik setelah lepas dari otoritarianisme, kecenderungan politisasi identitas etnik dan agama yang sekarang terjadi di beberapa daerah sampai pada level ketika kebersamaan sebagai sebuah bangsa mulai dipertaruhkan. Beberapa tendensi formalisasi agama melalui kebijakan publik dalam label peraturan daerah, misalnya, mengundang resiko dilanggarnya the lowest common denominator yang sudah disepakati bersama sejak Indonesia meraih kemerdekaan dari kolonialisme tahun 1945 yang lalu, yakni fundamen bahwa Indonesia bukanlah negara yang didasarkan pada satu agama tertentu.
Singkatnya, semua anak bangsa mesti menyadari bahwa negara ini adalah milik bersama dan bukan milik etnik dan agama tertentu. Karenanya diperlukan kebijakan publik yang bisa memayungi semua kelompok dan mewujudkan integrasi sosial. Dalam hal ini, hak-hakminoritas dan multikulturalisme dapat menjadi alternatif dan solusi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Penulis adalah Koordinator Program Islam dan Hak Asasi Manusia di Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sumber : www.pelita.or.id/baca.php?id=74945

Rabu, 08 Juli 2009

JK - Wiranto Menanggapi Quick Count

Ketika JK ditanyakan tentang quick count, semestinya beliau konsisten dengan jawabannya bahwa : "Lebih Cepat Lebih Bae"

Disitulah teruji konsistensi dari jargon yang diusungnya selama ini....

Karena metode quick count sendiri sebenarnya secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.


Rabu, 08/07/2009 11:43 WIB
Tim JK: Tak Beradab Umumkan Quick Count Saat Pilpres Berlangsung
Moksa Hutasoit - detikPemilu
Jakarta - Kubu JK-Wiranto bereaksi keras terhadap penayangan quick count dan exit poll di sejumlah televisi. Penayangan itu dinilai tidak etis saat pemilihan di sejumlah daerah masih berlangsung. ( mok / iy )

Source : http://pemilu.detiknews.com/comment/2009/07/08/114306/1161218/700/tim-jk-tak-beradab-umumkan-quick-count-saat-pilpres-berlangsung

Selasa, 07 Juli 2009

MOS

Masa Orientasi Siswa
Mungkin memang tidak perlu dihapuskan, karena melihat dari konsep "Judulnya" yang sudah benar, tetapi penerapannya yang hingga kini selalu salah.

Dalam benak akal sehat "Masa Orientasi" adalah mengenal hal-hal yang nantinya akan dihadapi dalam masa belajar siswa di sekolah pilihannya.

Sehingga kakak-kakak kelas, seharusnya memperkenalkan kecanggihan sekolahnya, seperti bagaimana mereka harus disiplin di ruang laboratorium, bagaimana memperlakukan peralatan sekolah mereka, seperti lab komputer, buku-buku perpustakaan, dlsb.

Selain itu, para kakak-kakak kelas menunjukan prestasi yang pernah diraih oleh sekolah tersebut.

Dengan demikian, nantinya mereka (para siswa baru) akan mempunyai "Rasa Tanggung Jawab" terhadap perawatan barang-barang milik sekolah, memiliki disiplin belajar.

Bukan seperti MOS peninggalan zaman Belanda, dimana senioritas dapat berlaku sebagai penjajah. Sekarang ini kita tidak lagi berorientasi pada senioritas, tetapi lebih pada kemampuan seseorang.

Mengenai hormat menghormati, itu adanya di pelajaran "Budi Pekerti", dimana dalam hidup sehari-hari, tidak saja yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua, tetapi sebaliknya yang lebih tua pun juga harus menghormati yang lebih muda. Disamping kemampuan seseorang memiliki juga bentuk penghormatan dalam interaksi dari sisi ke-ilmuan.

Masa Orientasi Siswa

Waaaahh,,, ternyata senin besok dah mulai MOS (masa orientasi siswa) yaa??
hahahahaha... emang kalo ngomongin MOS atau Mabis tuh gak ada abisnya... seru bangeett

Jadi inget pas MOS SMA dulu... kuncir 2 merah-putih! yang ini biar kita kliatan lebih rapih tp juga imut kaya anak desa yang cinta Indonesia.. pita juga jadi merah putih...hahaha!
Bawa tas pelastik, katanya c untuk kebersamaan.. mau kaya ataupun kurang mampu dianggap sama dimata sekolah gak dibeda-bedakan! ama topi wisuda.. berharap bisa lulus dari sekolah ini setelah 3 tahun belajar.. dan juga biar kita gak kepanasan pas disuruh ngumpul dilapangan!
Gak lupa papan nama...waktu dulu c pake karton ijo.. hahahaha!! gak lupa juga bawaan lain seperti minum, roti, mie, premen yang pake cap aneh-aneh...

Tp dalam acara ini pun Panitia sekaligus mengadakan baksos! Seperti mie, buku tulis, pulpen untuk diberikan kepada teman-teman yang masih membutuhkan!
dulu c waktu jadi peserta, ngedumel banget nie suruh bawa yang aneh-aneh,, tp ternyata setelah jadi Panitia jadi tau sendiri, apa yang dibawa ya untuk keperluan mereka sendiri.. jd gak masalah c...

Dulu tuh yang paling menegangkan saat adanya TIM DISIPLIN yang sering kita sebut TIM DIS!!
Waaahhh..takut banget deh ama tim ini,, biasanya c senior2 yang sangar mukanya... tp ada juga c kaka senior yang manis tp sok-sok galak,,,,
pokoknya kalo ada TIM DIS ini pada diem deeehh... udah takut aja mau di plonco.. tp gak tuh... cm sangar nya aja yang kaga nahaaaann....

Tahun ke dua dan tahun ke 3 di SMA akhirnya gw yang jadi panitia..... Hohohohohoh!!!!
Seneng rasanya bisa jadi panitia MOS.. tp ya berhubung wajah gw gak nyeremin tp baik hati, murah senyum dan tidak sombong, 2 tahun itu pasti jadi panitia di kelas,, namanya kakak pendamping....
jadi yang paling deket ama anak-nak di kelas... Pas Tim Dis itu masuk ikutan tegang juga c.. apalagi kalo ngeliat wajah anak-anak baru yang nunjukin khawatir dan takut juga...
padahal mah TIM DIS nya gokil-gokil.. sebelum masuk kelas mereka biasanya cekikikan dulu... wakakakaka.... ya, pinter deh acting nya kalo udah masuk kelas mah galaknya minta ampun!!!

Sayangnya gak ada foto-fotonya nie,,, kalo ada makin seru kayaknya...
enaknya jadi pendamping tuh kita bisa lebih kenal deket ama adik-adik kelas, dan setelah MOS berakhirpun kita masih deket aja,, lebih akrab lah,,,
kalo TIM DIS c pasti dihindarin,dan ditakutin!!! Wakakaka....
Tp lama-kelamaan ketauan juga Gokilnya TIM DIS Itu...
dan yang lebih asik saat ngerjain anak-anak yang ULTAH nya pas hari MOS!Kalo gak ampe nangis lom berenti deehh... Lucu jadinya setelah dia nangis terus dia ketawa-ketawa!! hahahahaha...

Saat-saat pengenalan Ekskul juga asik nie,, walaupun ada ditengah lapangan, tp tetep acara ini ditunggu-tunggu!!
Ya, yang paling Heboh pastinya saat pengenalan ekskul Marching band.... dan gw dulu ikutnya ekskul PMR... Asik banget Acara Ini....

Oia, pas hari terakhir MOS Biasanya kita mewajibkan murid baru itu untuk bikin surat suka-dukanya MOS ini, ditunjukan khusus untuk para panitia...
dan setelah evaluasi selesai saatnya pembacaan surat-surat itu....
Wakakakaka,,, opininya lucu-lucu deh... dan disurat itu ada pemilihan kakak TER....
dan waktu itu gw pernah dapet kaka terbaik (ini kebanyakan dikasih ama anak-anak yang gw dampingin) tp kakak terjutek juga ada c...wakakakaka... kalo diluar kelas gw emang sering sok jaim,, dan mungkin dianggapnya jutek kali yah.....
yah,,, masa-masa MOS itu emang merepotkan.. peserta repot, panitia repot.. apalagi kalo ada pihak sekolah yang ngacak-ngacak jadwal.. BT deeehhhh... tp ya tetap menyenangkan!!

Tp sekarang ini masih banyak banget kan MOS yang pake kekerasan,,, ini nie yang bikin citra MOS jadi jelek,, dan ada banyak orang tua juga yang gak setuju.. untuk itu peran sekolah sangat penting untuk mengontrol kakak-kakak panitia nya!! biar gak terlalu ekstrim dalam kegiatan ini,,, pernah juga denger kan kalo Masa-masa MOS ataupun OSPEK sampe menelan korban jiwa! gak banget deehh...

Tp kalo menurut gw c MOS itu gak perlu dihilangkan,, soalnya walaupun ngedumel awalnya pasti nanti jadi kenangan yang indah... Tp juga kudu yang bermanfaat seperti niat awalnya MOS itu tadi untuk mengenal lingkungan sekolah, peraturan sekolah!


Gimana Masa Orientasi kamu???

Sumber : http://blogerkesambet.blogspot.com/

Kamis, 02 Juli 2009

Pilpress 2009 - Jangan ragu-ragu

Banyak orang tanya kepada saya, siapa sih yang mau Anda pilih?

Kepada mereka saya katakan, bahwa ketiga Calon Presiden kita kali ini, pernah atau bahkan masih menjabat jabatan kepresidenan.

Jadi, tinggal kita lihat saja mana yang kinerjanya paling baik?

Tapi teman-teman saya tetap bertanya siapa donk?

Menurut saya pribadi, sebetulnya tidak susah, karena dari ketiga CaPres, tinggal dua yang menurut saya, yang hasilnya dapat dirasakan oleh rakyat.
Yakni, Nomor 2 dan 3.

Lho kenapa yang satu tidak?

Menurut saya lagi, Nomor satu waktu memimpin banyak sekali asset negara yang dijual. Contohnya BUMN 2 besar dan vital yang bagaimanapun tidak dapat dibenarkan dari sisi apapun. Karena itu merupakan ciri khas perekonomian Bangsa. Kalau dijual, apalagi yang vital, membuat kita membuka luka di tubuh kita sendiri.

Menjual BUMN merupakan langkah awal untuk mematikan ekonomi kerakyatan.

Jadi jangan lupa nanti tanggal 8, pilih lah dengan cermat. Selamat memilih....

Rabu, 01 Juli 2009

Kota Singkawang : Swasembada Beras ?

oleh adi supardi

Pencetakan sawah baru akan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat petani dan diharapkan Singkawang sebagai daerah swasembada beras hingga ekspor beras ke daerah atau negara lain.

Staf Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang, Abdul Hakim, mengatakan, rencana program pencetakan sawah baru seluas 2000 hektar di daerah Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Sejak tahun 2007 hingga 2009 sudah dilaksanakan cetak sawah baru seluas 325 hektar dan sisanya sekitar 1.675 hektar akan dilanjutkan tahun berikutnya secara bertahap.

Dijelaskan, hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program pencetakan sawah baru ini diantaranya masalah kondisi medan yang berat, pergeseran iklim/cuaca yang tidak menentu dan dana kurang memadai.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Harapan Makmur, Tusiran, menanggapi perkembangan proyek pencetakan sawah baru di Dusun Kulor Desa Pajintan, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Singkawang, mengatakan, sudah dilakukan pembuatan parit-parit dan sedang terus dikerjakan cetak sawah baru sesuai kebijakan pemerintah yang telah menyetujui pencetakan sawah tahun 2009 seluas 25 hektar untuk kelompok tani harapan makmur.

Mengenai kasus subsidi pupuk sudah selesai dan tidak ada masalah lagi. Bahkan sekarang subsidi pupuk berjalan lancar kepada para petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Mengenai proyek irigasi rusak sudah diperbaiki dengan dibangun ulang sudah selesai pada akhir bulan Pebruari 2009. kata tusiran.

Dengan pembangunan infrastruktur pertanian (irigasi, jalan dll) dan penambahan pencentakan sawah baru serta kelancaran distribusi pupuk kepada para petani secara cepat tepat waktu musim tanam, akan terjadi peningkatan hasil pertanian dan Singkawang sebagai daerah swasembada beras hingga ekspor ke daerah atau negara lain. semoga.

Sumber : etnisuku.wordpress.com
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org