Rabu, 30 Desember 2009

Agen Intelijen Asing Harus Ubah Gaya

Dalam kehidupan demokratis, seorang harus menempatkan diri sebagai orang yang kritis dan mau dikritisi.

Tidak seperti penulis buku yang maunya meng-kritisi Presiden, dengan data-data sampah, tetapi ketika dirinya dikritisi, bukan malah legowo, justru memukul orang yang meng-kritisinya.

Tentang banyaknya orang yang "double standart" di negeri ini, mungkin tidak mengherankan bagi saya. Walaupun saya sedih, karena ini dapat mempengaruhi pikiran orang-orang yang mendengarkan berita dan males membaca.

Yang lebih menyedihkan bagi saya adalah, kita sama-sama tau, pada era Soeharto, orang-orang yang dapat mengkritisi, dan mendapatkan tanggapan negatif dari penguasa, akan mendapatkan uang dari badan-badan intelijen asing, yang besarnya berbanding menaik, sesuai dengan panasnya suhu politik yang dapat dibuat oleh orang-orang ini.

Tetapi mereka-mereka para Agen Intelijen Asing (yang melacurkan diri pada intelijen negara lain), lupa bahwa zaman sudah berubah. Sehingga orang sekarang lebih sulit dibohongi dengan gosip politik kacangan, seperti yang baru dilansir baru-baru ini.

Saya menghimbau, bagi para pelacur-pelacur tersebut, ayolah kita bangun bangsa ini dengan membongkar semua kasus dengan data-data yang memang benar-benarvalid.

Sabtu, 26 Desember 2009

Komitmen oh komitmen

Seorang wakil rakyat yang terpilih di DPR merupakan seorang sosok yang diharapkan memiliki komitmen kepada rakyat yang diwakilinya.

Komitmen dengan rakyat memang sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu, apakah wakil rakyat yang ada di Senayan itu, secara umum memang benar-benar mempunyai komitmen, atas pembelaannya terhadap rakyat yang memilihnya?

Komitmen dengan rakyat adalah komitmen politik, dan bukan komitmen dengan rasa kasih, jadi mungkin sah-sah saja untuk penganut machiavellian untuk melanggarnya.

Dari komitmen yang ada didunia ini, saya rasa komitmen yang tertinggi adalah komitmen dengan pasangan hidupnya. Karena dengan rakyat seorang politisi sekalipun tidak harus meniduri seluruh pendukungnya.

Kalau komitmen dengan pasangan hidupnya saja sudah dilanggar, maka apa jadinya.

Sumber : http://rumahabi.info/foto-skandal-ruhut-sitompul-dengan-diana-lupita.html


Jumat, 25 Desember 2009

Orang-orang Papua yang masih tinggal di Pengasingan Tertarik untuk Pulang

Wilson
Bahasa Indonesia warga Papua tinggal di Papua Nugini dan di luar negeri selama 40 tahun kini dapat kembali untuk membangun kembali tanah air mereka di barat New Guinea, pemenang Penghargaan Logohu dan PNG wartawan Franz-Albert Joku mengatakan Dia baru saja kembali ke Port Moresby setelah negosiasi dengan pusat Bahasa Indonesia pemerintah dan pejabat pemerintah provinsi Papua pada otonomi khusus dan bagaimana orang Papua Barat di PNG dan luar negeri bisa berpartisipasi.

Para pemerintah PNG mendukung proses otonomi khusus di dua provinsi Indonesia, Papua dan Papua Barat dan PNG pejabat akan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan pemerintah provinsi Papua untuk mendaftarkan Papua Barat yang melarikan diri dari Indonesia pada 1960-an, 1970-an dan 1980-an yang setuju untuk pulang ke rumah. Beberapa dari mereka mengikuti program repatriasi 19-22 November 2009.

"Kata Joku menghimbau Papua Barat berjuang untuk kemerdekaan di semak-semak dan gunung-gunung untuk mencapai kompromi dan bekerja bersama di bawah proses otonomi khusus baru," Harlyne Joku melaporkan di The Nasional (Port Morsby). "Dia bilang di bawah otonomi khusus, Papua Barat akan memiliki 85 persen kebebasan untuk memberdayakan diri mereka di tanah mereka sendiri. Dia berkata sekarang, langkah positif yang telah ditetapkan dan proses otonomi khusus disahkan oleh pemerintah Indonesia pada bulan Oktober 2001 mulai bekerja. Pemimpin sedang terpilih dalam proses demokrasi. "

Joku juga menarik berpendidikan Papua Barat tidak dapat penonton dari proses otonomi tetapi membuatnya bekerja, menambahkan ada kebebasan berbicara, gerakan dan pemilihan. Meskipun ayah mereka menuntut kemerdekaan politik, pemerintah Indonesia telah memberikan otonomi khusus.

"Tidak seperti sebelumnya ketika orang-orang berkuasa di bawah laras senapan. Jika semuanya berjalan seperti yang diharapkan di bawah otonomi khusus, antara tujuh dan sembilan tahun waktu, dalam pengembangan dari PNG," katanya. Jadi, jangan merasa ragu kembali ke Papua dan bersama-sama menciptakan tanah pembangunan dan perdamaian.

Sumber : PapuaToday.com

Rabu, 16 Desember 2009

Police arrest three over PT Freeport shooting incidents

Jayapura, Papua - Police on Monday arrested three yet-to-be-identified men believed to belong to an armed gang responsible for security disturbances in PT Freeport`s concession area in the easternmost province of Papua.The police made the arrest during security restoration operations at Kwamki Baru in Timika, capital of Mimika district, a police source said.The gang was believed to be responsible for three shooting incidents in the PT Freeport area earlier this month.

Drew Nicholas Grant, an Australian working for the Indonesian subsidiary of US-based mining giant Freeport, was shot dead by unidentified gunmen at mile 53 road connecting Timika and Tembagapura, Mimika district, Papua, on July 11. Grant was shot dead when travelling with other workers, Jhon Biggs, Maju Panjaitan, and Lidan Madandan in a car from Timika to Tembagapura.On July 12, unidentified gunmen again shot dead Markus Rante Allo, the company`s security guard, at mile 51. On July 13, Brigadier I Marson Freddy Pattipeilohy, a Papua police officer, was found dead at mile 52 after reportedly gone missing earlier.

Source : Monday, July 20, 2009 | National |Antara

Timika ambush death toll rises to three

Markus Makur,
A police officer was found dead Monday on a section of the road connecting Timika and PT Freeport Indonesia’s Grassberg mine in Tembagapura in Papua, after being declared missing following an attack on a convoy of police troops on Sunday.

The body of Second Brig. Marson was discovered in a ravine in Mile 64 of the road in Tembagapura district, Papua Police chief Insp. Gen. Bagus Ekodanto said Monday.

Marson was among the police personnel flanking Freeport security guards who were ambushed by a group of armed people on Sunday. Freeport security guard Markus Rante Allo was killed in the attack.

Papua Police deputy chief Brig. Gen. Riady Koni said the police found Marson’s body after sifting through the site of the ambush. They had discovered Marson’s firearms shortly after the attack. Freeport’s Australian employee Drew Nicholas Grant was killed in a separate ambush on Saturday.

Source : The Jakarta Post , Timika | Mon, 07/13/2009 | National

Jumat, 11 Desember 2009

Pola Penegakan Hukum Berkepentingan Bisnis

Sebagai orang yang awam dalam hukum, saya berfikiran bahwa penjahat adalah orang yang melakukan kejahatan itu sendiri, sedangkan orang yang kena dampak dari perbuatan jahatnya adalah korban.

Diantara subjek dan objek tersebut, mungkin masih ada pelaku pendukung.

Menyikapi kejadian sehari-hari, kita gamblang melihatnya, bahwa yang lebih banyak ditangkap dan diadili adalah justru objek dan pendukung. Pertanyaannya ????

Kalau pelaku utama yang ditangkap, maka nggak ada kerjaan (objekan) penegak hukum tersebut, seperti persis kita dengar bersama rekaman Anggodo di MK.

Contoh yang paling gampang dilihat adalah, pada korban Narkoba yang lebih mendapat perhatian dari pihak penegak hukum.

Secara logika, semakin banyaknya korban pengguna narkoba ditangkap (yang seharusnya hanya sebagai saksi), semakin banyak pula informasi yang didapat oleh pihak penegak hukum untuk menangkap pengedar narkoba itu sendiri.

Lagi-lagi, kalau pengedarnya sudah habis, maka objekannya juga sudah habis.

Di negara maju, biasanya pengguna atau yang disebut korban selalu dilindungi, dan yang dikejar-kejar adalah pengedarnya.

Wakakakak

KPK aja sudah hampir amblas, karena KPK merebut objekan gede, khusus buat petinggi-petinggi.

Biar adil, kasus narkoba yang melibatkan petugas lapangan, tetap pada polanya, sehingga adilah bagi-bagi rejeki yang tinggi dapet gede, yang rendah dapet recehan.

Bisnis recehan kalau menangkap pecandu yang bukan orang kaya.

Huahuahua

Jadi adil adalah seperti itu????

Senin, 07 Desember 2009

Dukung Ibu Prita dan Ibu Juliana

Ibu Prita yang sharing dengan teman-teman milis harus membayar 204 juta, karena dianggap pencemaran nama baik. Padahal yang apa yang diraskan oleh ibu Prita bukan karangan belaka.

Ibu Juliana yang anaknya "Jared" mengalami kebutaan karena kesalahan penanganan, justru ditawari 1.5 milyar (TV One pagi).

Baik ibu Prita mapun Ibu Juliana adalah dua orang ibu-ibu yang dizolimi oleh sistem keadilan di Indonesia.

Saya sepakat dengan himbauan bapak Imam Prasojo, yang mengatakan untuk tidak mendatangi rumah sakit yang seperti itu.

Minggu, 06 Desember 2009

"Koin untuk Prita"

Gerakan sosial "Koin untuk Prita", mencerminkan adanya kepasrahan rakyat kecil Indonesia, terhadap adanya keadilan yang hanya berlaku bagi masyarakat yang kaya saja.

Uang "Koin untuk Prita" tersebut adalah simbol penindasan bagi rakyat kecil. Jadi jika nanti uang receh tersebut diterima oleh pihak penuntut, dan disalurkan kepada sebuah panti... maka terhinalah panti itu sendiri.

Bagi pengurus panti, atau bekerja sebagai pelaku sosial, tentunya memiliki empati yang tinggi terhadap penindasan. Layaknyalah, tidak ada satu pantipun yang mau menerima saluran dana dari hasil tuntutan kepada Prita.

Yang perlu diingat, jika ini terjadi, pihak penuntut hanya menggunakan panti sebagai alat untuk membersihkan pola pikir kekejiannya.
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org