Selasa, 26 Februari 2013

Anas, Contoh Pola Pikir Korupsi di Indonesia

Hahaha, mengapa menjadi pola pikir, karena menurut saya, seorang koruptor yang insyaf, ya pasrah saja ketika tertangkap atau kalau di Jepang mungkin sudah Harakiri.

Ayah selalu memberi nasihat kepada saya, "Jangan kamu bergaul dengan penjahat, kelak kamu akan berfikiran jahat."

Sebelum lupa, tulisan dari Vivanews yang saya bold dan merahkan adalah alasan saya membuat tulisan ini.

Dari tulisan di bawah jelas, bahwa kalau saja dirinya lolos, maka mungkin dia pun akan diam saja sampai akhir hanyatnya. Bahkan mungkin merencanakan untuk mengincar yang lebih besar lagi. Jadi jelas, bahwa pola pikir korupsi di negeri ini sudah mendarah daging.

Di luar itu semua, sangatlah menyedihkan, dalam waktu yang singkat 2 Pimpinan Partai Besar Terlibat Korupsi.

Pertanyaan yang mendasar adalah, apakah kita akan terus memakai konsep Oknum? untuk membersihkan yang lainnya?

 
Judul Asli : VIDEO: Anas Urbaningrum, Kandasnya Politisi Muda Cemerlang

VIVAnews – Sabtu pekan lalu, 23 Februari 2013, Anas Urbaningrum menyatakan berhenti dari Ketua Umum Demokrat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan status hukumnya sebagai tersangka kasus Hambalang. Status tersangka itu bagai meruntuhkan karir politik yang selama ini dibangun Anas dari bawah.

Lihat video perjalanan karir politik Anas di tautan ini.

Lahir di Blitar, 15 Juli 1969, Anas Urbaningrum memang cerdas sejak kecil. Ia langganan menjadi lulusan terbaik di tiap jenjang sekolahnya. Anas pun menyelesaikan kuliahnya di Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, tahun 1992 sebagai lulusan terbaik. Tak puas menggondol titel sarjana, Anas kembali melanjutkan studinya.

Tahun 2000, Anas lulus Magister Sains Ilmu Politik Universitas Indonesia. Minatnya pada ilmu politik tak pernah surut. Anas mengambil program doktor ilmu politik di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sampai saat ini. Politik memang bukan sekedar ilmu bagi Anas. Ia mempraktikannya.

Semasa kuliah, Anas aktif berkiprah di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia pun terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada tahun 1997. Sebagai ketua umum organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia saat itu, Anas berada di tengah perubahan pusaran politik pada reformasi 1998.

Pada masa itu pula, Anas menjadi tim revisi Undang-Undang Politik yang merupakan salah satu tuntutan reformasi. Tahun 1999, Anas menjadi anggota tim seleksi partai politik yang bertugas memverifikasi kelayakan parpol untuk ikut Pemilu. Anas akhirnya terpilih menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum periode 2001-2005 yang bertugas mengawal Pemilu 2004.

Pada Pemilu 2004 itu, Partai Demokrat yang masih “bayi” memperoleh kemenangan telak. Setahun kemudian, 2005, Anas bergabung dengan Demokrat. Ia kemudian terpilih menjadi anggota DPR pada tahun 2009. Karir politik Anas melejit cepat. Tahun 2010, ia terpilih sebagai Ketua Umum Demokrat dalam Kongres Demokrat mengalahkan rivalnya, Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie.

Anas pun mundur dari DPR untuk berkonsentrasi mengurus partai. Sayangnya, sejak terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat itu, jalan politik Anas tak pernah mulus. Berulang kali posisinya digoyang. Paling tidak Anas mengalami percobaan kudeta politik sampai tiga kali. Namun upaya-upaya itu selalu kandas.

Anas memang didukung kuat oleh struktur dan kader Demokrat di akar rumput. Jaringan Anas di Demokrat tak bisa diremehkan. Meski secara politis kuat, posisi Anas sangat rapuh karena bergantung pada kasus korupsi Hambalang yang sedang ditangani KPK.

Akhirnya, Jumat 22 Februari 2013, KPK menetapkan status hukum Anas sebagai tersangka. Anas pun mundur. Namun ia bukannya akan tinggal diam dan pasrah saja. Anas belum menyerah. Ia “mengancam” untuk membongkar banyak hal. “Ini bukan tutup buku, tapi pembukaan halaman pertama. Saya yakin halaman berikutnya akan bermakna bagi kepentingan kita bersama,” kata Anas.

“Kandas” di Demokrat, Anas masih tetap punya loyalis dan teman seperjuangan. Setiap hari, rumahnya di Duren Sawit Jakarta Timut tak hentinya dikunjungi para kolega, mulai kader Demokrat, kader HMI, politisi partai lain, sampai sahabat masa kecilnya. Kawan-kawan Anas itu menyatakan simpati dan mengalirkan energi kepada Anas di tengah cacian dan hujatan yang ia terima.

Politisi senior Golkar Akbar Tandjung yang sama-sama berkiprah di HMI bersama Anas termasuk salah satu yang menyambanginya. Ketika bertandang ke rumah Anas, Akbar mengutip perkataan mendiang Perdana Menteri Inggris Winston Churchill. “Dalam kehidupan, Anda dibunuh sekali, mati. Tapi dalam politik, Anda dibunuh beberapa kali, akan bisa bangkit kembali,” kata Akbar. (eh)

Sumber : http://politik.news.viva.co.id/news/read/393508-video--anas-urbaningrum--kandasnya-politisi-muda-cemerlang

Kamis, 14 Februari 2013

Presiden PKS Tertangkap "lagi" Basah

Maaf, waktu LHI tertangkap, beliau masih sebagai Presiden PKS, jadi judulnya ya begitu deh...

Dari menyalin kata-kata bijak di blog sebelah, tadinya saya tidak percaya dengan pernyataannya, tapi coba saja simak.... 

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik. Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Logika dan Hati Nurani. 

Kronologis Konspirasi di Balik Penangkapan LHI

Kita masih bertanya kenapa dalam penangkapan LHI Presiden PKS,KPK ngebut dengan kecepatan tinggi,sedangkan dalam kasus lain semisal kasus Hambalang yang menyeret mantan mempora Andi Malaranggeng KPK seperti naik delman,lamban!

Okelah Dalam OTT(Operasi Tangkap Tanggan)kasus impor sapi yg melibatkan Presiden PKS LHI sebetulnya yang tertangkap tangan di Hotel Le Meredien adalah LHI sendiri dan seorang perempuan muda bernama Maharani,katanya si perempuan seorang mahasiswa salah satu universitas di Jakarta

Setelah AF menerima suap 1M dari Indoguna,yang sebelum sudah terjadi komunikasi AF dan LHI perihal uang itu,dan uang suap diserahkan AF ke LHI di kamar hotel Le Meredien

Dalam OTT Presiden PKS LHI,uang sebesar Rp 980 jt sdh di tangan LHI, sedangkan AF dan Rani masing-masing membawa Rp 10jt.

Dalam penyergapan tersebut,LHI minta-minta ampun sampai menangis kepada penyidik KPK yg menangkapnya pada saat OTT di Hotel Le Meredien.Dan LHI meminta demi nama baik Islam dan PKS agar kasus tertangkap basahnya dia bersama uang suap dan PSK ini tdk sampai ke publik.Ini demi citra PKS dan Islam secara keseluruhan.Begitulah permintaan LHI pada penyidik KPK.

Penyidik KPK pun kemudian meminta izin ke Ketua KPK Abraham Samad utk memenuhi permintaan LHI ini.Dan berselang setelah itu Ketua KPK dan jajarannya melakukan rapat kecil untuk membahas permintaan LHI ini.

Pada awalnya permintaan LHI ini tdk disetujui oleh Pimpinan KPK kecuali oleh Ketua KPK Abraham Samad.Setelah alotnya selang pendapat mengenai hal ini,akhirnya disetujui dengan pertimbangan khawatir nama Islam rusak,dan hal-hal yang akan berdampak pada kericuhan umat,sebab yang ditangkap adalah seorang Presiden Partai Islam besar dan juga seorang ustadz

Lalu dibuatlah sebuah skenario,yang seolah-olah LHI dijemput dan langsung ditahan KPK.

Kronologi ini sebenarnya sudah disampaikan kepada elit PKS,inilah mengapa PKS akhirnyamerelakan LHI langsung ditahan.Dan kader2 PKS tidak bergejolak dan berdemo melawan KPK.

Untuk mengalihkan isu penangkapan LHI, PKS kemudian membuat statement bahwa ada konspirasi utk melemahkan PKS.Skenario KPK yg disampaikan ke elit PKS ini pula yang menyebabkan tidak ada perlawanan dr PKS ketika LHI ditetapkan sebagai TSK.

Ditangkap tangannya LHI pd saat OTT di Hotel Le Meredien ini pula yg membuat PKS langsung menunjuk Presiden PKS yang baru.

Skenario inilah yang menyebabkan info OTT wkt itu simpang siur krn sulit menutupi fakta yg sebenarnya terjadi.

Sekian..tunggu sarapan berikutnaya!
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org