Semestinya sudah kasat mata bagi kita semua, kalau nilai-nilai budaya yang dikembangkan di Bumi Nusantara ini, hanyalah tarik menarik nilai-nilai budaya antara dua negara yang memiliki nilai-nilai budaya yang kuat.
Gaya hidup yang ditawarkan terlihat betolak belakang, Amerika (Barat - atau yang termasuk negara-negara Eropa) menawarkan kebebasan, sementara Arabsaudi (Timur - atau yang termasuk negara-negara Timur Tengah) menawarkan budaya non-kebabasan - terutamanya bagi kaum wanita.
Pengaruh ini terlihat dari adanya dua golongan masyarakat yang berbeda, dari cara berpakaian, cara bicara, cara tegur sapa, dan masih banyak lagi.
Sebagian keluarga menggunakan kata-kata asing untuk menggunakan sapaan kepada orang tua mereka, untuk yang berbau barat mereka lebih suka menggunakan Papi Mami, sementara yang berbau Timur Tengah lebih suka menggunakan sapaan Abi Umi.
Belum lagi, bagi keluarga-keluarga yang berpendidikan tinggi, yang menyelesaikan kuliahnya di antara kedua negara tersebut, tidak jarang menggunakan bahasa sehari-hari pergaulan mereka, dengan menggunakan bahasa Inggris bagi yang Barat, dan bahasa Arab bagi yang Timur Tengah.
Kalau tidak diperhatikan, hal ini terlihat biasa saja, tetapi kalau kita perhatikan dengan seksama, pengaruh bahasa ini akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup seseorang, yang lambat laun mempengaruhi gaya hidup lingkungannya, dst dst....
Untuk itu, saya menghimbau agar kita semua menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa formal maupun bahasa pergaulan.
Bagaimana dengan ilmu pengetahuan yang biasanya dicetak dalam Bahasa Asing????
Itu menjadi kewajiban pemerintah untuk menerjemahkannya kedalam Bahasa Indonesia....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar