Jayapura, Papua province, Representatives of 157 countries which have lakes will visit Paniai Lake in Papua Province which they consider to be the world`s most beautiful and preserved lake, a local official
said.
The interest to visit Paniai Lake was expressed during the 12th World Lake Conference in India last November 2007, Paniai District Head Naftali Yogi, who attended the conference, said.
The conference`s participants considered Paniai Lake in Papua to be the world`s most beautiful and best preserved lake, he said.
Situated 7,500 meters above sea-level, Paniai Lake still had pristine natural beauty and its water was still unpolluted, he said.
Therefore, the conference`s participants were interested in visiting the lake and agreed to jointly help preserve Paniai Lake as the world`s best and beautiful lake, he said without mentioning when they would make the visit.
The Paniai administration was currently constructing roads surrounding the lake and a number of inns as part of preparations to receive the foreign visitors, he said.
In addition to infrastructure development, the local administration had also been making efforts to preserve the traditional culture and arts of the Mee and Moni tribes which constitute Paniai region`s indigenous population, Yogi said.
Over 600 delegates who participated in the five-day deliberations, adopted a `Draft Jaipur Declaration` which acknowledges the importance of lakes and wetlands for domestic, agricultural and recreational uses and of improving habitats for conserving biodiversity. Wuhan in China will host the 13th World Lake Conference in 2009.
Source : www.PapuaToday.com
Waspadai pengaruh Barat,Timur Tengah, dan Asia Timur
Sudah saatnya kita menggali kembali EKSISTENSI BUDAYA BANGSA KITA SENDIRI
Kearifan Lokal Leluhur Nusantara, Bukan Leluhur Barat, Bukan Leluhur Timur Tengah dan Bukan Leluhur Asia Timur
Barat Menipu Berkedok HAM, Timur Tengah Menipu Berkedok Agama, Asia Timur Menipu Berkedok Dagang
Sabtu, 06 Desember 2008
Sabtu, 29 November 2008
Dr Syaiful Mujani: Ceritakan Keberhasilan SBY!
Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Dr Syaiful Mujani mengatakan, sudah saatnya kader Partai Demokrat menceritakan keberhasilan yang telah dikerjakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) keada masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.
“Keberhasilan yang telah diraih SBY, itu yang diceritakan. Kalau ada yang dirasakan belum optimal capaiannya maka lima tahun ke depan harus jelas sasarannya. Apa yang akan dikerjakan,” ujar Syaiful kepada situs Demokrat di sela-sela kegiatan Pembekalan Calon Legislatiff DPR RI Partai Demokrat periode 2009–2014 di Hall C Pekan Raya Jakarta, Sabtu (29/11).
Syaiful juga menambahkan, Partai Demokrat harus leading dalam sosialisasi dan mobilisasi guna meraih simpati dan dukungan masyarakat. Apakah itu melalui area campaign, serangan udara maupun infantri darat dari dapil ke dapil.
“Itu yang harus dilakuan para calon angota legislatif, fungsionaris, dan seterusnya kemudian dilakukan terorganisir dengan baik,” lanjut Syaiful. Selain itu juga dalam soal pencitraan.
Namun, menurutnya, hal pencitraan lebih berkaitan dengan program-program yang sudah dikerjakan pemerintah. “Jadi, (pencitraan-red) jangan dibuat-buat. Saat ini jangan lagi bikin janji, tetapi cerita apa yang suda dikerjakan SBY,” kata Syaiful.
Pada bagian lain, Syaiful menjelaskan, dalam empat tahun terakhir, LSI sudah melakukan sebanyak 20 kali survey dan sebanyak 7 kali Partai Demokrat unggul. Namun, selama itu publik kurang memperhatikan.
“Saat ini saya mengambil isu swing voter yang akhirnya menjadi bahan pembicaraan. Sekarang sudah masa kampanye dan saatnya kita bicara swing voter untuk melihat seberapa stabil pemilih. Juga seberapa efektif kampanye dilakukan,” lanjut Syaiful.
Dikatakan, swing voter bisa diangkap lewat sosialisasi dan mobilisasi yang kuat. Pada dasarnya, pemilih sangat terbuka sehingga siapa saja yang bekerja keras akan mendapatkan (swing voter).
“Jadi tidak ada yang hubungan dengan pemilihnya stabil begitu saja. Karena itu, Partai Demokrat harus unggul dalam mobilisasi dan sosialisasi. Jangan hanya sama karena PDI-P dan Golkar sudah punya tradisi menang. Partai Demokrat harus leading dalam mobilisasi dan sosialisasi,” ujar Syaiful mengingatkan. (Ansel Deri)
Sumber : http://www.demokrat.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1567&Itemid=59
“Keberhasilan yang telah diraih SBY, itu yang diceritakan. Kalau ada yang dirasakan belum optimal capaiannya maka lima tahun ke depan harus jelas sasarannya. Apa yang akan dikerjakan,” ujar Syaiful kepada situs Demokrat di sela-sela kegiatan Pembekalan Calon Legislatiff DPR RI Partai Demokrat periode 2009–2014 di Hall C Pekan Raya Jakarta, Sabtu (29/11).
Syaiful juga menambahkan, Partai Demokrat harus leading dalam sosialisasi dan mobilisasi guna meraih simpati dan dukungan masyarakat. Apakah itu melalui area campaign, serangan udara maupun infantri darat dari dapil ke dapil.
“Itu yang harus dilakuan para calon angota legislatif, fungsionaris, dan seterusnya kemudian dilakukan terorganisir dengan baik,” lanjut Syaiful. Selain itu juga dalam soal pencitraan.
Namun, menurutnya, hal pencitraan lebih berkaitan dengan program-program yang sudah dikerjakan pemerintah. “Jadi, (pencitraan-red) jangan dibuat-buat. Saat ini jangan lagi bikin janji, tetapi cerita apa yang suda dikerjakan SBY,” kata Syaiful.
Pada bagian lain, Syaiful menjelaskan, dalam empat tahun terakhir, LSI sudah melakukan sebanyak 20 kali survey dan sebanyak 7 kali Partai Demokrat unggul. Namun, selama itu publik kurang memperhatikan.
“Saat ini saya mengambil isu swing voter yang akhirnya menjadi bahan pembicaraan. Sekarang sudah masa kampanye dan saatnya kita bicara swing voter untuk melihat seberapa stabil pemilih. Juga seberapa efektif kampanye dilakukan,” lanjut Syaiful.
Dikatakan, swing voter bisa diangkap lewat sosialisasi dan mobilisasi yang kuat. Pada dasarnya, pemilih sangat terbuka sehingga siapa saja yang bekerja keras akan mendapatkan (swing voter).
“Jadi tidak ada yang hubungan dengan pemilihnya stabil begitu saja. Karena itu, Partai Demokrat harus unggul dalam mobilisasi dan sosialisasi. Jangan hanya sama karena PDI-P dan Golkar sudah punya tradisi menang. Partai Demokrat harus leading dalam mobilisasi dan sosialisasi,” ujar Syaiful mengingatkan. (Ansel Deri)
Sumber : http://www.demokrat.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1567&Itemid=59
Selasa, 04 November 2008
Gagal Selamatkan Badak, RPU Bengkulu Dibubarkan
Bengkulu (ANTARA News) - Keberadaan Rhino Patroli Unit (RPU) yang bertugas menjaga populasi badak di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Bengkulu dari aktivitas perburuan, menyebabkan satuan kerja itu dibubarkan.
"Kini tak ada lagi RPU. Dari hasil penelitian dan penelusuran tidak ada lagi badak bercula dua dan satu di Bengkulu," ujar Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Edi Sediyarto, di Bengkulu, Selasa.
Namun demikian, ada satu badak asal Bengkulu yang sempat diboyong ke Lampung untuk ditangkarkan, hingga satwa itu diharapkan masih bisa berkembang biak.
Edi mengatakan, badak sangat sulit bereproduksi hingga populasi mereka menyusut dengan cepat. Ia belum tahu apakah badak yang ditangkarkan di Lampung itu akan dikembalikan ke habitat di Bengkulu.
Dalam upaya menyelamatkan badak, telah dibentuk satuan kerja "Rescue Project" dengan tugas menyelamatkan satwa badak yang tersisa, namun hasilnya tidak optimal.
Bentuk kegagalan tersebut terlihat jelas dari populasi badak yang semula diperkirakan sebanyak 40-60 ekor tahun 1992, menjadi hanya 2-3 ekor pada 2004 dan sekarang tidak lagi terlihat jejak kehidupan satwa tergolong appendix I itu lagi.
Bagi pemburu, mendapatkan badak di tengah hutan yang maha luas ibarat seorang pecandu shabu-shabu yang terus ketagihan hingga mendapatkan satwa dimaksud.
Kini satuan kerja penyelamatan badak tengah mencari sisa badak yang mungkin masih tersisa itu untuk seterusnya dibawa ke Way Kambas Lampung guna dikembangbiakan dengan cara "ex-situ" (di luar habitat).
Keberadaan proyek penyelamatan ini didukung dana dari organisasi pecinta satwa, tetapi tidak dijelaskan jenis bantuannya.
Kepala RPU Edi Kusuma menyatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan tugas secara optimal dalam mencegah terjadinya pembunuhan terhadap badak di hutan-hutan wilayah TNKS, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Ia menyatakan timnya selama 20 hari dalam satu bulan berada di dalam hutan, berkeliling mengawasi setiap jengkal hutan dari aktivitas perburuan.
Hanya saja, luas TNKS yang mencapai raturan ribu hektare sementara petugas RPU hanya belasan orang, mengakibatkan hasil pengawasan tidak bisa berjalan secara baik. (*)
Source : http://www.antara.co.id/view/?i=1225792457&c=WBM&s=
"Kini tak ada lagi RPU. Dari hasil penelitian dan penelusuran tidak ada lagi badak bercula dua dan satu di Bengkulu," ujar Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Edi Sediyarto, di Bengkulu, Selasa.
Namun demikian, ada satu badak asal Bengkulu yang sempat diboyong ke Lampung untuk ditangkarkan, hingga satwa itu diharapkan masih bisa berkembang biak.
Edi mengatakan, badak sangat sulit bereproduksi hingga populasi mereka menyusut dengan cepat. Ia belum tahu apakah badak yang ditangkarkan di Lampung itu akan dikembalikan ke habitat di Bengkulu.
Dalam upaya menyelamatkan badak, telah dibentuk satuan kerja "Rescue Project" dengan tugas menyelamatkan satwa badak yang tersisa, namun hasilnya tidak optimal.
Bentuk kegagalan tersebut terlihat jelas dari populasi badak yang semula diperkirakan sebanyak 40-60 ekor tahun 1992, menjadi hanya 2-3 ekor pada 2004 dan sekarang tidak lagi terlihat jejak kehidupan satwa tergolong appendix I itu lagi.
Bagi pemburu, mendapatkan badak di tengah hutan yang maha luas ibarat seorang pecandu shabu-shabu yang terus ketagihan hingga mendapatkan satwa dimaksud.
Kini satuan kerja penyelamatan badak tengah mencari sisa badak yang mungkin masih tersisa itu untuk seterusnya dibawa ke Way Kambas Lampung guna dikembangbiakan dengan cara "ex-situ" (di luar habitat).
Keberadaan proyek penyelamatan ini didukung dana dari organisasi pecinta satwa, tetapi tidak dijelaskan jenis bantuannya.
Kepala RPU Edi Kusuma menyatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan tugas secara optimal dalam mencegah terjadinya pembunuhan terhadap badak di hutan-hutan wilayah TNKS, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Ia menyatakan timnya selama 20 hari dalam satu bulan berada di dalam hutan, berkeliling mengawasi setiap jengkal hutan dari aktivitas perburuan.
Hanya saja, luas TNKS yang mencapai raturan ribu hektare sementara petugas RPU hanya belasan orang, mengakibatkan hasil pengawasan tidak bisa berjalan secara baik. (*)
Source : http://www.antara.co.id/view/?i=1225792457&c=WBM&s=
Selasa, 21 Oktober 2008
Photo Anggota DPRD Langkat Yang “Maniak Sex”
Ditulis pada Oktober 21, 2008 oleh ksemar
Inilah salah satu photo mesra 2 orang anggota DPRD Langkat yang terlibat selingkuh itu. H. Surianto menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Langkat sedangkan Yuni Mintarsih, AMK adalah anggota DPRD Langkat sekaligus Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan kabupaten Langkat.
H. Surianto sudah memiliki anak bahkan cucu, sedangkan Yuni Mintarsih juga punya suami dan anak. Mnurut pengakuan Suaminya, Sebelumnya Yuni Mintarsih juga sudah sering selingkuh dengan beberapa orang lainnya baik temannya sesama anggota DPRD Langkat maupun mantan ketua Partai PDK Langkat Amiruddin Kahar (Ameh). Sekitar pertengahan tahun 2007 lalu, seorang Warga langkat juga pernah melihat Yuni Mintarsih bersama salah seorang anggota DPRD langkat lainnya masuk kamar losmen di sekitar Jl. Binjai Medan pada siang hari.
Sumber : http://ksemar.wordpress.com/2008/10/21/photo-anggota-dprd-langkat-yang-%E2%80%9Cmaniak-sex%E2%80%9D/
Inilah salah satu photo mesra 2 orang anggota DPRD Langkat yang terlibat selingkuh itu. H. Surianto menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Langkat sedangkan Yuni Mintarsih, AMK adalah anggota DPRD Langkat sekaligus Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan kabupaten Langkat.
H. Surianto sudah memiliki anak bahkan cucu, sedangkan Yuni Mintarsih juga punya suami dan anak. Mnurut pengakuan Suaminya, Sebelumnya Yuni Mintarsih juga sudah sering selingkuh dengan beberapa orang lainnya baik temannya sesama anggota DPRD Langkat maupun mantan ketua Partai PDK Langkat Amiruddin Kahar (Ameh). Sekitar pertengahan tahun 2007 lalu, seorang Warga langkat juga pernah melihat Yuni Mintarsih bersama salah seorang anggota DPRD langkat lainnya masuk kamar losmen di sekitar Jl. Binjai Medan pada siang hari.
Sumber : http://ksemar.wordpress.com/2008/10/21/photo-anggota-dprd-langkat-yang-%E2%80%9Cmaniak-sex%E2%80%9D/
Senin, 01 September 2008
TKI Diperkosa Majikan Arab di Arab Saudi
Liputan6.com, Jakarta: Seorang tenaga kerja Indonesia lagi-lagi mengalami nasib buruk. Bunga, bukan nama sebenarnya, diperkosa sang majikan saat bekerja di Jeddah, Arab Saudi. Akibatnya, perempuan berusia 30 tahun itu hamil delapan bulan. Sementara sang majikan tetap bebas karena Bunga tidak tahu cara melapor ke polisi.
Nasib Bunga semakin terpuruk. Ketika pulang ke Tanah Air dua pekan lalu untuk minta perlindungan keluarga, Bunga justru diceraikan sang suami. Nahasnya pula, tujuh bulan gaji Bunga juga belum dibayar hingga kini. Padahal pendapatan itulah harapan Bunga satu-satunya untuk bisa menghidupi diri dan bayinya beberapa waktu ke depan.(YNI/Nova Rini dan Nurwanto)
http://www.liputan6.com/sosbud/?id=165533
Nasib Bunga semakin terpuruk. Ketika pulang ke Tanah Air dua pekan lalu untuk minta perlindungan keluarga, Bunga justru diceraikan sang suami. Nahasnya pula, tujuh bulan gaji Bunga juga belum dibayar hingga kini. Padahal pendapatan itulah harapan Bunga satu-satunya untuk bisa menghidupi diri dan bayinya beberapa waktu ke depan.(YNI/Nova Rini dan Nurwanto)
http://www.liputan6.com/sosbud/?id=165533
Label:
Arab Saudi,
Diperkosa,
Pahlawan Devisa
Sabtu, 30 Agustus 2008
Prita Mulyasari - Email Yang Menghebohkan
Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.
Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.
Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.
dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.
Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.
Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.
Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.
Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.
Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.
Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.
Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.
Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.
Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.
Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.
Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.
Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.
Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.
Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.
Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.
Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.
Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600
(msh/msh)
Source : http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omni-dapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif
Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.
Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.
dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.
Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.
Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.
Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.
Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.
Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.
Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.
Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.
Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.
Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.
Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.
Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.
Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.
Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.
Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.
Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.
Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.
Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600
(msh/msh)
Source : http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omni-dapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif
Senin, 25 Agustus 2008
Alat Analisa Sosial Budaya di Indonesia
Kita kadang sulit untuk melihat, bahwa budaya kita ini sudah diracuni oleh negara atau bangsa mana sih?
Untuk mengetahui dan kembali ke budaya asli Indonesia, sebenarnya tidaklah sulit. Karena selama ini hanya ada dua kubu besar yang bertikai di Indonesia, untuk meperebutkan, atau yang ingin memasukan nilai budaya mereka sebanyak mungkin ke Indonesia.
Sebelum kita meloncat ke negara atau bangsa mana yang ingin merebut pengaruh budayanya di Indonesia, terlebih kita harus mengetahui, tujuan mereka.
Tujuang mereka tidaklah sulit untuk ditebak, tidak lain dan tidak bukan adalah mencari keuntungan materi semata. Apapun janji yang disodorkan oleh mereka.
Untuk memudahkan, saya membaginya menjadi dua kelompok besar, yakni Inggris dengan kroni-kroninya di sisi Barat, sedangkan di sisi Timur adalah Arab Saudi dengan Kroni-kroninya.
Pertama-tama, kita mulai dari pengaruh bahasa, dari Barat kita ditekankan untuk dapat berbahasa Inggris, agar kita dapat berkomunikasi dengan dunia Internasional. Dari Timur, kita ditekankan untuk dapat berbahasa Arab, agar kita dapat berdoa secara khusuk.
Keluarga yang menganut Barat, sering kita dengar dengan sebutan Mami Papi, tetapi sebaliknya keluarga yang menganut Timur, sering kita dengar dengan sebutan Abi Uni.
Dalam dunia bahasa, karena pengaruh itu sangat kuat, sehingga dunia dengan mudah mengkleim bahwa bahasa kita tidak memiliki kepribadian bahasa yang kuat. Sehingga dalam dunia bahasa marketing, bahasa Indonesia tidak diperhitungkan, atau memang sengaja dikerdilkan.
Sebagai contoh: Negara Suomi yang penduduknya hanya ratusan ribu, bahasanya dapat kita temui tidak saja di semua perangkat lunak keluaran Microsoft, tetapi pada produk-produk elektronik rumahan. Tetapi bahasa Indonesia, dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dimana pasar elektronik begitu kuatnya, baru akhir-akhir ini kita temukan, itupun tidak di seluruh produk elektronik.
Kedua, dalam dunia model gaya berpakaian, di sisi Barat menawarkan pakaian yang minim, sedangkan di sisi Timur menawarkan pakaian yang serba tertutup. Sedangkan cara berpakaian bangsa ini, sejak dulu adalah resmi atau santai, tetapi sopan. Sopan berarti tidak harus minim atau tidak harus tertutup.
Trus apa hubungannya dengan keuntungan materi????
Jelas, jika pengaruh berpakaian mereka masuk, maka para pengusaha tekstil mereka pun akan dapat menembus pasar Indonesia dengan lebih agresif.
Belum lagi pengusaha accesoris mereka juga akan memperoleh kesempatan untuk membuka pasar yang lebih besar.
Catatan :
Negara Barat menawarkan, dengan menerapkan HAM menurut persepsi mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur. Dengan adanya keadilan dan kemakmuran, membuat orang hidup rukun di dunia bagaikan di surga.
Negara Timur menawarkan, dengan menerapkan nilai-nilai Agama mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur, yang akan menghantarkan mereka sampailah ke surga.
Untuk mengetahui dan kembali ke budaya asli Indonesia, sebenarnya tidaklah sulit. Karena selama ini hanya ada dua kubu besar yang bertikai di Indonesia, untuk meperebutkan, atau yang ingin memasukan nilai budaya mereka sebanyak mungkin ke Indonesia.
Sebelum kita meloncat ke negara atau bangsa mana yang ingin merebut pengaruh budayanya di Indonesia, terlebih kita harus mengetahui, tujuan mereka.
Tujuang mereka tidaklah sulit untuk ditebak, tidak lain dan tidak bukan adalah mencari keuntungan materi semata. Apapun janji yang disodorkan oleh mereka.
Untuk memudahkan, saya membaginya menjadi dua kelompok besar, yakni Inggris dengan kroni-kroninya di sisi Barat, sedangkan di sisi Timur adalah Arab Saudi dengan Kroni-kroninya.
Pertama-tama, kita mulai dari pengaruh bahasa, dari Barat kita ditekankan untuk dapat berbahasa Inggris, agar kita dapat berkomunikasi dengan dunia Internasional. Dari Timur, kita ditekankan untuk dapat berbahasa Arab, agar kita dapat berdoa secara khusuk.
Keluarga yang menganut Barat, sering kita dengar dengan sebutan Mami Papi, tetapi sebaliknya keluarga yang menganut Timur, sering kita dengar dengan sebutan Abi Uni.
Dalam dunia bahasa, karena pengaruh itu sangat kuat, sehingga dunia dengan mudah mengkleim bahwa bahasa kita tidak memiliki kepribadian bahasa yang kuat. Sehingga dalam dunia bahasa marketing, bahasa Indonesia tidak diperhitungkan, atau memang sengaja dikerdilkan.
Sebagai contoh: Negara Suomi yang penduduknya hanya ratusan ribu, bahasanya dapat kita temui tidak saja di semua perangkat lunak keluaran Microsoft, tetapi pada produk-produk elektronik rumahan. Tetapi bahasa Indonesia, dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, dimana pasar elektronik begitu kuatnya, baru akhir-akhir ini kita temukan, itupun tidak di seluruh produk elektronik.
Kedua, dalam dunia model gaya berpakaian, di sisi Barat menawarkan pakaian yang minim, sedangkan di sisi Timur menawarkan pakaian yang serba tertutup. Sedangkan cara berpakaian bangsa ini, sejak dulu adalah resmi atau santai, tetapi sopan. Sopan berarti tidak harus minim atau tidak harus tertutup.
Trus apa hubungannya dengan keuntungan materi????
Jelas, jika pengaruh berpakaian mereka masuk, maka para pengusaha tekstil mereka pun akan dapat menembus pasar Indonesia dengan lebih agresif.
Belum lagi pengusaha accesoris mereka juga akan memperoleh kesempatan untuk membuka pasar yang lebih besar.
Catatan :
Negara Barat menawarkan, dengan menerapkan HAM menurut persepsi mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur. Dengan adanya keadilan dan kemakmuran, membuat orang hidup rukun di dunia bagaikan di surga.
Negara Timur menawarkan, dengan menerapkan nilai-nilai Agama mereka, dunia akan menjadi adil dan makmur, yang akan menghantarkan mereka sampailah ke surga.
Logika Bayar Pajak
Iklan Layanan Masyarakat "Yang menguntungkan Pemerintah" - menghimbau rakyat taat bayar pajak!
Belakangan ini sering memakai yargon "Apa Kata Dunia", untuk menyindir orang yang tidak membayar pajak.
Sementara isi pembicaraannya, seolah-olah orang yang tidak membayar pajak itu sudah menikmati fasilitas baik fisik maupun jasa yang tersedia. -
Iklan Layanan Masyarakat "Yang bermanfaat bagi Rakyat" - menghimbau pemerintah menggunakan uang pajak dengan benar????
Sampai hari ini, tidak ada iklan layanan masyarakat yang menghimbau agar rakyat pembayar pajak yang memiliki hak-hak atas pembayarannya tersebut. Agar menggunakannya dengan benar, seperti meminta pengamanan dari Polisi - tanpa dipungut biaya, dlsb.
Belakangan ini sering memakai yargon "Apa Kata Dunia", untuk menyindir orang yang tidak membayar pajak.
Sementara isi pembicaraannya, seolah-olah orang yang tidak membayar pajak itu sudah menikmati fasilitas baik fisik maupun jasa yang tersedia. -
Iklan Layanan Masyarakat "Yang bermanfaat bagi Rakyat" - menghimbau pemerintah menggunakan uang pajak dengan benar????
Sampai hari ini, tidak ada iklan layanan masyarakat yang menghimbau agar rakyat pembayar pajak yang memiliki hak-hak atas pembayarannya tersebut. Agar menggunakannya dengan benar, seperti meminta pengamanan dari Polisi - tanpa dipungut biaya, dlsb.
Jumat, 25 Juli 2008
Hemat Energi? Jadilah Vegetarian!
Oleh Merry Magdalena
Krisis energi dan pangan merebak ke seantero muka bumi. Ingin hemat energi? Salah satunya dalah dengan menjadi vegetarian atau setidaknya kurangi sumber makanan hewani. Apa pasal? Sebab ternyata bahan makanan hewani membutuhkan lebih banyak konsumsi energi dalam produksi dan suplainya dibanding makanan nabati.
Saat ini 19$ konsumsi energi di Amerika Serikat (AS) digunakan untuk memproduksi dan menyuplai makanan, begitu ungkap David Pimentel dan koleganya di Cornell University dalam jurnal Human Ecology. Produk pangan hewani dan junk food memerlukan lebih banyak energi dalam produksinya dibanding dengan sayuran, buah dan beras. Untuk membuat satu tangkup hamburger saja membutuhkan setidaknya 1.300 galon air, demikian menurut U.S. Geological Survey. Studi yang dilakukan ilmuwan asal University of Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin mengatakan bahwa menjadi vegetarian sangat efektif dalam menghemat energi.
“Dengan mengurangi junk food dan memakan sedikit daging, orang Amerika bisa memberi kontribusi besar pada konsumsi bahan bakar dan memperbaiki kesehatannya sendiri,” jelas Pimentel.
Porsi Kecil
Sementara itu bagi mereka yang bermasalah dengan kebiasaan makan, tenang saja. Kelak manusia akan makan dalam porsi lebih sedikit. Mengapa? Biaya bahan pangan dan sumber energi yang terus membengkak akibat pemanasan global akan membuat manusia makan lebih sedikit.
Setidaknya itulah prediksi ilmuwan University of Illinois terhadap mendongkraknya harga makanan di masa mendatang. Selain menghemat, mengurangi porsi makan dilakukan demi kesehatan juga. Biaya perawatan kesehatan yang juga membengkak, membuat orang terpaksa menganut gaya hidup sehat dengan diet.
Ingin berkontribusi dalam menghemat energi? Mungkin bisa mulai mencoba diet. Asal tidak sampai kekurangan gizi saja.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com
foto: vegetarians-cooking.com
Sumber : http://netsains.com/2008/07/hemat-energi-jadilah-vegetarian/
Krisis energi dan pangan merebak ke seantero muka bumi. Ingin hemat energi? Salah satunya dalah dengan menjadi vegetarian atau setidaknya kurangi sumber makanan hewani. Apa pasal? Sebab ternyata bahan makanan hewani membutuhkan lebih banyak konsumsi energi dalam produksi dan suplainya dibanding makanan nabati.
Saat ini 19$ konsumsi energi di Amerika Serikat (AS) digunakan untuk memproduksi dan menyuplai makanan, begitu ungkap David Pimentel dan koleganya di Cornell University dalam jurnal Human Ecology. Produk pangan hewani dan junk food memerlukan lebih banyak energi dalam produksinya dibanding dengan sayuran, buah dan beras. Untuk membuat satu tangkup hamburger saja membutuhkan setidaknya 1.300 galon air, demikian menurut U.S. Geological Survey. Studi yang dilakukan ilmuwan asal University of Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin mengatakan bahwa menjadi vegetarian sangat efektif dalam menghemat energi.
“Dengan mengurangi junk food dan memakan sedikit daging, orang Amerika bisa memberi kontribusi besar pada konsumsi bahan bakar dan memperbaiki kesehatannya sendiri,” jelas Pimentel.
Porsi Kecil
Sementara itu bagi mereka yang bermasalah dengan kebiasaan makan, tenang saja. Kelak manusia akan makan dalam porsi lebih sedikit. Mengapa? Biaya bahan pangan dan sumber energi yang terus membengkak akibat pemanasan global akan membuat manusia makan lebih sedikit.
Setidaknya itulah prediksi ilmuwan University of Illinois terhadap mendongkraknya harga makanan di masa mendatang. Selain menghemat, mengurangi porsi makan dilakukan demi kesehatan juga. Biaya perawatan kesehatan yang juga membengkak, membuat orang terpaksa menganut gaya hidup sehat dengan diet.
Ingin berkontribusi dalam menghemat energi? Mungkin bisa mulai mencoba diet. Asal tidak sampai kekurangan gizi saja.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com
foto: vegetarians-cooking.com
Sumber : http://netsains.com/2008/07/hemat-energi-jadilah-vegetarian/
Minggu, 08 Juni 2008
TKI Diperkosa di Hong Kong, 2 Ditahan
Hong Kong (SIB)
Dua orang lelaki yang memperkosa seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia di Hong Kong telah dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun lebih pada Jumat (28/9).
Dua orang lelaki tersebut memerkosa pekerja asal Indonesia itu setelah sebelumnya mengancam dengan menggunakan obeng.
Kedua lelaki itu bernama Ali Zulfiqar (30) dan Mohammad Tanveer (37). Keduanya tampil dalam persidangan pada hari Kamis kemarin setelah mengaku bersalah atas tuduhan pemerkosaan, pelecehan seksual serta pengakuan palsu.
Menurut laporan South China Morning Post tindakan perkosaan tersebut terjadi dalam sebuah flat pada akhir November tahun lalu.
Ali Zulfiqar dipenjara selama delapan tahun lebih delapan bulan dan Mohammad Tanveer mendapatkan hukuman delapan tahun dan enam bulan penjara.
Hong Kong adalah rumah bagi lebih dari 200 ribu pembantu rumah tangga asal negeri asing yang umumnya berasal dari Filipina, Indonesia serta Sri Lanka.
Pada umumnya mereka bekerja pada keluarga-keluarga di Hong Kong untuk mengurus rumah tangga serta mengasuh anak-anak.
Pada awal minggu ini, seorang pejabat di Konsulat Filipina mengatakan tingkat kekerasan terhadap pembantu rumah tangga asing di Hong Kong telah semakin meningkat.
3 TKI di Arab Dipenjara Tanpa Alasan yang Jelas
Impian “hujan emas di negeri orang” bisa berubah bencana. Cerita ini kembali dialami oleh tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara kaya minyak, tepatnya di Bahrain, Abu Dhabi dan Arab Saudi.
Ketiga buruh perempuan itu adalah Yoyoh (32), Sunariyah (28), dan Juleha (29). Berturut-turut, ketiganya saat ini masih dipenjara di Bahrain, penjara Abu Dhabi dan penjara Sijin Al Malash Al Nisa Riyadh.
“Alasan penahanan para buruh simpang siur. Kami masih mengecek alasan itu,” kata Risma Umar, Koordinator Program Solidaritas Perempuan (PSP) dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (27/9).
Risma menceritakan, Yoyoh ditahan pemerintah Bahrain atas permintaan agen yang memberangkatkan Yoyoh, PT Aljaidi Ikhwan, awal April lalu. Yoyoh dituding belum melunasi biaya agen sebesar US$ 450.
Sementara Sunariah ditangkap polisi Abu Dhabi saat membeli pulsa telepon, pertengahan Februari lampau. Hingga kini, alasan penangkapan itu masih kabur.
Lebih memprihatinkan lagi nasib yang menimpa Juleha. Ia ditahan di sel tahanan Riyadh karena dituduh telah menyihir majikan hingga buta.
“Kami minta pemerintah secepatnya melakukan upaya hukum membela dan melindungi buruh perempuan migran yang masih ditahan. Mereka adalah WNI yang wajib dilindungi di manapun mereka berada,” tuntut Risma.
Selain itu PSP meminta Menteri Tenaga Kerja lewat BNP2TKI menindak tegas PJTKI yang memberangkatkan ketiganya karena dinilai tidak bertanggungjawab. “Juga pemenuhan hak-hak korban seperti asuransi selama mereka berada dalam penjara,” pungkas Risma.
Sumber : http://nettalk.spruz.com/forums/?page=post&id=302223&fid=293961 8/6/2008 1:00:53 AM
Dua orang lelaki yang memperkosa seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia di Hong Kong telah dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun lebih pada Jumat (28/9).
Dua orang lelaki tersebut memerkosa pekerja asal Indonesia itu setelah sebelumnya mengancam dengan menggunakan obeng.
Kedua lelaki itu bernama Ali Zulfiqar (30) dan Mohammad Tanveer (37). Keduanya tampil dalam persidangan pada hari Kamis kemarin setelah mengaku bersalah atas tuduhan pemerkosaan, pelecehan seksual serta pengakuan palsu.
Menurut laporan South China Morning Post tindakan perkosaan tersebut terjadi dalam sebuah flat pada akhir November tahun lalu.
Ali Zulfiqar dipenjara selama delapan tahun lebih delapan bulan dan Mohammad Tanveer mendapatkan hukuman delapan tahun dan enam bulan penjara.
Hong Kong adalah rumah bagi lebih dari 200 ribu pembantu rumah tangga asal negeri asing yang umumnya berasal dari Filipina, Indonesia serta Sri Lanka.
Pada umumnya mereka bekerja pada keluarga-keluarga di Hong Kong untuk mengurus rumah tangga serta mengasuh anak-anak.
Pada awal minggu ini, seorang pejabat di Konsulat Filipina mengatakan tingkat kekerasan terhadap pembantu rumah tangga asing di Hong Kong telah semakin meningkat.
3 TKI di Arab Dipenjara Tanpa Alasan yang Jelas
Impian “hujan emas di negeri orang” bisa berubah bencana. Cerita ini kembali dialami oleh tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara kaya minyak, tepatnya di Bahrain, Abu Dhabi dan Arab Saudi.
Ketiga buruh perempuan itu adalah Yoyoh (32), Sunariyah (28), dan Juleha (29). Berturut-turut, ketiganya saat ini masih dipenjara di Bahrain, penjara Abu Dhabi dan penjara Sijin Al Malash Al Nisa Riyadh.
“Alasan penahanan para buruh simpang siur. Kami masih mengecek alasan itu,” kata Risma Umar, Koordinator Program Solidaritas Perempuan (PSP) dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (27/9).
Risma menceritakan, Yoyoh ditahan pemerintah Bahrain atas permintaan agen yang memberangkatkan Yoyoh, PT Aljaidi Ikhwan, awal April lalu. Yoyoh dituding belum melunasi biaya agen sebesar US$ 450.
Sementara Sunariah ditangkap polisi Abu Dhabi saat membeli pulsa telepon, pertengahan Februari lampau. Hingga kini, alasan penangkapan itu masih kabur.
Lebih memprihatinkan lagi nasib yang menimpa Juleha. Ia ditahan di sel tahanan Riyadh karena dituduh telah menyihir majikan hingga buta.
“Kami minta pemerintah secepatnya melakukan upaya hukum membela dan melindungi buruh perempuan migran yang masih ditahan. Mereka adalah WNI yang wajib dilindungi di manapun mereka berada,” tuntut Risma.
Selain itu PSP meminta Menteri Tenaga Kerja lewat BNP2TKI menindak tegas PJTKI yang memberangkatkan ketiganya karena dinilai tidak bertanggungjawab. “Juga pemenuhan hak-hak korban seperti asuransi selama mereka berada dalam penjara,” pungkas Risma.
Sumber : http://nettalk.spruz.com/forums/?page=post&id=302223&fid=293961 8/6/2008 1:00:53 AM
Rabu, 04 Juni 2008
TKI Asal Banyuwangi Nyaris Diperkosa di Arab
BANYUWANGI - Pengalaman pahit kembali menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita asal Banyuwangi. Kali ini seorang TKI bernama Reny Suryani (21), warga Desa Dusun Palurejo RT 02 RW 07, Desa Tembokrejo, Kec Muncar mendapatkan pelecehan seksual dari kerabat majikan tempat dia bekerja di Riyadh, Arab Saudi, bahkan dia nyaris diperkosa.
Menurut keterangan dari ayah korban, Johan, Reny yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga juga tidak digaji selama 19 bulan. Sebelumnya dia sempat pulang pada Desember 2005 dan berangkat lagi ke Arab Saudi pada Januari 2006 hingga sekarang.
Kontrak kerjanya selama dua tahun sebenarnya sudah berakhir namun dia tetap dipekerjakan oleh majikannya. Peristiwa pelecehan seksual itu dialami Reny sekitar Januari 2008 lalu.
"Waktu itu majikan laki-laki dan perempuannya sedang keluar rumah. Dan tiba-tiba keponakan majikannya masuk dan berusaha memperkosa Reny," tutur Johan Selasa tadi (3/6/2008).
Karena mendapat perlakuan tak senonoh, gadis yang masih lajang ini sempat berlari dan melawan. "Dia lari di dalam rumah sampai bajunya ditarik-tarik hingga sobek. Akhirnya perabotan rumah yang ada saat itu dilemparkan ke arah keponakan majikannya dan banyak perabotan yang rusak dan pecah," kata Johan menuturkan pengakuan Reny yang menceritakan kronologi kejadian melalui telepon.
Kepala keponakan majikannya itu terluka karena terkena lemparan perabotan rumah. Kasus ini akhirnya dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Reny dan keponakan majikannya itu sama-sama dihukum kurungan.
ÂÂ
Tak cukup itu, penderitaan Reny bertambah. Karena dianggap merusak perabotan rumah, gaji Reny selama kontrak dua tahun diputuskan dipotong setahun. Sedangkan sisa gaji yang belum dibayar masih nunggak.
Dia menjelaskan, sekira seminggu yang lalu Reny sempat menelpon. "Dia pesan agar masalah ini dilaporkan dan minta segera dipulangkan, teleponnya tergesa-gesa karena takut ada majikannya," ungkapnya.
(Ishomuddin/Sindo/kem)
Sumber : http://autos.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/04/1/115317/1/tki-asal-banyuwangi-nyaris-diperkosa-di-arab Rabu, 4 Juni 2008 - 00:53 wib
Menurut keterangan dari ayah korban, Johan, Reny yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga juga tidak digaji selama 19 bulan. Sebelumnya dia sempat pulang pada Desember 2005 dan berangkat lagi ke Arab Saudi pada Januari 2006 hingga sekarang.
Kontrak kerjanya selama dua tahun sebenarnya sudah berakhir namun dia tetap dipekerjakan oleh majikannya. Peristiwa pelecehan seksual itu dialami Reny sekitar Januari 2008 lalu.
"Waktu itu majikan laki-laki dan perempuannya sedang keluar rumah. Dan tiba-tiba keponakan majikannya masuk dan berusaha memperkosa Reny," tutur Johan Selasa tadi (3/6/2008).
Karena mendapat perlakuan tak senonoh, gadis yang masih lajang ini sempat berlari dan melawan. "Dia lari di dalam rumah sampai bajunya ditarik-tarik hingga sobek. Akhirnya perabotan rumah yang ada saat itu dilemparkan ke arah keponakan majikannya dan banyak perabotan yang rusak dan pecah," kata Johan menuturkan pengakuan Reny yang menceritakan kronologi kejadian melalui telepon.
Kepala keponakan majikannya itu terluka karena terkena lemparan perabotan rumah. Kasus ini akhirnya dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Reny dan keponakan majikannya itu sama-sama dihukum kurungan.
ÂÂ
Tak cukup itu, penderitaan Reny bertambah. Karena dianggap merusak perabotan rumah, gaji Reny selama kontrak dua tahun diputuskan dipotong setahun. Sedangkan sisa gaji yang belum dibayar masih nunggak.
Dia menjelaskan, sekira seminggu yang lalu Reny sempat menelpon. "Dia pesan agar masalah ini dilaporkan dan minta segera dipulangkan, teleponnya tergesa-gesa karena takut ada majikannya," ungkapnya.
(Ishomuddin/Sindo/kem)
Sumber : http://autos.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/04/1/115317/1/tki-asal-banyuwangi-nyaris-diperkosa-di-arab Rabu, 4 Juni 2008 - 00:53 wib
Label:
Arab Saudi,
Diperkosa,
Pahlawan Devisa
Sabtu, 17 Mei 2008
3.000 Kapal Thailand Tangkap Ikan Secara Ilegal
JAKARTA, SABTU – Setiap tahun lebih 3.000 kapal ikan asal Thailand melakukan kegiatan illegal fishing di kawasan laut Indonesia. Akibat kegiatan tersebut, Indonesia kehilangan pendapatan sekitar 3 miliar sampai 6 miliar dollar AS per tahun. Akumulasi selama 30 tahun terakhir kerugian yang dialami Indonesia sekitar 209 miliar dollar AS.
Kenyataan itu dikemukakan Kepala Pusat Riset Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan, Victor PH Nikijuluw, pada peluncuran bukunya berjudul Blue Water Crime: Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal (penerbit Cidesindo, Mei 2008) di Gedung KOI, Jakarta, Sabtu (17/5).
Hadir pemberi pengantar buku tersebut Adhyaksa Dault, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, yang juga ahli teknologi kelautan lulusan IPB. Victor menjelaskan, perikanan IUU (Illegal, Unreported, Unregulated) ibarat virus yang perlahan-lahan melumpuhkan dan mematikan industri perikanan Indonesia. Jika Indonesia sebagai bangsa tidak melakukan aksi nyata untuk mencegahnya, industri perikanan kita akan mati dibuatnya. Nelayan akan kehilangan kesempatan berusaha dan bekerja.
“Industri pengolahan perikanan yang sudah sekarat saat ini akan mati dan sulit bangkit kembali. Perdagangan dan jasa perikanan akan lenyap. Karena itu masalah perikanan IUU ini perlu dipikirkan, dibahas, dan menjadi perhatian orang banyak. Bangsa ini harus serius memperhatikan masalah ini,” jelasnya.
Dari sudut keamanan negara, perikanan IUU hampir 100 persen dilakukan oleh pihak asing. Itu berarti, kehadiran mereka di dalam wilayah negara secara tidak sah adalah potensi bahaya bagi keamanan dan pertahanan negara. Dari segi ekonomi, kerugian negara cukup besar antara Rp 27 triliun sampai Rp 54 triliun per tahun. Nilainya setara dengan sekitar 3,5 persen hingga 7,0 persen dari APBN 2007 yang bernilai Rp 763 triliun. Nilai kerugian negara ini pun jauh mengungguli anggaran belanja DKP pada tahun 2007 yang berjumlah sekitar Rp 3 triliun.
Menurut Victor, nilai kerugian ini sebanding persis dengan subsidi BBM sebesar Rp 54,3 triliun pada 2006. Demikian juga, melebihi pendapatan negara yang berasal dari pertambangan Freeport di Papua yang hanya sekitar Rp 15,4 triliun pada tahun 2005.
Untuk melawan perikanan IUU, perikanan rakyat harus lebih dikembangkan, dengan menyediakan 1.000 kapal berskala di atas 100 GT. Mengembangan industri perikanan terpadu, kerja sama internasional, regionalisasi pengelolaan sumber daya, perbaikan sistem perizinan, pengembangan sistem pengawasan, dan pengembangan sistem peradilan perikanan.
Victor yang juga dosen program pascasarjana di IPB dan Universitas Pattimura, juga menekankan pentingnya diwujudkan perikanan LRR (legal, reported, regulated), sebagai kontra perikanan IUU. “Jika perikanan LRR tidak diwujudkan, suatu saat nanti, sekitar tahun 2050, sumber daya ikan dunia akan punah. Tidak ada lagi stok dan populasi ikan di laut yang dapat diandalkan manusia untuk menopang hidupnya,” ungkapnya.
Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/tag/ilegal-fishing/
Kenyataan itu dikemukakan Kepala Pusat Riset Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan, Victor PH Nikijuluw, pada peluncuran bukunya berjudul Blue Water Crime: Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal (penerbit Cidesindo, Mei 2008) di Gedung KOI, Jakarta, Sabtu (17/5).
Hadir pemberi pengantar buku tersebut Adhyaksa Dault, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, yang juga ahli teknologi kelautan lulusan IPB. Victor menjelaskan, perikanan IUU (Illegal, Unreported, Unregulated) ibarat virus yang perlahan-lahan melumpuhkan dan mematikan industri perikanan Indonesia. Jika Indonesia sebagai bangsa tidak melakukan aksi nyata untuk mencegahnya, industri perikanan kita akan mati dibuatnya. Nelayan akan kehilangan kesempatan berusaha dan bekerja.
“Industri pengolahan perikanan yang sudah sekarat saat ini akan mati dan sulit bangkit kembali. Perdagangan dan jasa perikanan akan lenyap. Karena itu masalah perikanan IUU ini perlu dipikirkan, dibahas, dan menjadi perhatian orang banyak. Bangsa ini harus serius memperhatikan masalah ini,” jelasnya.
Dari sudut keamanan negara, perikanan IUU hampir 100 persen dilakukan oleh pihak asing. Itu berarti, kehadiran mereka di dalam wilayah negara secara tidak sah adalah potensi bahaya bagi keamanan dan pertahanan negara. Dari segi ekonomi, kerugian negara cukup besar antara Rp 27 triliun sampai Rp 54 triliun per tahun. Nilainya setara dengan sekitar 3,5 persen hingga 7,0 persen dari APBN 2007 yang bernilai Rp 763 triliun. Nilai kerugian negara ini pun jauh mengungguli anggaran belanja DKP pada tahun 2007 yang berjumlah sekitar Rp 3 triliun.
Menurut Victor, nilai kerugian ini sebanding persis dengan subsidi BBM sebesar Rp 54,3 triliun pada 2006. Demikian juga, melebihi pendapatan negara yang berasal dari pertambangan Freeport di Papua yang hanya sekitar Rp 15,4 triliun pada tahun 2005.
Untuk melawan perikanan IUU, perikanan rakyat harus lebih dikembangkan, dengan menyediakan 1.000 kapal berskala di atas 100 GT. Mengembangan industri perikanan terpadu, kerja sama internasional, regionalisasi pengelolaan sumber daya, perbaikan sistem perizinan, pengembangan sistem pengawasan, dan pengembangan sistem peradilan perikanan.
Victor yang juga dosen program pascasarjana di IPB dan Universitas Pattimura, juga menekankan pentingnya diwujudkan perikanan LRR (legal, reported, regulated), sebagai kontra perikanan IUU. “Jika perikanan LRR tidak diwujudkan, suatu saat nanti, sekitar tahun 2050, sumber daya ikan dunia akan punah. Tidak ada lagi stok dan populasi ikan di laut yang dapat diandalkan manusia untuk menopang hidupnya,” ungkapnya.
Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/tag/ilegal-fishing/
Rp 40 Triliun Hilang dari Laut, Generasi Muda Mesti Peduli
JAKARTA, SABTU - Demi harga diri, harkat, dan martabat bangsa Indonesia, perikanan IUU (illegal, unreported, inregulated) di perairan Indonesia harus dilawan. Penyusupan nelayan asing harus dicegah. Penjarahan sumber ekonomi rakyat harus dihentikan. Perusakan sumber daya ikan harus diakhiri karena setiap tahun Indonesia kehilangan pendapatan dari laut Rp 40 triliun akibat illegal fishing.
Penegasan itu disampaikan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault pada peluncuran buku Blue Water Crime: Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal (penerbit Cidesindo, Mei 2008) yang ditulis Dr Ir Victor PH Nikijuluw MSc, Sabtu (17/5) di Jakarta. Victor PH Nikijuluw (48) adalah staf pengajar di program pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pattimura. Peneliti yang telah menulis l00 lebih artikel ilmiah di berbagai jurnal nasional dan internasional ini sekarang menjabat Kepala Pusat Riset Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan.
Adhyaksa Dault yang juga ahli teknologi kelautan, lulusan program doktor IPB, mengatakan, betapa besar kerugian yang dialami Indonesia karena kita kurang peduli dan perhatian pada laut. Angka Rp 40 triliun ini penting diketahui generasi muda agar tumbuh kesadaran dan ke depan lebih peduli dengan masalah kelautan.
Adhyaksa mengatakan, ketika heboh masalah Ambalat, ada sekelompok pemuda yang datang ke Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Mereka menyatakan siap berjuang mempertahankan Ambalat. Sikap ini dipuji, tapi mereka tidak tahu bahwa Ambalat itu kawasan laut, bukan pulau. “Berenang saja tidak bisa, bagaimana pertahankan laut,” ujarnya.
Adhyaksa menjelaskan, masa depan Indonesia sebenarnya ada di laut. Indonesia dilimpahi Tuhan dengan sumber daya laut yang luas. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut, dengan lebih dari 17.000 pulau, 81.000 kilometer garis pantai, berbagai organisme laut, serta berbagai jenis ikan yang potensi lestarinya diperkirakan lebih dari 6 juta ton per tahun.
“Ini merupakan fakta ciptaan sekaligus suratan takdir bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, sebagai bangsa yang seharusnya dapat memanfaatkan dan mengandalkan sumber daya kelautan, khususnya sumber daya ikan, bagi kesejahteraan rakyatnya,” tandasnya. Indonesia punya potensi ikan tuna, udang, rumput laut, ikan hias, yang apabila dimanfaatkan akan mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit. Di balik itu, investasi mesti terus dilakukan.
Jika Departemen Kehutanan mendapatkan anggaran Rp 8 triliun, seharusnya besaran yang sama bisa didapatkan Departemen Kkelautan dan Perikannaan. Selama ini, lanjut Adhyaksa, kita anggap laut sebagai tempat buangan. Padahal, di situlah masa depan Indonesia. Laut menyimpan banyak kekayaan yang belum diolah. Di darat, potensi kehutanan sudah habis, dieksploitasi besar-besaran. Sementara laut belum.
Menurut Mennegpora, jika potensi sumber daya kelautan ini bisa dioptimalkan pemanfaatan dan produksinya, Indonesia tak perlu lagi mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Martabat bangsa Indonesia bisa lebih baik. Generasi muda harus punya semangat dan kemauan yang kuat untuk menghentikan praktik illegal fishing. Harus punya hati nurani yang pro pada kehidupan rakyat. Generasi muda harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga persada ini. “Buku ini telah menyadarkan kita bahwa laut memiliki potensi sangat besar. Menyadarkan kita tentang penyusupan dan penjarahan bukan saja di halaman rumah kita, tetapi sudah masuk hingga ke dalam rumah kita,” papar Adhyaksa. Karena itu, untuk sosialisasi, Adhyaksa akan mengirimkan buku ini kepada para bupati/wali kota di daerah pesisir.
Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/tag/ilegal-fishing/
Penegasan itu disampaikan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault pada peluncuran buku Blue Water Crime: Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal (penerbit Cidesindo, Mei 2008) yang ditulis Dr Ir Victor PH Nikijuluw MSc, Sabtu (17/5) di Jakarta. Victor PH Nikijuluw (48) adalah staf pengajar di program pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pattimura. Peneliti yang telah menulis l00 lebih artikel ilmiah di berbagai jurnal nasional dan internasional ini sekarang menjabat Kepala Pusat Riset Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan.
Adhyaksa Dault yang juga ahli teknologi kelautan, lulusan program doktor IPB, mengatakan, betapa besar kerugian yang dialami Indonesia karena kita kurang peduli dan perhatian pada laut. Angka Rp 40 triliun ini penting diketahui generasi muda agar tumbuh kesadaran dan ke depan lebih peduli dengan masalah kelautan.
Adhyaksa mengatakan, ketika heboh masalah Ambalat, ada sekelompok pemuda yang datang ke Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Mereka menyatakan siap berjuang mempertahankan Ambalat. Sikap ini dipuji, tapi mereka tidak tahu bahwa Ambalat itu kawasan laut, bukan pulau. “Berenang saja tidak bisa, bagaimana pertahankan laut,” ujarnya.
Adhyaksa menjelaskan, masa depan Indonesia sebenarnya ada di laut. Indonesia dilimpahi Tuhan dengan sumber daya laut yang luas. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut, dengan lebih dari 17.000 pulau, 81.000 kilometer garis pantai, berbagai organisme laut, serta berbagai jenis ikan yang potensi lestarinya diperkirakan lebih dari 6 juta ton per tahun.
“Ini merupakan fakta ciptaan sekaligus suratan takdir bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, sebagai bangsa yang seharusnya dapat memanfaatkan dan mengandalkan sumber daya kelautan, khususnya sumber daya ikan, bagi kesejahteraan rakyatnya,” tandasnya. Indonesia punya potensi ikan tuna, udang, rumput laut, ikan hias, yang apabila dimanfaatkan akan mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit. Di balik itu, investasi mesti terus dilakukan.
Jika Departemen Kehutanan mendapatkan anggaran Rp 8 triliun, seharusnya besaran yang sama bisa didapatkan Departemen Kkelautan dan Perikannaan. Selama ini, lanjut Adhyaksa, kita anggap laut sebagai tempat buangan. Padahal, di situlah masa depan Indonesia. Laut menyimpan banyak kekayaan yang belum diolah. Di darat, potensi kehutanan sudah habis, dieksploitasi besar-besaran. Sementara laut belum.
Menurut Mennegpora, jika potensi sumber daya kelautan ini bisa dioptimalkan pemanfaatan dan produksinya, Indonesia tak perlu lagi mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Martabat bangsa Indonesia bisa lebih baik. Generasi muda harus punya semangat dan kemauan yang kuat untuk menghentikan praktik illegal fishing. Harus punya hati nurani yang pro pada kehidupan rakyat. Generasi muda harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga persada ini. “Buku ini telah menyadarkan kita bahwa laut memiliki potensi sangat besar. Menyadarkan kita tentang penyusupan dan penjarahan bukan saja di halaman rumah kita, tetapi sudah masuk hingga ke dalam rumah kita,” papar Adhyaksa. Karena itu, untuk sosialisasi, Adhyaksa akan mengirimkan buku ini kepada para bupati/wali kota di daerah pesisir.
Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/tag/ilegal-fishing/
Selasa, 06 Mei 2008
TKW Diperkosa di Arab Saudi Malah Terancam Hukuman Rajam
Kapanlagi.com - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal dusun Pakem, RT-01 RW-03, Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Nursiyati (38), telah diperkosa hingga hamil, namun korban justru terancam hukuman rajam 2.000 kali yang akan dijalaninya selama dua tahun.
"Korban sudah menjalani masa tahanan selama satu tahun dan tinggal menunggu putusan mahkamah, tapi bila tidak ditangani dengan serius maka korban tidak akan diputus hukumannya," kata Ketua DPW Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim, Cholily di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, putusan mahkamah akan segera dapat diketahui bila ada pendampingan hukum dari KJRI Jeddah. Karena itu, SBMI Jatim mendesak pemerintah memberikan bantuan layanan pendampingan hukum untuk pembebasan dan menjamin hak-hak korban atas gaji dan asuransi.
"DPC SBMI Jember sudah mengadukan kasus itu kepada Disnakertrans Jember melalui surat nomer 11/Srt.P/SBMI/IV/2008 tertanggal 5 Mei 2008 yang ditanda tangani Wagiman (suami korban) dan Ahmad Mufri (koordinator advokasi dan fasilitasi SBMI Jember)," katanya.
Oleh karena itu, SBMI Jatim mengecam tindakan pemerintah Arab Saudi yang tidak melihat terhadap history kejadian perkara dan tidak memberikan perlindungan kepada korban.
Selain itu, mendesak pemerintah pusat melalui Dirjen Perlindungan WNI di LN Deplu dan BNP2TKI untuk memberikan layanan pendampingan hukum, karena korban selama ini tak mendapatkan pembelaan.
"Kami juga mendesak pemerintah pusat untuk memberi peringatan keras kepada PT Andromeda Graha, Malang, Jawa Timur, termasuk mencabut izin operasi, karena sudah dua korban dalam rentang waktu yang nisbi singkat dalam menempatkan TKI di LN dalam kondisi bermasalah," katanya menegaskan.
SMBI Jatim juga mendesak pemerintah Jember untuk melakukan tindakan kepada PPTKIS (PT Andromeda Graha) dengan mencabut izin operasi dan melarang beroperasi di wilayah kabupaten Jember, tapi tetap harus menjamin pencairan klaim asuransi yang harus didapatkan korban.
"Kasus itu terungkap dari Sumiati yang kebetulan mengalami nasib serupa dengan korban yang juga ditangani SBMI DPC Jember," katanya.
Untuk kasus Nursiyati yang menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Arab Saudi itu, katanya, perekrut korban sebagai TKW adalah Misnan/Misngan dari Desa Tembokrejo, Kecamatan Umbulsari, Jember, kemudian diberangkatkan PT Andromeda Graha selaku PPTKIS milik Chalid Bajamal yang beralamat di Jalan dr Cipto 202 Bedali, Lawang, Malang.
Sementara suami korban, Wagiman menceritakan, istrinya berangkat ke Arab Saudi pada April 2006, karena ajakan Misnan yang akhirnya mengantarkan ke PT Andromeda Graha di Malang pada Februari 2006, kemudian ditampung selama 1,5 tahun dan akhirnya berangkat pada April 2006.
"Istri saya bekerja di Arab Saudi sebagai PRT dan komunikasi dengan keluarga selama setahun pertama cukup lancar, bahkan istri saya sempat mengirim uang kepada kami sebesar Rp4.200.000 setelah lima bulan bekerja," katanya mengungkapkan.
Namun, sejak 1,5 tahun terakhir terjadi putus komunikasi hingga akhirnya menerima surat dari istri pada Februari 2008.
"Dalam surat itu, istri saya menceritakan bahwa dia sekarang dipenjara, dia dipenjara selama dua tahun dan sudah menjalani masa tahanan selama setahun. Dalam surat itu, istri saya tidak menceritakan secara jelas penyebab dirinya dipenjara," katanya.
Namun, dia menceritakan dalam suratnya bahwa dirinya sering diganggu/digoda dan sering mengalami pelecehan yang dilakukan keponakan majikan dan bahkan diperkosa hingga hamil.
"Kami sudah membalas suratnya pada 25 April 2008. Dalam surat balasan itu, kami menceritakan bahwa keluarga di Jember sangat berharap dia segera pulang dan kami juga menulis bahwa anaknya yang kedua sering sakit-sakitan," katanya. (*/cax)
Sumber : Selasa, 06 Mei 2008 13:54
"Korban sudah menjalani masa tahanan selama satu tahun dan tinggal menunggu putusan mahkamah, tapi bila tidak ditangani dengan serius maka korban tidak akan diputus hukumannya," kata Ketua DPW Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim, Cholily di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, putusan mahkamah akan segera dapat diketahui bila ada pendampingan hukum dari KJRI Jeddah. Karena itu, SBMI Jatim mendesak pemerintah memberikan bantuan layanan pendampingan hukum untuk pembebasan dan menjamin hak-hak korban atas gaji dan asuransi.
"DPC SBMI Jember sudah mengadukan kasus itu kepada Disnakertrans Jember melalui surat nomer 11/Srt.P/SBMI/IV/2008 tertanggal 5 Mei 2008 yang ditanda tangani Wagiman (suami korban) dan Ahmad Mufri (koordinator advokasi dan fasilitasi SBMI Jember)," katanya.
Oleh karena itu, SBMI Jatim mengecam tindakan pemerintah Arab Saudi yang tidak melihat terhadap history kejadian perkara dan tidak memberikan perlindungan kepada korban.
Selain itu, mendesak pemerintah pusat melalui Dirjen Perlindungan WNI di LN Deplu dan BNP2TKI untuk memberikan layanan pendampingan hukum, karena korban selama ini tak mendapatkan pembelaan.
"Kami juga mendesak pemerintah pusat untuk memberi peringatan keras kepada PT Andromeda Graha, Malang, Jawa Timur, termasuk mencabut izin operasi, karena sudah dua korban dalam rentang waktu yang nisbi singkat dalam menempatkan TKI di LN dalam kondisi bermasalah," katanya menegaskan.
SMBI Jatim juga mendesak pemerintah Jember untuk melakukan tindakan kepada PPTKIS (PT Andromeda Graha) dengan mencabut izin operasi dan melarang beroperasi di wilayah kabupaten Jember, tapi tetap harus menjamin pencairan klaim asuransi yang harus didapatkan korban.
"Kasus itu terungkap dari Sumiati yang kebetulan mengalami nasib serupa dengan korban yang juga ditangani SBMI DPC Jember," katanya.
Untuk kasus Nursiyati yang menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Arab Saudi itu, katanya, perekrut korban sebagai TKW adalah Misnan/Misngan dari Desa Tembokrejo, Kecamatan Umbulsari, Jember, kemudian diberangkatkan PT Andromeda Graha selaku PPTKIS milik Chalid Bajamal yang beralamat di Jalan dr Cipto 202 Bedali, Lawang, Malang.
Sementara suami korban, Wagiman menceritakan, istrinya berangkat ke Arab Saudi pada April 2006, karena ajakan Misnan yang akhirnya mengantarkan ke PT Andromeda Graha di Malang pada Februari 2006, kemudian ditampung selama 1,5 tahun dan akhirnya berangkat pada April 2006.
"Istri saya bekerja di Arab Saudi sebagai PRT dan komunikasi dengan keluarga selama setahun pertama cukup lancar, bahkan istri saya sempat mengirim uang kepada kami sebesar Rp4.200.000 setelah lima bulan bekerja," katanya mengungkapkan.
Namun, sejak 1,5 tahun terakhir terjadi putus komunikasi hingga akhirnya menerima surat dari istri pada Februari 2008.
"Dalam surat itu, istri saya menceritakan bahwa dia sekarang dipenjara, dia dipenjara selama dua tahun dan sudah menjalani masa tahanan selama setahun. Dalam surat itu, istri saya tidak menceritakan secara jelas penyebab dirinya dipenjara," katanya.
Namun, dia menceritakan dalam suratnya bahwa dirinya sering diganggu/digoda dan sering mengalami pelecehan yang dilakukan keponakan majikan dan bahkan diperkosa hingga hamil.
"Kami sudah membalas suratnya pada 25 April 2008. Dalam surat balasan itu, kami menceritakan bahwa keluarga di Jember sangat berharap dia segera pulang dan kami juga menulis bahwa anaknya yang kedua sering sakit-sakitan," katanya. (*/cax)
Sumber : Selasa, 06 Mei 2008 13:54
Label:
Arab Saudi,
Diperkosa,
Pahlawan Devisa
Kamis, 03 April 2008
Tiga Hari di Taman Nasional Ujung Kulon
Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) merupakan salah satu satwa langka khas Indonesia yang fenomenal. Hanya segelintir orang yang pernah menjumpainya karena jumlahnya yang sedikit. Itulah salah satu alasan saya untuk ikut WAW yang di adakan ProFauna Indonesia Jakarta ke Taman Nasional Ujung Kulon pada tanggal 20-23 Maret 2008, selain memang aktifitas WAW yang selalu membuat kecanduan.
Saya sudah membayangkan di Ujung Kulon nanti akan ada hutan yang rapat, lintah, monyet, aneka burung dan lainnya juga trek offroad seperti yang pernah saya kunjungi di Way Kambas, Lampung. Pasti menjadi perjalanan yang menarik. Syukur kalau bisa bersalaman dengan badak yang terkenal itu.
Bersama 20 personel lebih kami berangkat pukul 00.30 WIB dari kantor LASA dan ProFauna di Bintara, Kranji dengan semangat badak. Perjalanan menuju Ujung Kulon cukup melelahkan dan membuat penat. Terkadang hujan ikut menemani kami. Tapi untungnya ada pemandangan yang indah seperti kumpulan kuntul kerbau (Bubulcus ibis) di sawah, dan pantai Anyer yang menghindarkan dari kebosanan.
Uwih… 12 jam berlalu. Sudah pukul 13.30 WIB. Akhirnya kami sampai juga di daerah yang terkenal dengan patung badak sebagai lambangnya. Kami menuju Taman Jaya tempat kami menginap di balai RMPU (Rhino Monitoring Protection Unit).
Setelah cukup istirahat di tempat yang telah disediakan oleh RMPU, kami memulai acara diskusi. Materi diberikan oleh petugas RMPU ditambah materi dari Bu Maria, dosen IPB jurusan konservasi yang juga merupakan anggota ProFauna. Diskusi ini cukup menarik karena para petugas RMPU berbagi cerita tentang satwa bercula itu.
Badak Jawa (R. Sondaicus) sangat berbeda dengan badak Sumatra yang tubuhnya lebih kecil dan agak berambut di bagian kepalanya. Sekilas badak jawa lebih mirip badak Afrika tapi tubuhnya lebih kecil berwarna kelabu dengan kekerasan cula seperti tulang. Sensus terakhir pada Desember 2007 dengan 15 transek (jalur Pengamatan) mengestimasi bahwa badak Jawa ini hanya berjumlah 55 ekor tanpa di ketahui jumlah jantan dan betinanya. Data ini tidak terlalu akurat karena peralatan yang digunakan tidaklah canggih. Hanya bedasarkan metode pengamatan tapak, arah, dan kotorannya. Amat disayangkan pemerintah tidak memfasilisasi petugas lapangan menggunakan kamera otomatis untuk pengamatan seperti banyak peneliti asing lakukan. Padahal badak bercula satu merupakan kekayaan negara yang juga dilindungi dunia karena populasinya yang sedikit dan hampir mengalami kepunahan.
Di habitatnya, badak makan sekitar 126 jenis tumbuhan seperti kiara, serlang, segel dan lainnya. Mewabahnya tanaman langkap mengakibatkan matinya tanaman lain karena mengandung racun, mengakibatkan banyak tumbuhan pakan badak menjadi langka. Itulah ancaman bagi badak jawa kini selain pembalakan hutan.
Selain badak jawa, Ujung Kulon yang mempunyai luas 120.551 Ha yang terdiri dari daratan dan perairan juga ditinggali satwa-satwa yang tidak kalah mempesonanya seperti penyu, owa, kangkareng, kancil, merak dan lainnya. Untuk mencapai hutan tempat habitat badak dan teman-temannya yang terletak di selatan Ujung Kulon diperlukan waktu yang cukup lama. Apalagi jika ditempuh dengan jalur darat. Maka petugas lapangan MRPU memakai jalur perairan untuk menuju lokasi.
Esoknya kami menyeberang ke Pulau Peucang. Langit pagi sangat indah. Kami menyewa kapal nelayan berkapasitas 25 orang. Matahari selalu menemani perjalanan kami selama 2,5 jam. Di tengah lautan kami berjumpa dengan elang bondol (Haliastur indus) juga pecuk ular (Anhinga melanogaster) yang terbang indah di atas laut.
Pulau Peucang sangatlah indah. Kami disambut oleh kijang (Muntiacus muntjak) jantan, monyet ekor panjang (Macaca fasicularis) yang tersenyum di atas pasir putih, dan rombongan ikan hunu (nama lokal untuk ikan seperti teri) di laut yang jernih dan kehijauan.
Kami diberi fasilitas menginap gratis oleh BKSDA Ujung Kulon di sebuah bangunan bekas kantor. Setelah menaruh tas, kami ditemani Pak Tumino, guide Pulau Peucang menyusuri hutan menuju sisi lain dari pulau indah ini. Ia memberikan banyak informasi tentang tumbuhan juga satwa yang berada disini. Tumbuhan disini (berakar serabut, akar pipih juga akar nafas) menyesuaikan diri dengan kondisi tanah yang tidak terlalu dalam. Kalau digali, 1,5 meter sudah merupakan bebatuan karang.
Di pulau ini kami menjumpai kancil (Tragulus javanicus), kijang, biawak, babi hutan (Sus sp.), helikopter, sebutan jagawana untuk burung kangkareng (Antracoceros sp.) yang bertengger di atas pohon yang tinggi, dan burung merak (Pavo munticus) yang cantik. Tiga kilometer sudah kami berjalan. Akhirnya sampai juga ke sisi lain dari pulau ini. Ya ampun indah sekali!!! Seperti di negeri dongeng. Ada karang copong yang tengahnya bolong menghiasi pantai berkarang. Dan kami juga bisa melihat Anak Gunung Krakatau.
Sorenya sekitar pukul 17.00 WIB kami menuju Cidaun yang berada di Pulau Jawa. Di sini kami melihat kawnan banteng (Bos javanicus) betina yang asyik ngerumpi sambil merumput. Juga dua pasang merak (P. Munticus) yang asyik bercinta. Kami harus extra hati-hati, tanpa suara dan bersembunyi diantara savanna dan pohon agar satwa-satwa itu tidak terkejut. Walaupun gatal yang amat sangat karena rumput yang menusuk tetapi kami puas memotret satwa-satwa indah itu.
Di malam hari, disekitar penginapan, babi hutan berkeliaran ditemani cahaya rembulan. Begitupula para monyet ekor panjang yang terkadang nakal karena suka mencuri makanan.
Esok paginya kami bersiap kembali ke Taman Jaya.Belum puas rasanya hanya semalam disini. Kamipun membawa semua perlengkapan. Ketika membawa logistic ke perahu, seekor monyet muda menghadang Irma yang membawa sekotak nasi. Ia meminta jatah preman. Untung saja Irma berhasil kabur dan monyet itu dengan kesal kembali ke koloninya.
Di perjalanan pulang kami juga kembali bersua dengan elang bondol yang terbang bebas di cakrawala. Tak lupa kami mampir ke Pulau Hadeleum yang letaknya tak jauh dari Taman Jaya. Di pulau kecil ini juga terdapat satwa yang jenisnya sama dangan pulau Peucang. Sayang kami hanya bisa menikmati seperempat perjalanan di pulau ini karena hujan turun dengan lebat. Setelah hujan reda kami memutuskan kembali ke perahu karena hari menjelang sore dan meneruskan perjalanan menuju Taman Jaya untuk beristirahat dan besok pagi kembali ke Jakarta.
Pesona Ujung Kulon dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya sangatlah indah baik secara panorama dan keanekaragaman hayatinya. Suatu saat pasti saya akan kembali menjelajah plus dengan hutannya. Dan berharap dapat berpose bersama badak.
Suara Satwa
Source : http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/02/tiga_hari_di_taman_nasional_ujung_kulon.html
Saya sudah membayangkan di Ujung Kulon nanti akan ada hutan yang rapat, lintah, monyet, aneka burung dan lainnya juga trek offroad seperti yang pernah saya kunjungi di Way Kambas, Lampung. Pasti menjadi perjalanan yang menarik. Syukur kalau bisa bersalaman dengan badak yang terkenal itu.
Bersama 20 personel lebih kami berangkat pukul 00.30 WIB dari kantor LASA dan ProFauna di Bintara, Kranji dengan semangat badak. Perjalanan menuju Ujung Kulon cukup melelahkan dan membuat penat. Terkadang hujan ikut menemani kami. Tapi untungnya ada pemandangan yang indah seperti kumpulan kuntul kerbau (Bubulcus ibis) di sawah, dan pantai Anyer yang menghindarkan dari kebosanan.
Uwih… 12 jam berlalu. Sudah pukul 13.30 WIB. Akhirnya kami sampai juga di daerah yang terkenal dengan patung badak sebagai lambangnya. Kami menuju Taman Jaya tempat kami menginap di balai RMPU (Rhino Monitoring Protection Unit).
Setelah cukup istirahat di tempat yang telah disediakan oleh RMPU, kami memulai acara diskusi. Materi diberikan oleh petugas RMPU ditambah materi dari Bu Maria, dosen IPB jurusan konservasi yang juga merupakan anggota ProFauna. Diskusi ini cukup menarik karena para petugas RMPU berbagi cerita tentang satwa bercula itu.
Badak Jawa (R. Sondaicus) sangat berbeda dengan badak Sumatra yang tubuhnya lebih kecil dan agak berambut di bagian kepalanya. Sekilas badak jawa lebih mirip badak Afrika tapi tubuhnya lebih kecil berwarna kelabu dengan kekerasan cula seperti tulang. Sensus terakhir pada Desember 2007 dengan 15 transek (jalur Pengamatan) mengestimasi bahwa badak Jawa ini hanya berjumlah 55 ekor tanpa di ketahui jumlah jantan dan betinanya. Data ini tidak terlalu akurat karena peralatan yang digunakan tidaklah canggih. Hanya bedasarkan metode pengamatan tapak, arah, dan kotorannya. Amat disayangkan pemerintah tidak memfasilisasi petugas lapangan menggunakan kamera otomatis untuk pengamatan seperti banyak peneliti asing lakukan. Padahal badak bercula satu merupakan kekayaan negara yang juga dilindungi dunia karena populasinya yang sedikit dan hampir mengalami kepunahan.
Di habitatnya, badak makan sekitar 126 jenis tumbuhan seperti kiara, serlang, segel dan lainnya. Mewabahnya tanaman langkap mengakibatkan matinya tanaman lain karena mengandung racun, mengakibatkan banyak tumbuhan pakan badak menjadi langka. Itulah ancaman bagi badak jawa kini selain pembalakan hutan.
Selain badak jawa, Ujung Kulon yang mempunyai luas 120.551 Ha yang terdiri dari daratan dan perairan juga ditinggali satwa-satwa yang tidak kalah mempesonanya seperti penyu, owa, kangkareng, kancil, merak dan lainnya. Untuk mencapai hutan tempat habitat badak dan teman-temannya yang terletak di selatan Ujung Kulon diperlukan waktu yang cukup lama. Apalagi jika ditempuh dengan jalur darat. Maka petugas lapangan MRPU memakai jalur perairan untuk menuju lokasi.
Esoknya kami menyeberang ke Pulau Peucang. Langit pagi sangat indah. Kami menyewa kapal nelayan berkapasitas 25 orang. Matahari selalu menemani perjalanan kami selama 2,5 jam. Di tengah lautan kami berjumpa dengan elang bondol (Haliastur indus) juga pecuk ular (Anhinga melanogaster) yang terbang indah di atas laut.
Pulau Peucang sangatlah indah. Kami disambut oleh kijang (Muntiacus muntjak) jantan, monyet ekor panjang (Macaca fasicularis) yang tersenyum di atas pasir putih, dan rombongan ikan hunu (nama lokal untuk ikan seperti teri) di laut yang jernih dan kehijauan.
Kami diberi fasilitas menginap gratis oleh BKSDA Ujung Kulon di sebuah bangunan bekas kantor. Setelah menaruh tas, kami ditemani Pak Tumino, guide Pulau Peucang menyusuri hutan menuju sisi lain dari pulau indah ini. Ia memberikan banyak informasi tentang tumbuhan juga satwa yang berada disini. Tumbuhan disini (berakar serabut, akar pipih juga akar nafas) menyesuaikan diri dengan kondisi tanah yang tidak terlalu dalam. Kalau digali, 1,5 meter sudah merupakan bebatuan karang.
Di pulau ini kami menjumpai kancil (Tragulus javanicus), kijang, biawak, babi hutan (Sus sp.), helikopter, sebutan jagawana untuk burung kangkareng (Antracoceros sp.) yang bertengger di atas pohon yang tinggi, dan burung merak (Pavo munticus) yang cantik. Tiga kilometer sudah kami berjalan. Akhirnya sampai juga ke sisi lain dari pulau ini. Ya ampun indah sekali!!! Seperti di negeri dongeng. Ada karang copong yang tengahnya bolong menghiasi pantai berkarang. Dan kami juga bisa melihat Anak Gunung Krakatau.
Sorenya sekitar pukul 17.00 WIB kami menuju Cidaun yang berada di Pulau Jawa. Di sini kami melihat kawnan banteng (Bos javanicus) betina yang asyik ngerumpi sambil merumput. Juga dua pasang merak (P. Munticus) yang asyik bercinta. Kami harus extra hati-hati, tanpa suara dan bersembunyi diantara savanna dan pohon agar satwa-satwa itu tidak terkejut. Walaupun gatal yang amat sangat karena rumput yang menusuk tetapi kami puas memotret satwa-satwa indah itu.
Di malam hari, disekitar penginapan, babi hutan berkeliaran ditemani cahaya rembulan. Begitupula para monyet ekor panjang yang terkadang nakal karena suka mencuri makanan.
Esok paginya kami bersiap kembali ke Taman Jaya.Belum puas rasanya hanya semalam disini. Kamipun membawa semua perlengkapan. Ketika membawa logistic ke perahu, seekor monyet muda menghadang Irma yang membawa sekotak nasi. Ia meminta jatah preman. Untung saja Irma berhasil kabur dan monyet itu dengan kesal kembali ke koloninya.
Di perjalanan pulang kami juga kembali bersua dengan elang bondol yang terbang bebas di cakrawala. Tak lupa kami mampir ke Pulau Hadeleum yang letaknya tak jauh dari Taman Jaya. Di pulau kecil ini juga terdapat satwa yang jenisnya sama dangan pulau Peucang. Sayang kami hanya bisa menikmati seperempat perjalanan di pulau ini karena hujan turun dengan lebat. Setelah hujan reda kami memutuskan kembali ke perahu karena hari menjelang sore dan meneruskan perjalanan menuju Taman Jaya untuk beristirahat dan besok pagi kembali ke Jakarta.
Pesona Ujung Kulon dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya sangatlah indah baik secara panorama dan keanekaragaman hayatinya. Suatu saat pasti saya akan kembali menjelajah plus dengan hutannya. Dan berharap dapat berpose bersama badak.
Suara Satwa
Source : http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/02/tiga_hari_di_taman_nasional_ujung_kulon.html
Selasa, 01 April 2008
FATWA TENTANG PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI
FATWA TENTANG PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI
Pertama : Hukum
1. Menggambarkan, secara langsung atau tidak langsung, tingkah laku secara erotis, baik dengan lukisan, gambar, tulisan, suara, reklame, iklan, maupun ucapan, baik melalui media cetak maupun elektronik yang dapat membangkitkan nafsu birahi adalah haram.
2. Membiarkan aurat terbuka dan atau berpakaian ketat atau tembus pandang dengan maksud untuk diambil gambarnya, baik untuk dicetak maupun divisualisasikan adalah haram.
3. Melakukan pengambilan gambar sebagaimana dimaksud angka 2 adalah haram.
4. Melakukan hubungan seksual atau adegan seksual di hadapan orang, melakukan pengam-bilan gambar hubungan seksual atau adegan seksual, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, dan melihat hubungan seksual atau adegan seksual adalah haram.
5. Memperbanyak, mengedarkan, menjual, membeli dan melihat atau memperlihatkan gambar orang, baik cetak atau visual, yang terbuka auratnya atau berpakaian ketat atau tembus pandang yang dapat membangkitkan nafsu bi-rahi, atau gambar hubungan seksual atau ade-gan seksual adalah haram. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Pornografi dan Pornoaksi
6. Berbuat intim atau berdua-duaan (khalwat) antara laki-laki dengan perempuan yang bukan mahramnya, dan perbuatan sejenis lainnya yang mendekati dan atau mendorong melaku-kan hubungan seksual di luar penikahan adalah haram.
7. Memperlihatkan aurat, yakni bagian tubuh antara pusar dan lutut bagi laki-laki dan bagian tubuh selain muka, telapak tangan, dan telapak kaki bagi perempuan, adalah haram, kecuali dalam hal-hal yang dibenarkan secara syar’i.
8. Memakai pakaian tembus pandang atau ketat yang dapat memperlihatkan lekuk tubuh ada-lah haram.
9. Melakukan suatu perbuatan dan atau suatu ucapan yang dapat mendorong terjadinya hubungan seksual di luar penikahan atau perbuatan sebagaimana dimaksud angka 6 adalah haram.
10.Membantu dengan segala bentuknya dan atau membiarkan tanpa pengingkaran perbuatan-perbuatan yang diharamkan di atas adalah haram.
11.Memperoleh uang, manfaat, dan atau fasilitas dari perbuatan- perbuatan yang diharamkan di atas adalah haram.
Kedua : Rekomendasi
1. Mendesak kepada semua pihak, terutama produser, penerbit, dan pimpinan media, baik cetak maupun elektronika, agar segera menghentikan segala bentuk aktifitas yang diharamkan sebagaimana dimaksud oleh fatwa ini.
2. Mendesak kepada semua penyelenggara negara, agar segera:
a. menetapkan peraturan perundang-undangan yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh isi fatwa ini disertai dengan sanksi yang dapat berfungsi sebagai zawajir dan mawani’ (membuat pelaku menjadi jera dan orang yang belum melakukan menjadi takut melakukannya);
b. melarang dan menghentikan segala bentuk perbuatan haram dimaksud fatwa ini serta tidak memberikan izin terhadap penyelenggaraan dan penyebarannya;
c. tidak menjadikan segala bentuk perbuatan haram dimaksud fatwa ini sebagai sumber pendapatan.
3. Mendesak kepada seluruh lapisan masyarakat agar turut serta secara aktif dan arif menghen-tikan segala bentuk perbuatan haram dimaksud fatwa ini.
4. Mendesak kepada penegak hukum, sebelum rekomendasi nomor 1, 2 dan 3 dalam fatwa ini terlaksana, agar menindak dengan tegas semua pelaku perbuatan haram dimaksud fatwa ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Ketiga : Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
2. Agar semua lapisan masyarakat dan setiap pihak yang terkait mengetahui fatwa ini, mengharap kepada semua pihak untuk menyebarluaskannya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 03 Jumadil Akhir 1422 H
22 Agustus 2001 M
Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Pornografi dan Pornoaksi
Source : http://www.mui.or.id/files/fat-pornografi.pdf
Label:
Arab Saudi,
Fatwa MUI,
Pornoaksi,
Pornografi,
Tari Erotis
Senin, 24 Maret 2008
Daftar Skandal Anggoga Legislatif
Waiting List : Partai Baru dan Partai Kecil ....
- PKS : Skandal Zulhamli Al Hamidi, anggota DPRD Kota Jambi, dengan Skandal Panti Pijat
- PDIP : Skandal Sex Max Moein, anggota DPR RI
- GOLKAR : Skandal Yahya Zaini anggota DPRI RI dengan Maria Eva
- PPP : Penangkapan Al Amin Nasution oleh KPK karena dugaan Korupsi/Suap yang merugikan Negara/Rakyat
- PBR : Penangkapan Bulyan Royan anggota DPR RI KomisiV oleh KPK karena dugaan korupsi /Suap Pengadaan Kapal Patroli yang merugikan Negara/Rakyat
- GOLKAR : Penangkapan/Penahanan Hamka Yandhu dan Saleh Djasid anggota DPR RI oleh KPK karena dugaan Korupsi 31 milyar, skandal BANK INDONESIA dan 4,7 milyar Pengadaan 20 mobil Pemadam Kebakaran
- 2 mantan anggota DPR yakni anggota Fraksi Partai Golkar periode 1999-2004 Antony Zeidra Abidin dan anggota Fraksi Reformasi 1999-2004 Noor Adenan Razak. Antony ditahan berbarengan dengan Hamka Yandhu karena terkait dugaan korupsi aliran dana BI ke DPR.
- DEMOKRAT : Penahanan Sarjan Tahir anggota DPR RI oleh KPK karena dugaan Korupsi/Suap alih fungsi lahan hutan lindung Tanjung Api Api yang merugikan Negara/Rakyat
- PDIP : Pengakuan Agus Condro anggota DPR RI terima Cek 500 Juta Suap dan Aliran Dana 400 dengan Cek total 20 milyar dalam pengangkatan Miranda Gultom Deputy Senior Gubernur Bank Indonesia
- PKS : Pengakuan Jalaludin Assyatibi anggota DPRI RI terima uang suap 55 juta dan beberkan anggota DPR RI lain yang terima
- PKB : Yusuf Emir Faisal anggota DPR RI ditahan KPK sebagai tersangka Korupsi Alih Fungsi Hutan Bakau Tanjung Api Api
- PAN : Laporkan ke Polisi Pengakuan Perkosaan oleh Oknum Pengurus DPD PAN Sidoarjo Jawa Timur
- PAN : Hadi Djamal ditangkap kasus Suap Proyek akibat Beli Suara PEMILU
Rabu, 05 Maret 2008
Nusantara, Pusat Peradaban Dunia
Oleh I Nyoman Winata
Nenek moyang bangsa Nusantara, khususnya Pulau Jawa adalah pencipta kebudayaan dunia. Leluhur bangsa Nusantara (Indonesia) merupakan manusia-mansuia tangguh dan cerdas, pencipta peradaban dunia. Bahkan jauh sebelum tahun masehi, kerajaan nusantara adalah penguasa duapertiga wilayah bumi. India dulu hanyalah salah satu kadipaten dari kerajaan yang berpusat di pulau Jawa. Sumber dari peradaban dunia bisa dikatakan semuanya bermula dari Nusantara.
Semuanya memberikan kita gambaran bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan orang-orang terbelakang. Kalau kemudian sejarah dunia saat ini tidak memposisikan peradaban nusantara sebagai sumber dari peradaban dunia, maka itu tidak lebih bagian dari kerja-kerja ilmuwan dari belahan dunia barat yang ingin mengingkari realitas.
Saya terkejut mendengar penjelasan ini dari seorang teman baru ketika saya usai mengikuti sebuah acara beberapa waktu lalu di Semarang. Teman ini orang Semarang, tetapi kini merasa lebih enjoy bermukim di Jogja. Raut wajahnya nampak serius menceritakan semuanya kepada saya yang menunjukkan ia sungguh-sungguh.
Bahkan teman saya ini punya komunitas yang sedang berusaha mengungkap kebesaran peradaban Nusantara. Jejak arkeologi sedang terus digali untuk memberi gambaran tentang kemahaagungan nenek moyang kita. “Tunggu saja, kami akan buktikan nanti. Tetapi ini bukan pekerjaan mudah untuk membuat dunia percaya karena sudah lama dicekoki sejarah yang dibuat ilmuan barat,” katanya yakin.
Banyak yang teman baru saya ini diceritakan kepada saya. Misalnya tentang cerita Mahabrata adalah cerita nyata yang sesungguhnya terjadi di Nusantara. Kerajaan Astina itu adalah kerajaan di Nusantara. Ini berarti tokoh-tokohnya yakni para Pandawa dan Kurawa bukanlah orang Hindustan di Tanah India, melainkan orang-orang Jawa!!
Keterlibatan kerajaan-kerajaan lainnya dalam perang Berathayudha adalah kerajaan-kerajaan kecil yang berada dibelahan dunia lainnya. Ini menegaskan bagaimana Kerajaan Nusantara adalah sebuah wilayah dengan kekuatan dan kekuasaan politik yang sangat besar karena bisa menyeret kerajaan lainnya untuk berperang.
Kehebatan nenek moyang kita juga ditunjukkan dengan keberadaan Candi Borobudur. Candi ini, kata teman ini, sudah ada jauh sebelum tahun masehi dikenal. Jadi anggapan ilmuwan yang menyatakan bahwa candi ini dibangun pada abad ke-8 masehi tidaklah benar.
Patung di dalam candi borobudur juga bukan Patung Budha melainkan patung Raja Saylendra yang kebetulan mencapai tahap perjalanan Bathin mirip dengan yang dialami Sidhartha Gautama. Diceritakan bahwa Raja Saylendra membuat Candi Borobudur setelah mencapai perjalanan sampai nirwana. Salah satu yang diingat Saylendra adalah suara musik di alam nirwana yang begitu melekat dipikirannya. Lalu Saylendra berusaha menemukan/mencipatakan alat yang bisa mengeluarkan suara seperti yang diingatnya. Dari pencarian ini dicipatakanlah gambelan yang dijawa dikenal dengan gambelan laras selendro.
Jadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka-mereka yang menjadi pencetus peradaban dunia. Nusantara adalah pusat dari peradaban dan asal muasal dari semua peradaban di planet bumi ini. Benar atau tidak, percaya atau tidak, kembali kepada diri kita. Anggaplah semua cerita kawan ini benar, maka sangat pantas bagi kita untuk bangga kemudian menguatkan rasa percaya diri kita bahwa kita adalah manusia-manusia unggul. Kalau kemudian kita menjadi terpuruk seperti saat ini, maka itu semua karena ulah kita yang melupakan asal-usul kita. Siapa sesungguhnya kita dan darimana kita berasal.
Sumber : http://www.balebengong.net
Nenek moyang bangsa Nusantara, khususnya Pulau Jawa adalah pencipta kebudayaan dunia. Leluhur bangsa Nusantara (Indonesia) merupakan manusia-mansuia tangguh dan cerdas, pencipta peradaban dunia. Bahkan jauh sebelum tahun masehi, kerajaan nusantara adalah penguasa duapertiga wilayah bumi. India dulu hanyalah salah satu kadipaten dari kerajaan yang berpusat di pulau Jawa. Sumber dari peradaban dunia bisa dikatakan semuanya bermula dari Nusantara.
Semuanya memberikan kita gambaran bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan orang-orang terbelakang. Kalau kemudian sejarah dunia saat ini tidak memposisikan peradaban nusantara sebagai sumber dari peradaban dunia, maka itu tidak lebih bagian dari kerja-kerja ilmuwan dari belahan dunia barat yang ingin mengingkari realitas.
Saya terkejut mendengar penjelasan ini dari seorang teman baru ketika saya usai mengikuti sebuah acara beberapa waktu lalu di Semarang. Teman ini orang Semarang, tetapi kini merasa lebih enjoy bermukim di Jogja. Raut wajahnya nampak serius menceritakan semuanya kepada saya yang menunjukkan ia sungguh-sungguh.
Bahkan teman saya ini punya komunitas yang sedang berusaha mengungkap kebesaran peradaban Nusantara. Jejak arkeologi sedang terus digali untuk memberi gambaran tentang kemahaagungan nenek moyang kita. “Tunggu saja, kami akan buktikan nanti. Tetapi ini bukan pekerjaan mudah untuk membuat dunia percaya karena sudah lama dicekoki sejarah yang dibuat ilmuan barat,” katanya yakin.
Banyak yang teman baru saya ini diceritakan kepada saya. Misalnya tentang cerita Mahabrata adalah cerita nyata yang sesungguhnya terjadi di Nusantara. Kerajaan Astina itu adalah kerajaan di Nusantara. Ini berarti tokoh-tokohnya yakni para Pandawa dan Kurawa bukanlah orang Hindustan di Tanah India, melainkan orang-orang Jawa!!
Keterlibatan kerajaan-kerajaan lainnya dalam perang Berathayudha adalah kerajaan-kerajaan kecil yang berada dibelahan dunia lainnya. Ini menegaskan bagaimana Kerajaan Nusantara adalah sebuah wilayah dengan kekuatan dan kekuasaan politik yang sangat besar karena bisa menyeret kerajaan lainnya untuk berperang.
Kehebatan nenek moyang kita juga ditunjukkan dengan keberadaan Candi Borobudur. Candi ini, kata teman ini, sudah ada jauh sebelum tahun masehi dikenal. Jadi anggapan ilmuwan yang menyatakan bahwa candi ini dibangun pada abad ke-8 masehi tidaklah benar.
Patung di dalam candi borobudur juga bukan Patung Budha melainkan patung Raja Saylendra yang kebetulan mencapai tahap perjalanan Bathin mirip dengan yang dialami Sidhartha Gautama. Diceritakan bahwa Raja Saylendra membuat Candi Borobudur setelah mencapai perjalanan sampai nirwana. Salah satu yang diingat Saylendra adalah suara musik di alam nirwana yang begitu melekat dipikirannya. Lalu Saylendra berusaha menemukan/mencipatakan alat yang bisa mengeluarkan suara seperti yang diingatnya. Dari pencarian ini dicipatakanlah gambelan yang dijawa dikenal dengan gambelan laras selendro.
Jadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka-mereka yang menjadi pencetus peradaban dunia. Nusantara adalah pusat dari peradaban dan asal muasal dari semua peradaban di planet bumi ini. Benar atau tidak, percaya atau tidak, kembali kepada diri kita. Anggaplah semua cerita kawan ini benar, maka sangat pantas bagi kita untuk bangga kemudian menguatkan rasa percaya diri kita bahwa kita adalah manusia-manusia unggul. Kalau kemudian kita menjadi terpuruk seperti saat ini, maka itu semua karena ulah kita yang melupakan asal-usul kita. Siapa sesungguhnya kita dan darimana kita berasal.
Sumber : http://www.balebengong.net
Kamis, 14 Februari 2008
Kini Warga Penghayat Kepercayaan Di Cilacap Bernafas Lega
Keluarga Besar Warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Kabupaten Cilacap kini bernafas lega dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Peraturan pemerintah ini antara lain mengatur pencatatan perkawinan para penganut aliran kepercayaan.
Direktur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME Depbudpar, Drs. Sulistyo Tirtokusumo, MM mengatakan bahwa peraturan pemerintah ini merupakan rahmat bagi para penghayat. “Ini berarti hak-hak kami selaku warga negara sudah sama dengan yang lain,” katanya dalam pidato didepan keluarga besar warga Penghayat terhadap Tuhan YME di gedung Dwija Loka, Minggu (10/2) malam lalu.
Seperti pantauan CilacapMedia dari gedung Dwija Loka, ratusan warga Penghayat Kepercayaan dari seluruh penjuru Cilacap tampak antusias dan penuh kekeluargaan menghadiri acara ‘’Tumpengan Tutupan Sura’’ dalam rangka memperingati Tahun Baru 1941 Jimawal Jawa Saka dengan tema ‘’Luhuring Catur Trusing Gusti (1940), Aji Kerta Wiwaraning Manunggal (1941).
Dalam acara tersebut sekaligus penetapan 10 Pemuka Pengayat Kepercayaan untuk periode 5 tahun berdasar Keputusan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa No.160 s/d 168 / SK / Dit.Kep / NBSF / XI / 07 tanggal 14 Nopember 2007. Juga pengukuhan perkawinan warga penghayat.
Sulistyo mengatakan selama ini upaya mencatatkan pernikahan para penghayat selalu mendapatkan hambatan di kantor catatan sipil karena belum ada dasar hukumnya. “Sekarang hati kami sudah lega,” katanya.
Selama ini, kata dia, jika ingin menikah, banyak warga penghayat yang terpaksa mengaku salah satu agama selama lebih dari 25 tahun. “Jadi pencatatan pernikahan mereka dilakukan di kantor KUA,” katanya.
Lebih lanjut Sulistyo mengatakan, sejak lahir, para penghayat dan keluarganya berhadapan dengan tindakan diskriminatif. Anak-anak pasangan penghayat tidak bisa mendapat surat kenal lahir atau akta kelahiran dengan alasan pernikahan mereka dianggap tidah sah.
Padahal mereka melangsungkan pernikahan sesuai adat dan kepercayaan masing-masing. Dinikahkan dengan penuh kasih, direstui orangtua, handai taulan, keluarga, dan saksi.
Para penghayat bukan hanya menghadapi sejumlah piranti hukum yang melecehkan hak sipil dan budaya, tetapi menghadapi pejabat negara yang menganggap para penghayat seolah bukan sebagai WNI.
Para penghayat juga kesulitan mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP) karena tidak mau mengisi kolom agama yang resmi diakui negara.
Dengan adanya aturan ini, kata Sulistyo, hal seperti itu tidak perlu terjadi lagi. “Di KTP pun tidak usah mencantumkan agama, jadi mulai sekarang warga penghayat harus berani menunjukkan jati diri” katanya.
Hadir Bupati Cilacap, H. Probo Yulastoro yang sekaligus menyerahkan kutipan Akta Perkawinan No. Dua puluh satu / 2008 kepada delapan pasangan pengantin dari daftar pencatatan perkawinan menurut Stbld UU.No.1/1974 dan UU No.23/2006 Jo. PP No.37 /2007.
Usai penetapan 10 Pemuka Pengayat Kepercayaan dan pengukuhan perkawinan warga penghayat acara dilanjut dengan makan tumpeng yang dibawa oleh masing-masing warga yang didahului dengan ‘’Kabulan wilujeng lan pandonga’’ oleh Ki Wana Manita Roga Segara. Sebagai penutup acara digelar wayang kulit dengan dalang Ki Untung Yonoatmojo dengan lakon ‘’Wahyu Purbosejati’’
Sumber : http://www.cilacapmedia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=610:kini-warga-penghayat-kepercayaan-di-cilacap-bernafas-lega&catid=14:budaya&Itemid=8
Direktur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME Depbudpar, Drs. Sulistyo Tirtokusumo, MM mengatakan bahwa peraturan pemerintah ini merupakan rahmat bagi para penghayat. “Ini berarti hak-hak kami selaku warga negara sudah sama dengan yang lain,” katanya dalam pidato didepan keluarga besar warga Penghayat terhadap Tuhan YME di gedung Dwija Loka, Minggu (10/2) malam lalu.
Seperti pantauan CilacapMedia dari gedung Dwija Loka, ratusan warga Penghayat Kepercayaan dari seluruh penjuru Cilacap tampak antusias dan penuh kekeluargaan menghadiri acara ‘’Tumpengan Tutupan Sura’’ dalam rangka memperingati Tahun Baru 1941 Jimawal Jawa Saka dengan tema ‘’Luhuring Catur Trusing Gusti (1940), Aji Kerta Wiwaraning Manunggal (1941).
Dalam acara tersebut sekaligus penetapan 10 Pemuka Pengayat Kepercayaan untuk periode 5 tahun berdasar Keputusan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa No.160 s/d 168 / SK / Dit.Kep / NBSF / XI / 07 tanggal 14 Nopember 2007. Juga pengukuhan perkawinan warga penghayat.
Sulistyo mengatakan selama ini upaya mencatatkan pernikahan para penghayat selalu mendapatkan hambatan di kantor catatan sipil karena belum ada dasar hukumnya. “Sekarang hati kami sudah lega,” katanya.
Selama ini, kata dia, jika ingin menikah, banyak warga penghayat yang terpaksa mengaku salah satu agama selama lebih dari 25 tahun. “Jadi pencatatan pernikahan mereka dilakukan di kantor KUA,” katanya.
Lebih lanjut Sulistyo mengatakan, sejak lahir, para penghayat dan keluarganya berhadapan dengan tindakan diskriminatif. Anak-anak pasangan penghayat tidak bisa mendapat surat kenal lahir atau akta kelahiran dengan alasan pernikahan mereka dianggap tidah sah.
Padahal mereka melangsungkan pernikahan sesuai adat dan kepercayaan masing-masing. Dinikahkan dengan penuh kasih, direstui orangtua, handai taulan, keluarga, dan saksi.
Para penghayat bukan hanya menghadapi sejumlah piranti hukum yang melecehkan hak sipil dan budaya, tetapi menghadapi pejabat negara yang menganggap para penghayat seolah bukan sebagai WNI.
Para penghayat juga kesulitan mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP) karena tidak mau mengisi kolom agama yang resmi diakui negara.
Dengan adanya aturan ini, kata Sulistyo, hal seperti itu tidak perlu terjadi lagi. “Di KTP pun tidak usah mencantumkan agama, jadi mulai sekarang warga penghayat harus berani menunjukkan jati diri” katanya.
Hadir Bupati Cilacap, H. Probo Yulastoro yang sekaligus menyerahkan kutipan Akta Perkawinan No. Dua puluh satu / 2008 kepada delapan pasangan pengantin dari daftar pencatatan perkawinan menurut Stbld UU.No.1/1974 dan UU No.23/2006 Jo. PP No.37 /2007.
Usai penetapan 10 Pemuka Pengayat Kepercayaan dan pengukuhan perkawinan warga penghayat acara dilanjut dengan makan tumpeng yang dibawa oleh masing-masing warga yang didahului dengan ‘’Kabulan wilujeng lan pandonga’’ oleh Ki Wana Manita Roga Segara. Sebagai penutup acara digelar wayang kulit dengan dalang Ki Untung Yonoatmojo dengan lakon ‘’Wahyu Purbosejati’’
Sumber : http://www.cilacapmedia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=610:kini-warga-penghayat-kepercayaan-di-cilacap-bernafas-lega&catid=14:budaya&Itemid=8
Label:
Agama Lokal,
HAM,
Nilai Budaya,
Penghayat Kepercayaan
Rabu, 30 Januari 2008
History of Jayapura
History of Jayapura In the book of Nagara-Kertagama writen by Rakawi Prapanca of Majapahit, under the rule of King Hayam Wuruk, in 1365 A.D, it was mentioned that West Papua was belong to Majapahit Kingdom territory. In one of its paragraphs mentioned “Muwah tikhan i wandan, ambwan (Ambon) athawa maloko wwanin (Fakfak)” were the sovereign territory of Majapahit Kingdom.
However, the Dutch began serious exploration in about 1898. During Ducth Colonialization, Jayapura City had become a Defense Post of Dutch Army in Pacific area. The Dutch government was assigned P. Windhower at Debi Island, a little island in Yotefa Bay in 1908. In 1912 the post was moved to a mouth of Numbai river, which is a small river that is mouthed in Yos Yudarso Bay. In a formal ceremony, this mouth of Numbai river then named Hollandia on March 7, 1910. The date was then decided to be the birth date of Jayapura. The status of Hollandia City which was a district had become the government Provincial City. Some of the events happened after this moment were the name of Hollandia was changed into New City, then Sukarnopura and finally Jayapura. However, West Papua is Indonesia's "wild east". Much of it was still unexplored by outsiders in the 1930s. Allied (American and Australian) forces passed through here in 1944 on the way to the reconquest of the Philippines. After the Indonesians defeated the Dutch in 1949 and 1950, the Dutch insisted on keeping Irian Jaya. They finally gave up the colony in 1963, under a combination of military and diplomatic pressure. In 1969, a UN-sponsored referendum led to Irian Jaya becoming a province of Indonesia. The vast development forced the Region Government to split Jayapura to two districts: North Jayapura and South Jayapura. In 1988, Jayapura was become Administrative City and then in 1993 became Jayapura madya City. Lately, with the Act of Region Government number 22 year 1999, it was then becoming Jayapura City. (Lhernot)
Source : http://www.papuatoday.com
However, the Dutch began serious exploration in about 1898. During Ducth Colonialization, Jayapura City had become a Defense Post of Dutch Army in Pacific area. The Dutch government was assigned P. Windhower at Debi Island, a little island in Yotefa Bay in 1908. In 1912 the post was moved to a mouth of Numbai river, which is a small river that is mouthed in Yos Yudarso Bay. In a formal ceremony, this mouth of Numbai river then named Hollandia on March 7, 1910. The date was then decided to be the birth date of Jayapura. The status of Hollandia City which was a district had become the government Provincial City. Some of the events happened after this moment were the name of Hollandia was changed into New City, then Sukarnopura and finally Jayapura. However, West Papua is Indonesia's "wild east". Much of it was still unexplored by outsiders in the 1930s. Allied (American and Australian) forces passed through here in 1944 on the way to the reconquest of the Philippines. After the Indonesians defeated the Dutch in 1949 and 1950, the Dutch insisted on keeping Irian Jaya. They finally gave up the colony in 1963, under a combination of military and diplomatic pressure. In 1969, a UN-sponsored referendum led to Irian Jaya becoming a province of Indonesia. The vast development forced the Region Government to split Jayapura to two districts: North Jayapura and South Jayapura. In 1988, Jayapura was become Administrative City and then in 1993 became Jayapura madya City. Lately, with the Act of Region Government number 22 year 1999, it was then becoming Jayapura City. (Lhernot)
Source : http://www.papuatoday.com
Minggu, 27 Januari 2008
SOEHARTO MEMPERLAKUKAN SOEKARNO
COBA SIMAK ARTIKEL YANG SAYA KUTIP DARI BEBERAPA SUMBER DI BAWAH INI, MARILAH KITA AMBIL KESIMPULAN TENTANG PERLAKUAN SOEHARTO TERHADAP SOEKARNO.
KEHIDUPAN SOEKARNO DI BULAN JUNI: Cermin Penghinaan Terhadap Seorang Founding Father
Oleh Beni Bevly
“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” Soekarno, Menggali Api Pancasila.
Ada dua peristiwa sangat penting yang terjadi kehidupan Soekarno pada bulan Juni, tahun 1970. Sejarawan Prancis, Jacques Leclerc, mengatakan bahwa Soekarno telah “dibunuh dua kali” karena Hari Kelahiran Pancasila yang Soekarno bidanin pada 1 Juni 1945 dilarang oleh Orde Baru untuk diperingati. Pada tanggal 21, bulan Juni 1970 jugalah, Soekarno meninggal di “penjara” di Wisma Yaso, Jakarta dengan kondisi yang tak terawat (Asvi Warman Adam, Pancasila dan Soekarno, jawapos.com) Larangan untuk memperingati hari lahirnya Pancasila adalah pembunuhan pertama dan kematian Seokarno di Wisma Yaso adalah pembunuhan kedua.
Aku menilai peristiwa ini sebagai suatu cerminan penghinaan terhadap seorang founding father. Betapa tidak? Perjuangan untuk memerdekakan Indonesia dan menyatukannya di bawah Pancasila dengan melewati rintangan yang panjang, berat dan keluar-masuk penjara di bawah penjajah ternyata pada hari terakhirnya, Soekarno harus meninggal di dalam “penjara” di negara yang ia merdekakan. Bukan itu saja, Pancasila yang ia mimpikan akan menjadi dasar negara yang mulia ternyata menjadi senjata yang ganas dan dipergunakan untuk menumpas jutaan rakyat Indonesia di bawah rejim Soeharto.
Untuk menghilangkan arti Pancasila yang sesungguhnya, Soeharto melarang peringatan hari lahirnya Pancasila pada setiap tanggal 1 Juni. Hal ini dilakukan agaknya berkaitan dengan ide pencetusan Pancasila oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ide ini dituangkan dalam pidato di depan BPUPKI, ia mendapatkan sambutan sangat meriah dan tepuk tangan paling ramai. Intinya, Soekarno melihat bahwa Pancasila bisa dipakai sebagai alat yang bisa menerima perbedaan dan mempersatu bangsa yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Untuk memperlihatkan betapa beragamnya bangsa Indonesia, Sokarno pernah mengaku kepada Louise Fischer, bahwa ia sekaligus Muslim, Kristen, dan Hindu (Clifford Geertz, Islam Observed, 1982). Tetapi Soeharto mempergunakan Pancasila sebagai alat penumpas perbedaan dan alat memperkokoh kekuasaan.
Bukan itu saja, untuk memperkokoh Pancasila, Soeharto mengidentikan Pancasila sebagai perisai yang menghancurkan PKI di Indonesia dengan menetapkan Hari Kesaktian Pancasila dan diperingati secara sakral pada setiap tanggal 1 Oktober. Di samping itu Pancasila juga dijadikan asas tunggal bagi semua partai politik dan organisasi masyarakat tanpa kecuali.
Ideologi itu dikampanyekan secara nasional dan lewat pendidikan sekolah. Penataran dilakukan secara berjenjang dan menggunakan anggaran negara. Namun, Pancasila yang diajarkan sudah direduksi menjadi sekian butir-butir sifat yang harus dihafal. Pancasila juga digunakan sebagai alat pemukul bagi kelompok yang kritis. Orang yang menolak tanahnya digusur dicap “anti-Pancasila” (Asvi Warman Adam, Pancasila dan Soekarno, jawapos.com).
Yang lebih menyedihkan lagi, seperti di singgung di atas, Soekarno diberlakukan seperti seorang “kriminal” di Wisma Yaso, Jalan Gatoto Subroto, Jakarta. Kabarnya, semua hubungan Soekarno dengan dunia luar ditutup. Ia tidak dijinkan untuk mendengar radio, menonton televisi dan membaca koran. Selama di wisma itu, ia hanya ditemani oleh seorang dokter umum yang tidak memiliki spesialisasi sehingga pada saat Seokarno sakit komplikasi, ia tidak mendapat perawatan yang layak. Lebih dari itu, Soekarno juga sangat dibatasi untuk menemui keluarganya. Dengan bantuan seorang dokter gigi keturunan Cina, Oei Hong Kian, ia bisa menyelinap keluar dengan mengaku sakit gigi. Itulah satu-satunya kebahagiaan yang ia miliki, yaitu berkumpul dengan keluarganya.
Apakah Soekarno diam saja terhadap semua penghinaan yang ia alami sejak tahun 1965? Ternyata tidak. Hal ini dibuktikan dengan pidato yang berjumlah 103 kali dalam periode 1965-1967. Di antaranya yang diketahui oleh umum adalah pidato pertanggungjawabannya, Nawaksara, yang ditolak MPRS tahun 1967. Selebihnya pernyataan dan pidato Soekarno tidak disiarkan oleh koran-koran, radio ataupun televisi yang telah dikuasai Soeharto.
Berikut adalah beberapa pernyataan Soekarno yang patut diketahui oleh Rakyat Indonesia (tokohindonesia.com):
Dalam pidato 20 November 1965 di depan keempat panglima Angkatan di Istana Bogor BK mengatakan, “Ada perwira yang bergudul. Bergudul itu apa? Hei, Bung apa itu bergudul? Ya, kepala batu.” Tampaknya ucapannya itu ditujukan kepada Soeharto. Pada kesempatan yang sama Soekarno menegaskan, “Saya yang ditunjuk MPRS menjadi Panglima Besar Revolusi. Terus terang bukan Subandrio. Bukan Leimena…. Bukan engkau Soeharto, bukan engkau Soeharto, dan seterusnya (berbeda dengan nama tokoh lain, Soeharto disebut dua kali dan secara berturut-turut).
Tanggal 12 Desember 1965 ketika berpidato dalam rangka ulang tahun Kantor Berita Antara di Bogor, Presiden mengatakan tidak ada kemaluan yang dipotong dalam peristiwa di Lubang Buaya. Demikian pula tidak ada mata yang dicungkil seperti ditulis pers. 100 silet yang dibagikan untuk menyilet kemaluan jenderal itu tidak masuk akal.
Memang Soekarno tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, sebagai contoh ketika tahun 1963 diangkat sebagai presiden seumur hidup, ia tidak menolak. Tetapi bukan berarti bahwa jasa terpentingnnya seperti sebagai perumus Pancasila bisa dipungkiri dan dimelencengkan. Juga bukan berarti bahwa kebebasan fisik, pikiran dan mentalnya bisa dikekang dan dianiaya begitu saja. Akhir kata, Soekarno bukanlah tokoh yang patut dihina, tetapi ia adalah lambang pemersatu bangsa. Bukankah suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya?
_____
*Beni Bevly holds BA in Political Science, MBA in Marketing, and is a DBA (Doctor of Business Administration) candidate. He is the founder of Overseas Think Thank for Indonesia.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
KEHIDUPAN SOEKARNO DI BULAN JUNI: Cermin Penghinaan Terhadap Seorang Founding Father
Oleh Beni Bevly
“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” Soekarno, Menggali Api Pancasila.
Ada dua peristiwa sangat penting yang terjadi kehidupan Soekarno pada bulan Juni, tahun 1970. Sejarawan Prancis, Jacques Leclerc, mengatakan bahwa Soekarno telah “dibunuh dua kali” karena Hari Kelahiran Pancasila yang Soekarno bidanin pada 1 Juni 1945 dilarang oleh Orde Baru untuk diperingati. Pada tanggal 21, bulan Juni 1970 jugalah, Soekarno meninggal di “penjara” di Wisma Yaso, Jakarta dengan kondisi yang tak terawat (Asvi Warman Adam, Pancasila dan Soekarno, jawapos.com) Larangan untuk memperingati hari lahirnya Pancasila adalah pembunuhan pertama dan kematian Seokarno di Wisma Yaso adalah pembunuhan kedua.
Aku menilai peristiwa ini sebagai suatu cerminan penghinaan terhadap seorang founding father. Betapa tidak? Perjuangan untuk memerdekakan Indonesia dan menyatukannya di bawah Pancasila dengan melewati rintangan yang panjang, berat dan keluar-masuk penjara di bawah penjajah ternyata pada hari terakhirnya, Soekarno harus meninggal di dalam “penjara” di negara yang ia merdekakan. Bukan itu saja, Pancasila yang ia mimpikan akan menjadi dasar negara yang mulia ternyata menjadi senjata yang ganas dan dipergunakan untuk menumpas jutaan rakyat Indonesia di bawah rejim Soeharto.
Untuk menghilangkan arti Pancasila yang sesungguhnya, Soeharto melarang peringatan hari lahirnya Pancasila pada setiap tanggal 1 Juni. Hal ini dilakukan agaknya berkaitan dengan ide pencetusan Pancasila oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ide ini dituangkan dalam pidato di depan BPUPKI, ia mendapatkan sambutan sangat meriah dan tepuk tangan paling ramai. Intinya, Soekarno melihat bahwa Pancasila bisa dipakai sebagai alat yang bisa menerima perbedaan dan mempersatu bangsa yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Untuk memperlihatkan betapa beragamnya bangsa Indonesia, Sokarno pernah mengaku kepada Louise Fischer, bahwa ia sekaligus Muslim, Kristen, dan Hindu (Clifford Geertz, Islam Observed, 1982). Tetapi Soeharto mempergunakan Pancasila sebagai alat penumpas perbedaan dan alat memperkokoh kekuasaan.
Bukan itu saja, untuk memperkokoh Pancasila, Soeharto mengidentikan Pancasila sebagai perisai yang menghancurkan PKI di Indonesia dengan menetapkan Hari Kesaktian Pancasila dan diperingati secara sakral pada setiap tanggal 1 Oktober. Di samping itu Pancasila juga dijadikan asas tunggal bagi semua partai politik dan organisasi masyarakat tanpa kecuali.
Ideologi itu dikampanyekan secara nasional dan lewat pendidikan sekolah. Penataran dilakukan secara berjenjang dan menggunakan anggaran negara. Namun, Pancasila yang diajarkan sudah direduksi menjadi sekian butir-butir sifat yang harus dihafal. Pancasila juga digunakan sebagai alat pemukul bagi kelompok yang kritis. Orang yang menolak tanahnya digusur dicap “anti-Pancasila” (Asvi Warman Adam, Pancasila dan Soekarno, jawapos.com).
Yang lebih menyedihkan lagi, seperti di singgung di atas, Soekarno diberlakukan seperti seorang “kriminal” di Wisma Yaso, Jalan Gatoto Subroto, Jakarta. Kabarnya, semua hubungan Soekarno dengan dunia luar ditutup. Ia tidak dijinkan untuk mendengar radio, menonton televisi dan membaca koran. Selama di wisma itu, ia hanya ditemani oleh seorang dokter umum yang tidak memiliki spesialisasi sehingga pada saat Seokarno sakit komplikasi, ia tidak mendapat perawatan yang layak. Lebih dari itu, Soekarno juga sangat dibatasi untuk menemui keluarganya. Dengan bantuan seorang dokter gigi keturunan Cina, Oei Hong Kian, ia bisa menyelinap keluar dengan mengaku sakit gigi. Itulah satu-satunya kebahagiaan yang ia miliki, yaitu berkumpul dengan keluarganya.
Apakah Soekarno diam saja terhadap semua penghinaan yang ia alami sejak tahun 1965? Ternyata tidak. Hal ini dibuktikan dengan pidato yang berjumlah 103 kali dalam periode 1965-1967. Di antaranya yang diketahui oleh umum adalah pidato pertanggungjawabannya, Nawaksara, yang ditolak MPRS tahun 1967. Selebihnya pernyataan dan pidato Soekarno tidak disiarkan oleh koran-koran, radio ataupun televisi yang telah dikuasai Soeharto.
Berikut adalah beberapa pernyataan Soekarno yang patut diketahui oleh Rakyat Indonesia (tokohindonesia.com):
Dalam pidato 20 November 1965 di depan keempat panglima Angkatan di Istana Bogor BK mengatakan, “Ada perwira yang bergudul. Bergudul itu apa? Hei, Bung apa itu bergudul? Ya, kepala batu.” Tampaknya ucapannya itu ditujukan kepada Soeharto. Pada kesempatan yang sama Soekarno menegaskan, “Saya yang ditunjuk MPRS menjadi Panglima Besar Revolusi. Terus terang bukan Subandrio. Bukan Leimena…. Bukan engkau Soeharto, bukan engkau Soeharto, dan seterusnya (berbeda dengan nama tokoh lain, Soeharto disebut dua kali dan secara berturut-turut).
Tanggal 12 Desember 1965 ketika berpidato dalam rangka ulang tahun Kantor Berita Antara di Bogor, Presiden mengatakan tidak ada kemaluan yang dipotong dalam peristiwa di Lubang Buaya. Demikian pula tidak ada mata yang dicungkil seperti ditulis pers. 100 silet yang dibagikan untuk menyilet kemaluan jenderal itu tidak masuk akal.
Memang Soekarno tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, sebagai contoh ketika tahun 1963 diangkat sebagai presiden seumur hidup, ia tidak menolak. Tetapi bukan berarti bahwa jasa terpentingnnya seperti sebagai perumus Pancasila bisa dipungkiri dan dimelencengkan. Juga bukan berarti bahwa kebebasan fisik, pikiran dan mentalnya bisa dikekang dan dianiaya begitu saja. Akhir kata, Soekarno bukanlah tokoh yang patut dihina, tetapi ia adalah lambang pemersatu bangsa. Bukankah suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya?
_____
*Beni Bevly holds BA in Political Science, MBA in Marketing, and is a DBA (Doctor of Business Administration) candidate. He is the founder of Overseas Think Thank for Indonesia.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
PAK HARTO : BAPAK PEMBANGUNAN NOTABENE BAPAK KERUNTUHAN BANGSA INDONESIA
SECARA PRIBADI SAYA TELAH MEMAAFKAN KESALAHAN DARI PAK HARTO SELAMA MEMIMPIN BANGSA INDONESIA 32 TAHUN LAMANYA. TAPI TIDAK UNTUK BERJUTA RAKYAT INDONESIA YANG MENJADI KORBAN OTORITAS BELIAU. MUNGKIN KELUARGA BUNG KARNO, KELUARGA KORBAN TRAGEDI TANJUNG PRIOK DSB YANG TERKAIT DENGAN KEBIJAKANNYA, KELUARGA-KELUARGA YANG MENJADI KORBAN IMBAS KRISIS MONETER TAHUN 1997. INDIKASI ADANYA PEMUTARBALIKKAN SEJARAH PENGEMBAN SUPERSEMAR OLEH BELIAU YANG SAMPAI SAAT INI MASIH JADI SEBUAH MISTERI ADALAH SEBAGIAN DOSA-DOSA DARI PAK HARTO.
SAAT MEMIMPIN BANGSA INDONESIA PAK HARTO MENDAPAT GELAR SEBAGAI BAPAK PEMBANGUNAN ATAS PROGRAM-PROGRAM YANG DICETUS SEHINGGA PEREKONOMIAN INDONESIA TERUS MENINGKAT DARI TAHUN KE TAHUN. NAMUN KEBEBASAN BERDEMOKRASI DAN BERAPRESIASI SEPERTI DIKEBIRI DAN APABILA ADA YANG MENANTANG KEBIJAKAN BELIAU UJUNG-UJUNGNYA AKAN BERSTATUS TAHANAN POLITIK. SEMUA SELEBRITI DIGIRING UNTUK BERGABUNG BERSAMA GOLKAR (KENDARAN POLITIK PAK HARTO) SAAT BERLANGSUNGNYA PESTA KAMPANYE. KETIKA RHOMA IRAMA BERGABUNG DENGAN PPP TAHUN 1982 DENTINGAN MELODI GITAR DAN SUARA MERDUNYA TAK TAMPAK LAGI DI LAYAR TELEVISI. PPP DAN PDI SENGAJA DICIPTAKAN SEBAGAI ORNAMEN DEMOKRASI HANYA UNTUK MEMENUHI SYARAT BERLANGSUNGNYA PESTA DEMOKRASI. ORANG BODOHPUN BISA MENEBAK KALAU AKHIRNYA GOLKAR AKAN MENJADI PEMENANG PEMILU.
PARA SENIMAN SEPERTI KOES PLUS DAN WS. RENDRA PERNAH MERASAKAN PAHITNYA HIDUP DI BILIK PENJARA PUN DEMIKIAN DENGAN KRITIKUS POLITIK SEPERTI SRI BINTANG PAMUNGKAS, ARIEF BUDIMAN DAN BUDIMAN SUDJATMIKO. NYALI MEREKA UNTUK MENYUARAKAN KEADILAN BELUM CUKUP MENYADARKAN REZIM ORDE BARU KALA ITU MALAH MEMBUAT MEREKA MURKA. DI SUDUT LAIN TOMMY SEDANG SIBUK-SIBUKNYA DENGAN PROYEK MOBIL TIMOR, TUTUT SEDANG MENANTI SANG SUAMI BERMAIN KUDA SEBAGAI BAGIAN RELAKSASI SETELAH TERSITA DENGAN KEGIATAN BISNIS YANG BEGITU PADAT. BAMBANG MENGISI WAKTU LUANG DENGAN OLAHRAGA MENEMBAK, TITIK MENDAMPINGI SANG SUAMI MELANTIK BAWAHANNYA, MAMIEK SEDANG BERBAHAGIA MENUNGGU KELAHIRAN BUAH HATINYA DAN BU TIEN LAGI SIBUK DENGAN SEABREK KEGIATAN SOSIAL KONSEKUENSI SEBAGAI IBU NEGARA. BEGITULAH HARI-HARI YANG DIJALANI KELUARGA CENDANA.
BERUNTUNG PAK HARTO DIKELILINGI PARA AGITATOR HANDAL. MEREKA BEKERJA LUAR BIASA MENYEMBUNYIKAN KEBUSUKAN ORDE BARU. ............ PAK HARI HARI OMONG KOSONG BILANG KE PAK HARTO KALAU SELURUH RAKYAT INDONESIA MASIH MENGHENDAKI BELIAU KEMBALI MEMIMPIN 200 JUTA RAKYAT INDONESIA. PAK HARTO PUN BERSEDIA MEMIMPIN RAKYATNYA MESKI KEJENUHAN DAN FAKTOR USIA SEDANG MENDERANYA. APALAGI BARU 2 TAHUN BELIAU DITINGGAL UNTUK SELAMA-LAMANYA OLEH SANG ISTRI TERCINTA, SPIRITUAL BELIAU MULAI MENURUN.
SUATU KEBOHONGAN PADA AKHIRNYA AKAN TERENDUS JUGA. BAK RACUN PESTISIDA YANG MENGENDAP DI DALAM TUBUH HINGGA RESIDU TERAKUMULASI DAN PADA AKHIRNYA MENJELMA MENJADI KANKER GANAS. MUNGKIN PERUMPAMAAN TADI BISA DIGAMBARKAN PADA POTRET BURAM BANGSA INDONESIA. SETELAH 32 TAHUN REZIM ORDE BARU BERKUASA DENGAN MENYIMPAN RAPAT2 SEGALA KEBOBROKANNYA HINGGA AKHIRNYA HUTANG LUAR NEGERI INDONESIA MENUMPUK SETINGGI GUNUNG SEMERU. SECARA DRASTIS PEREKONOMIAN INDONESIA TERPURUK DIINDIKASIKAN DENGAN MEROSOT TAJAM KURS RUPIAH IMBASNYA HARGA SEMUA BARANG MELONJAK NAIK, KRISIS MONETER TAK TERELAKKAN. SATU PERSATU PERUSAHAN GULUNG TIKAR, INDUSTRI KECIL TERPURUK, PENGANGGURAN TERJADI DIMANA-MANA. KRISIS EKONOMI DIIKUTI KRISIS MORAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PEMERINTAH. DEMONSTRASI MENUNTUT LENGSERNYA PAK HARTO MARAK TERJADI DI KAMPUS YANG DIPRAKARSAI PARA MAHASISWA. TINDAKAN MAKAR DAN ANARKISME TERJADI DI IBUKOTA.................. AKHIRNYA 21 MEI 1998 SOEHARTO MENYERAHKAN TAMPUK KEKUASAAN SEBAGAI PRESIDEN RI KEPADA BJ. HABIBIE.
PASCA RUNTUHNYA REZIM ORDE BARU TUNTUTAN UNTUK MENGADILI PAK HARTO BERGAUNG KENCANG, NAMUN KHARISMA PAK HARTO MEMBUAT CIUT PEMERINTAH. CUKUPLAH HANYA TOMMY YANG DIJADIKAN TUMBAL. HINGGA MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA PAK HARTO BELUM MERASAKAN PENGAPNYA UDARA DI PENJARA.
SEBAGAI UMAT BERAGAMA MARILAH KITA MEMAAFKAN DOSA-DOSA PAK HARTO SEMOGA SEGALA KESALAHAN BELIAU DAPAT DIAMPUNI ALLAH S.W.T. WAFATNYA BELIAU ADALAH TONGGAK AWAL UNTUK MENYERET KE MEJA HUKUM ANAK-ANAK, KELUARGA DAN PARA KRONINYA. AYO PAK POLISI, PAK JAKSA, PAK HAKIM TUNJUKKAN KINERJA BRILIAN KALIAN
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/13/PAK_HARTO_BAPAK_PEMBANGUNAN_NOTABENE_BAPAK_KERUNTUHAN_BANGSA_INDONESIA
SAAT MEMIMPIN BANGSA INDONESIA PAK HARTO MENDAPAT GELAR SEBAGAI BAPAK PEMBANGUNAN ATAS PROGRAM-PROGRAM YANG DICETUS SEHINGGA PEREKONOMIAN INDONESIA TERUS MENINGKAT DARI TAHUN KE TAHUN. NAMUN KEBEBASAN BERDEMOKRASI DAN BERAPRESIASI SEPERTI DIKEBIRI DAN APABILA ADA YANG MENANTANG KEBIJAKAN BELIAU UJUNG-UJUNGNYA AKAN BERSTATUS TAHANAN POLITIK. SEMUA SELEBRITI DIGIRING UNTUK BERGABUNG BERSAMA GOLKAR (KENDARAN POLITIK PAK HARTO) SAAT BERLANGSUNGNYA PESTA KAMPANYE. KETIKA RHOMA IRAMA BERGABUNG DENGAN PPP TAHUN 1982 DENTINGAN MELODI GITAR DAN SUARA MERDUNYA TAK TAMPAK LAGI DI LAYAR TELEVISI. PPP DAN PDI SENGAJA DICIPTAKAN SEBAGAI ORNAMEN DEMOKRASI HANYA UNTUK MEMENUHI SYARAT BERLANGSUNGNYA PESTA DEMOKRASI. ORANG BODOHPUN BISA MENEBAK KALAU AKHIRNYA GOLKAR AKAN MENJADI PEMENANG PEMILU.
PARA SENIMAN SEPERTI KOES PLUS DAN WS. RENDRA PERNAH MERASAKAN PAHITNYA HIDUP DI BILIK PENJARA PUN DEMIKIAN DENGAN KRITIKUS POLITIK SEPERTI SRI BINTANG PAMUNGKAS, ARIEF BUDIMAN DAN BUDIMAN SUDJATMIKO. NYALI MEREKA UNTUK MENYUARAKAN KEADILAN BELUM CUKUP MENYADARKAN REZIM ORDE BARU KALA ITU MALAH MEMBUAT MEREKA MURKA. DI SUDUT LAIN TOMMY SEDANG SIBUK-SIBUKNYA DENGAN PROYEK MOBIL TIMOR, TUTUT SEDANG MENANTI SANG SUAMI BERMAIN KUDA SEBAGAI BAGIAN RELAKSASI SETELAH TERSITA DENGAN KEGIATAN BISNIS YANG BEGITU PADAT. BAMBANG MENGISI WAKTU LUANG DENGAN OLAHRAGA MENEMBAK, TITIK MENDAMPINGI SANG SUAMI MELANTIK BAWAHANNYA, MAMIEK SEDANG BERBAHAGIA MENUNGGU KELAHIRAN BUAH HATINYA DAN BU TIEN LAGI SIBUK DENGAN SEABREK KEGIATAN SOSIAL KONSEKUENSI SEBAGAI IBU NEGARA. BEGITULAH HARI-HARI YANG DIJALANI KELUARGA CENDANA.
BERUNTUNG PAK HARTO DIKELILINGI PARA AGITATOR HANDAL. MEREKA BEKERJA LUAR BIASA MENYEMBUNYIKAN KEBUSUKAN ORDE BARU. ............ PAK HARI HARI OMONG KOSONG BILANG KE PAK HARTO KALAU SELURUH RAKYAT INDONESIA MASIH MENGHENDAKI BELIAU KEMBALI MEMIMPIN 200 JUTA RAKYAT INDONESIA. PAK HARTO PUN BERSEDIA MEMIMPIN RAKYATNYA MESKI KEJENUHAN DAN FAKTOR USIA SEDANG MENDERANYA. APALAGI BARU 2 TAHUN BELIAU DITINGGAL UNTUK SELAMA-LAMANYA OLEH SANG ISTRI TERCINTA, SPIRITUAL BELIAU MULAI MENURUN.
SUATU KEBOHONGAN PADA AKHIRNYA AKAN TERENDUS JUGA. BAK RACUN PESTISIDA YANG MENGENDAP DI DALAM TUBUH HINGGA RESIDU TERAKUMULASI DAN PADA AKHIRNYA MENJELMA MENJADI KANKER GANAS. MUNGKIN PERUMPAMAAN TADI BISA DIGAMBARKAN PADA POTRET BURAM BANGSA INDONESIA. SETELAH 32 TAHUN REZIM ORDE BARU BERKUASA DENGAN MENYIMPAN RAPAT2 SEGALA KEBOBROKANNYA HINGGA AKHIRNYA HUTANG LUAR NEGERI INDONESIA MENUMPUK SETINGGI GUNUNG SEMERU. SECARA DRASTIS PEREKONOMIAN INDONESIA TERPURUK DIINDIKASIKAN DENGAN MEROSOT TAJAM KURS RUPIAH IMBASNYA HARGA SEMUA BARANG MELONJAK NAIK, KRISIS MONETER TAK TERELAKKAN. SATU PERSATU PERUSAHAN GULUNG TIKAR, INDUSTRI KECIL TERPURUK, PENGANGGURAN TERJADI DIMANA-MANA. KRISIS EKONOMI DIIKUTI KRISIS MORAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PEMERINTAH. DEMONSTRASI MENUNTUT LENGSERNYA PAK HARTO MARAK TERJADI DI KAMPUS YANG DIPRAKARSAI PARA MAHASISWA. TINDAKAN MAKAR DAN ANARKISME TERJADI DI IBUKOTA.................. AKHIRNYA 21 MEI 1998 SOEHARTO MENYERAHKAN TAMPUK KEKUASAAN SEBAGAI PRESIDEN RI KEPADA BJ. HABIBIE.
PASCA RUNTUHNYA REZIM ORDE BARU TUNTUTAN UNTUK MENGADILI PAK HARTO BERGAUNG KENCANG, NAMUN KHARISMA PAK HARTO MEMBUAT CIUT PEMERINTAH. CUKUPLAH HANYA TOMMY YANG DIJADIKAN TUMBAL. HINGGA MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA PAK HARTO BELUM MERASAKAN PENGAPNYA UDARA DI PENJARA.
SEBAGAI UMAT BERAGAMA MARILAH KITA MEMAAFKAN DOSA-DOSA PAK HARTO SEMOGA SEGALA KESALAHAN BELIAU DAPAT DIAMPUNI ALLAH S.W.T. WAFATNYA BELIAU ADALAH TONGGAK AWAL UNTUK MENYERET KE MEJA HUKUM ANAK-ANAK, KELUARGA DAN PARA KRONINYA. AYO PAK POLISI, PAK JAKSA, PAK HAKIM TUNJUKKAN KINERJA BRILIAN KALIAN
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/13/PAK_HARTO_BAPAK_PEMBANGUNAN_NOTABENE_BAPAK_KERUNTUHAN_BANGSA_INDONESIA
Senin, 21 Januari 2008
Kartono Muhammad : Bung Karno Ditelantarkan
Senin, 21 Januari 2008 21:15:50 WIB
JAKARTA, BANGKA POS--Sulit menghafalkan
satupersatu peralatan yang digunakan oleh tim dokter untuk merawat
bekas presiden Soeharto. Faktanya, sejak dirawat di Rumah Sakit
Pusat Pertamina (RSPP) 4 Januari silam, Soeharto mendapat perawatan
kelas satu. Bukan hanya peralatan canggih, juga perhatian ekstra
dengan pengawasan dari menit ke menit.
Terlepas dari Soeharto memang berhak
mendapat pelayanan terbaik karena memang membayar
mahal, perlakuan istimewa itu tetap saja
memunculkan pertanyaan. Mengapa, perlakuan yang
sama tidak didapat presiden pertama RI,
Soekarno ketika jatuh sakit. Tidak sedikit saksi sejarah yang
mengakui bahwa ada perbedaan mencolok antara perawatan waktu Bung
Karno sakti
dengan yang didapat Pak Harto sekarang.
Salah satu saksi sejarah itu yakni Prof Dr
Kartono Muhammad. Pria berusia tahun ini pernah diberitahu langsung
oleh Prof Mahar Mardjono yang sempat ditugaskan untuk merawta
Soeharto.
Dr Kartono juga pernah menulis kasus
kesehatan Bung Karno dengan mewawancarai antara lain
perawat yang sehari-hari menunggui Bung
Karno di Wisma Yaso (tempat Bung Karno dirawat)
serta Prof Mahar dan Dr Wu Jie Ping (dokter
Cina yang merawat Bung Karno).
"Perbedannya jelas. Dulu Bung Karno tidak
diurusin, ditelantarkan. Tidak ada dokter yang
diserahi tugas untuk mengawasi, tidak ada
dokter spesialis seperti sekarang. Padahal ada tim dokter
kepresidenan, tapi juga tidak pernah datang. Nggak kayak sekarang.
Pak Harto tiap hari dirawat puluhan dokter," kata Dr Kartono
mengisahkan kembali apa yang pernah diketahuinya pada 1967 silam.
Kakak kandung pendiri Tabloid Tempo,
Goenawan Muhammad ini mengaku sesak nafasnya jika
mengingat apa yang telah menimpa Soekarno.
Padahal, kata dia, perlakuan tidak sepantasnya itu diberikan ketika
Bung Karno masih menjabat presiden. Sebab, Soeharto waktu itu masih
menjabat sementara sebagai presiden karena
belum diangkat oleh MPR untuk jadi presiden.
Menurutnya, ditelantarkannya Bung Karno kala
itu tidak lepas dari kebijakan penguasa waktu
itu. Sebab, kenang dia, kebijakan dari
penguasa waktu itu, jika dokter akan ke Wisma Yaso,
harus ada izin dari Pangdam. "Kalau ada
dokter mau memeriksa harus ada surat izin. Tidak ada dokter tiap
hari, obat juga tidak diberikan, kan namanya ditelantarkan,"
kenangnya.
Padahal, lanjut dokter yang pernah menjabat
ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, tiaptiap dokter itu sudah
mengucap sumpah. Mereka tidak boleh membiarkan pasiennya terlantar.
Kata Kartono, jangankan seorang presiden,
rakyat biasa, atau musuh sekalipun, seorang dokter harus merawatnya
dengan baik. "Kewajiban dokter untuk tidak membedakan siapa
pasiennya. Tapi dokternya memang tidak bisa berbuat apaapa karena
adanya intervensi dari penguasa. Dan penguasa waktu itu adalah pak
Harto. Jadi perlakuan mikul duwur mendem jero itu dimana," tanya
Kartono.
Filosofi mikul duwur mendem jero itu pernah
identik dengan sikap Soeharto. Namun, kata
Kartono, perlakuan yang diberikan terhadap
Bung Karno menjadi penegas apakah Soeharto telah melaksanakan
filosofi terseut atau tidak. "Nggak terbukti, karena buktinya
dibiarkan terlantar. Kalau nerapin filosofi itu harusnya di
perhatikan dong," kata dia.
Meski menyesalkan perlakuan terhadap
Soeharto, Dr Kartono menuturkan bahwa Soeharto layak
mendapat perlakuan istimewa. Menurutnya,
siapapun pasiennya, harusnya mendapat perawatan
yang terbaik.
"Over atau tidak tergantung dari kondisi
penyakitnya. Tapi pemberitaan dan
perhatiannya yang over. Perhatian yang
diberikan luar biasa, tiap menit diperiksa, diawasi terusmenerus,"
lanjutnya.
Sementara sejarawan Indonesia, Prof Dr
Taufik Abdullah menegaskan bahwa, jika dilihat dari
sudut pandang historis, perbedaan bangsa ini
memperlakukan Soekarno dan Soeharto yang
sedang tergolek sakit, tidak lepas dari apa
yang terjadi kala itu.
Menurut Taufik, 71, ketika Soekarno sakit
pada tahun 1967, suasana kala itu belum stabil. Ia menyebut, Orde
Baru masih melakukan konsolidasi untuk memapankan kekuasaan.
Sementara
Soekarno yang tengah sakit, masih memberikan
pengaruh yang besar di masyarakat dengan aliran Soekarnoisme nya.
Dalam bahasa Taufik, Soekarno meninggalkan
ideologi. Dan bagi penguasa ORBA, ada dua agenda utama yang harus
dilakukan kala itu.
"Selain menghancurkan kelompok yang melawan
seperti PKI, juga menggerogoti kekuatan
Soekarnoisme. Itu karena posisiposisi penting baik di AD, AL, waktu
itu masih dipegang orang yang pro Soekarno. Inilah yang digarap
pemimpin Orde Baru. Yakni bagaimana menyingkirkan mereka. Sebut
saja, Ibrahim Aji didutabesarkan," kata Taufik saat ditemui di
kantornya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.
Menurutnya, waktu itu Soeharto sebagai
pemimpin, mencoba menerapkan falsafah mikul dhuwur
mendem jero dengan 'menyimpan' Soekarno yang
sakit, agar jangan sampai terhina. Sebab, waktu itu, lanjut Taufik,
tuntutan agar Soekarno diadili karena dianggap terlibat Gestapu
sangat besar.
"Tapi, selain disimpan agar tidak terhina,
Bung karno juga dianggap ancaman karena Orde Baru waktu itu tengah
melakukan konsolidasi. Dan perlakuan terhadap Bung Karno akhirnya
yah seperti yang telah dicatat sejarah" lanjut Taufik dengan suara
lantang, meski semua rambutnya sudah memutih.
Sementara untuk sakitnya Soeharto sekarang,
kata Taufik, terjadi setelah 10 tahun dia lengser keprabon, ketika
bangsa tidak dalam keadaan labil. Apalagi, tidak ada tinggalan
ismeisme (ideologi) dari Soeharto yang mengancam pemerintahan sepert
era Soekarno dulu.
"Masalah pakHarto itu murni masalah hukum,
baik itu kasus dugaan korupsi dan pelanggaran HAM. Selain itu, untuk
perawatannya, keluarganya kan juga bayar sendiri," katanya.
Namun, terlepas dari siapa yang membiayai,
Taufik menyesalkan kondisi Soekarno yang disebutnya diterlantarkan.
Yang jelas, ketika Soekarno meninggal, Taufik mengakui bahwa waktu
itu adalah momen paling menyedihkan bagi bangsa Indonesia.
Ia mengatakan, perasaan kehilangan tidak
hanya menimpa rakyat yang sangat mencintai proklamator RI tersebut,
tapi termasuk juga golongan yang menentang Bung Karno. "Saya ingat
waktu itu air mata saya juga tumpah," katanya dengan suara lirih.
Dan sikap rakyat Indonesia itulah yang
dianggap Taufik menjadi perbedaan antara Soekarno dan Soeharto.
Meski tidak sedikit yang juga mencintai dan membenci Soeharto,
tetapi menurutnya berbeda dengan pandangan orang terhadap
Soekarno. "Orang tidak terlalu fanatik pada pak Harto. Gampang saja
melihatnya, istilah Soekarnoisme hingga sekarang masih kuat. Tapi
kan tidak ada Soehartoisme," sebutnya.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
JAKARTA, BANGKA POS--Sulit menghafalkan
satupersatu peralatan yang digunakan oleh tim dokter untuk merawat
bekas presiden Soeharto. Faktanya, sejak dirawat di Rumah Sakit
Pusat Pertamina (RSPP) 4 Januari silam, Soeharto mendapat perawatan
kelas satu. Bukan hanya peralatan canggih, juga perhatian ekstra
dengan pengawasan dari menit ke menit.
Terlepas dari Soeharto memang berhak
mendapat pelayanan terbaik karena memang membayar
mahal, perlakuan istimewa itu tetap saja
memunculkan pertanyaan. Mengapa, perlakuan yang
sama tidak didapat presiden pertama RI,
Soekarno ketika jatuh sakit. Tidak sedikit saksi sejarah yang
mengakui bahwa ada perbedaan mencolok antara perawatan waktu Bung
Karno sakti
dengan yang didapat Pak Harto sekarang.
Salah satu saksi sejarah itu yakni Prof Dr
Kartono Muhammad. Pria berusia tahun ini pernah diberitahu langsung
oleh Prof Mahar Mardjono yang sempat ditugaskan untuk merawta
Soeharto.
Dr Kartono juga pernah menulis kasus
kesehatan Bung Karno dengan mewawancarai antara lain
perawat yang sehari-hari menunggui Bung
Karno di Wisma Yaso (tempat Bung Karno dirawat)
serta Prof Mahar dan Dr Wu Jie Ping (dokter
Cina yang merawat Bung Karno).
"Perbedannya jelas. Dulu Bung Karno tidak
diurusin, ditelantarkan. Tidak ada dokter yang
diserahi tugas untuk mengawasi, tidak ada
dokter spesialis seperti sekarang. Padahal ada tim dokter
kepresidenan, tapi juga tidak pernah datang. Nggak kayak sekarang.
Pak Harto tiap hari dirawat puluhan dokter," kata Dr Kartono
mengisahkan kembali apa yang pernah diketahuinya pada 1967 silam.
Kakak kandung pendiri Tabloid Tempo,
Goenawan Muhammad ini mengaku sesak nafasnya jika
mengingat apa yang telah menimpa Soekarno.
Padahal, kata dia, perlakuan tidak sepantasnya itu diberikan ketika
Bung Karno masih menjabat presiden. Sebab, Soeharto waktu itu masih
menjabat sementara sebagai presiden karena
belum diangkat oleh MPR untuk jadi presiden.
Menurutnya, ditelantarkannya Bung Karno kala
itu tidak lepas dari kebijakan penguasa waktu
itu. Sebab, kenang dia, kebijakan dari
penguasa waktu itu, jika dokter akan ke Wisma Yaso,
harus ada izin dari Pangdam. "Kalau ada
dokter mau memeriksa harus ada surat izin. Tidak ada dokter tiap
hari, obat juga tidak diberikan, kan namanya ditelantarkan,"
kenangnya.
Padahal, lanjut dokter yang pernah menjabat
ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, tiaptiap dokter itu sudah
mengucap sumpah. Mereka tidak boleh membiarkan pasiennya terlantar.
Kata Kartono, jangankan seorang presiden,
rakyat biasa, atau musuh sekalipun, seorang dokter harus merawatnya
dengan baik. "Kewajiban dokter untuk tidak membedakan siapa
pasiennya. Tapi dokternya memang tidak bisa berbuat apaapa karena
adanya intervensi dari penguasa. Dan penguasa waktu itu adalah pak
Harto. Jadi perlakuan mikul duwur mendem jero itu dimana," tanya
Kartono.
Filosofi mikul duwur mendem jero itu pernah
identik dengan sikap Soeharto. Namun, kata
Kartono, perlakuan yang diberikan terhadap
Bung Karno menjadi penegas apakah Soeharto telah melaksanakan
filosofi terseut atau tidak. "Nggak terbukti, karena buktinya
dibiarkan terlantar. Kalau nerapin filosofi itu harusnya di
perhatikan dong," kata dia.
Meski menyesalkan perlakuan terhadap
Soeharto, Dr Kartono menuturkan bahwa Soeharto layak
mendapat perlakuan istimewa. Menurutnya,
siapapun pasiennya, harusnya mendapat perawatan
yang terbaik.
"Over atau tidak tergantung dari kondisi
penyakitnya. Tapi pemberitaan dan
perhatiannya yang over. Perhatian yang
diberikan luar biasa, tiap menit diperiksa, diawasi terusmenerus,"
lanjutnya.
Sementara sejarawan Indonesia, Prof Dr
Taufik Abdullah menegaskan bahwa, jika dilihat dari
sudut pandang historis, perbedaan bangsa ini
memperlakukan Soekarno dan Soeharto yang
sedang tergolek sakit, tidak lepas dari apa
yang terjadi kala itu.
Menurut Taufik, 71, ketika Soekarno sakit
pada tahun 1967, suasana kala itu belum stabil. Ia menyebut, Orde
Baru masih melakukan konsolidasi untuk memapankan kekuasaan.
Sementara
Soekarno yang tengah sakit, masih memberikan
pengaruh yang besar di masyarakat dengan aliran Soekarnoisme nya.
Dalam bahasa Taufik, Soekarno meninggalkan
ideologi. Dan bagi penguasa ORBA, ada dua agenda utama yang harus
dilakukan kala itu.
"Selain menghancurkan kelompok yang melawan
seperti PKI, juga menggerogoti kekuatan
Soekarnoisme. Itu karena posisiposisi penting baik di AD, AL, waktu
itu masih dipegang orang yang pro Soekarno. Inilah yang digarap
pemimpin Orde Baru. Yakni bagaimana menyingkirkan mereka. Sebut
saja, Ibrahim Aji didutabesarkan," kata Taufik saat ditemui di
kantornya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.
Menurutnya, waktu itu Soeharto sebagai
pemimpin, mencoba menerapkan falsafah mikul dhuwur
mendem jero dengan 'menyimpan' Soekarno yang
sakit, agar jangan sampai terhina. Sebab, waktu itu, lanjut Taufik,
tuntutan agar Soekarno diadili karena dianggap terlibat Gestapu
sangat besar.
"Tapi, selain disimpan agar tidak terhina,
Bung karno juga dianggap ancaman karena Orde Baru waktu itu tengah
melakukan konsolidasi. Dan perlakuan terhadap Bung Karno akhirnya
yah seperti yang telah dicatat sejarah" lanjut Taufik dengan suara
lantang, meski semua rambutnya sudah memutih.
Sementara untuk sakitnya Soeharto sekarang,
kata Taufik, terjadi setelah 10 tahun dia lengser keprabon, ketika
bangsa tidak dalam keadaan labil. Apalagi, tidak ada tinggalan
ismeisme (ideologi) dari Soeharto yang mengancam pemerintahan sepert
era Soekarno dulu.
"Masalah pakHarto itu murni masalah hukum,
baik itu kasus dugaan korupsi dan pelanggaran HAM. Selain itu, untuk
perawatannya, keluarganya kan juga bayar sendiri," katanya.
Namun, terlepas dari siapa yang membiayai,
Taufik menyesalkan kondisi Soekarno yang disebutnya diterlantarkan.
Yang jelas, ketika Soekarno meninggal, Taufik mengakui bahwa waktu
itu adalah momen paling menyedihkan bagi bangsa Indonesia.
Ia mengatakan, perasaan kehilangan tidak
hanya menimpa rakyat yang sangat mencintai proklamator RI tersebut,
tapi termasuk juga golongan yang menentang Bung Karno. "Saya ingat
waktu itu air mata saya juga tumpah," katanya dengan suara lirih.
Dan sikap rakyat Indonesia itulah yang
dianggap Taufik menjadi perbedaan antara Soekarno dan Soeharto.
Meski tidak sedikit yang juga mencintai dan membenci Soeharto,
tetapi menurutnya berbeda dengan pandangan orang terhadap
Soekarno. "Orang tidak terlalu fanatik pada pak Harto. Gampang saja
melihatnya, istilah Soekarnoisme hingga sekarang masih kuat. Tapi
kan tidak ada Soehartoisme," sebutnya.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
Sikap Bangsa Terhadap Soeharto
Senin, 21 Januari 2008 00:58 WIB
Oleh Fajar As
Sebagaimana nasib Soekarno dulu, kini pun pimpinan negara Indonesia bersikap tidak tegas, kejam dan telah dalam bentuk vandalisme, membangun ketidakpastian yang sangat merusak dan membangun perpecahan dalam menyikapi posisi Soeharto, Presiden Republik Indonesia yang berkuasa 32 tahun. Sebagaimana terhadap Soekarno kini terhadap Soeharto pun dilakukan penahanan yang tidak jelas penanganannya. Soekarno didera penyakit sangat berat dalam masa tuanya dan demikian juga Soeharto. Hanya ada perbedaan bagaikan siang dengan malam bahwa Soekarno ditempatkan menjadi manusia yang tidak boleh didekati dan dijauhkan oleh para pejabat negara, dan di pihak lainnya, sedangkan Soeharto mendapat penanganan perawatan yang sangat prima dan mendapat kunjungan massal para pejabat negara.
Soeharto telah melakukan kesalahan sangat besar bila dilihat dari perjalanan bangsa Indonesia ketika menempatkan Soekarno bagaikan musuh yang tidak boleh diampuni. Momentum besar untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang luhur, mikul dhuwur mendhem jero (menghormati orang tua dan menjunjung tinggi nama baik orang tua, kekurangan orang tua tidak perlu ditonjolkan) yang selalu dikemukakan Soeharto, tetapi tidak dilaksanakan terhadap orang tua bangsa Indonesia (Soekarno). Tidak menyemayamkan jenazah Soekarno di Istana Negara dan tidak bertindak menjadi Inspektur Upacara penguburan jenazah Soekarno dan menyerahkannya kepada Menteri, sungguh suatu perbuatan yang sangat tidak pantas dilihat dari peran Soekarno sebagai penganjur bangsa Indonesia yang terbesar. Sungguh suatu lembaran hitam perjalanan Bangsa Indonesia yang harus dikoreksi dan dicerahkan.
Soeharto Jatuh
Bila Soekarno dijatuhkan maka Soeharto jatuh oleh karena keruntuhan perekonomian yang dibangunnya sendiri di mana arsitek utamanya adalah Sumitro Djojohadikusumo, Widjojo Nitisastro, M. Sadli, Ali Wardhana, Emil Salim, dan Soebroto. Dan perlu dipahami bahwa baik Soeharto maupun Soeharto jatuh memalukan adalah berdasarkan keruntuhan ekonomi. Jatuhnya Soeharto kelihatan diwarnai oleh hujatan yang sangat luas dan penghinaan terhadap Soeharto oleh pihak-pihak tertentu sungguh sangat kejam dan keterlaluan. B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnaputri terlihat gagal menangani kasus Soeharto dan terlihat dibiarkan berlarut-larut sampai munculnya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Peluang emas untuk mewujudkan mikul dhuwur mendhem jero berada di tangan SBY, dan Presiden pilihan langsung rakyat ini seharusnyalah memanfaatkan peluang emas, dan tidak menjadikannya menggantung dan penuh ketidakpastian.
Fundamen Kokoh
Untuk menangani kasus Soeharto maka Presiden SBY harus bersikap membangun fundamen yang kokoh posisi Presiden dan mantan Presiden Republik Indonesia. Harga mati pertama yang harus menjadi pegangan adalah di mana Presiden dan mantan Presiden tetap berada di posisi yang mulia oleh karena tokoh-tokoh ini adalah pemimpin bangsa. Dalam kaitan ini harus dihindari, semaksimal-maksimalnya di mana Presiden melakukan kejahatan. Untuk itu kesalahan yang dilalukan Soekarno dan Soeharto yang bertindak totaliter dan sewenang-wenang menjadilah sejarah hitam bangsa Indonesia yang terakhir.
Dan ketentuan Undang-Undang Dasar (UUD) diberlakukan murni di mana yang berdaulat atas yang berkuasa di Indonesia yang merdeka itu adalah seluruh rakyat. Soekarno dan Soeharto oleh karena telah melanggar sangat serius ketentuan UUD maka kedua pemimpin ini berstatus melakukan kesalahan besar dan untuk itu Presiden SBY menerbitkan Maklumat Negara setelah lebih dahulu melakukan konsultasi dengan Jaksa Agung, dan Mahkamah Agung. Bila buktibukti atau indikasi telah sangat kuat yang menunjukkan Soeharto melakukan tindak pidana korupsi atau sejenisnya, maka langkah prioritas puncak yang dilakukan Presiden adalah melakukan konsultasi dengan pihak Soeharto agar dana yang dimilikinya secara tidak sebagian dikembalikan kepada rakyat Indonesia melalui Presiden.
Gugatan perdata yang saat ini digelar oleh Kejaksaan Agung hanya diusahakan penyempurnaannya dengan mempertimbangkan halikhwal yang sangat luas dan demi kepentingan perjalanan Bangsa Indonesia ke depan. Keputusan sangat tegas dari Presiden SBY sungguh sangat mendesak dan dalam proses ini Presiden melakukan konsultasi yang intensif dengan Jaksa Agung dan Mahkamah Agung. Presiden SBY tidak boleh hanya menonton proses ini dan hanya menerbitkan saran dan berbagai retorika tentang Soeharto. Jaksa Agung dapat diminta menerbitkan keputusan mengesampingkan seluruh kasus Soeharto demi kepentingan umum.
Untuk perjalanan bangsa Indonesia ke depan bahwa menempatkan mantan Presiden di posisi yang mulia adalah merupakan kepentingan umum. Dan Presiden atas nama seluruh rakyat Indonesia mengumumkan memaafkan segenap kesalahan atau kelemahan Soeharto. Dengan pola inilah dilakukan tindakan-tindakan politik dan kebijaksanaan negara terhadap siapa pun dan kelompok manapun yang mendapat keuntungan tidak wajar dan tidak sah dari kepemimpinan Soeharto. Jadi tidak boleh lolos dari kewajiban terhadap seluruh rakyat Indonesia. Sambil membangun kesadaran terhadap pihak-pihak yang mendapat keuntungan tidak wajar dari kepemimpinan Soeharto, bahwa Presiden SBY membangun perencanaan keuangan negara yang sempurna sebagaimana ditaur oleh UUD, dan ilmu penanganan keuangan modern. Perbuatan korupsi dan kolusi yang semakin meluas saat ini adalah akibat dari kelemahan dan kesalahan perencanaan keuangan negara Indonesia yang telah berlangsung bertahun tahun.
Bergerak Cepat
Presiden SBY kelihatannya harus bergerak sangat cepat agar posisi Soeharto tidak menjadi tidak jelas. Dengan aksi Presiden atas nama seluruh rakyat yang memaafkan kelemahan dan kesalahan Soeharto, bahwa mantan Presiden ini bila wafat maka jenazahnya disemayamkan di Istana Negara dan Inspektur Upacara pemakamannya ditangani langsung oleh Presiden SBY. Pada saat yang sama bahwa seluruh rakyat Indonesia harus mendapat perubahan kehidupan yang bergerak maju jadi tidak hanya menjadi tumbal dari pergerakan politik dan kekuasaan di Indonesia.
Penulis adalah Pengamat Ekonomi dan Politik Internasional
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
Oleh Fajar As
Sebagaimana nasib Soekarno dulu, kini pun pimpinan negara Indonesia bersikap tidak tegas, kejam dan telah dalam bentuk vandalisme, membangun ketidakpastian yang sangat merusak dan membangun perpecahan dalam menyikapi posisi Soeharto, Presiden Republik Indonesia yang berkuasa 32 tahun. Sebagaimana terhadap Soekarno kini terhadap Soeharto pun dilakukan penahanan yang tidak jelas penanganannya. Soekarno didera penyakit sangat berat dalam masa tuanya dan demikian juga Soeharto. Hanya ada perbedaan bagaikan siang dengan malam bahwa Soekarno ditempatkan menjadi manusia yang tidak boleh didekati dan dijauhkan oleh para pejabat negara, dan di pihak lainnya, sedangkan Soeharto mendapat penanganan perawatan yang sangat prima dan mendapat kunjungan massal para pejabat negara.
Soeharto telah melakukan kesalahan sangat besar bila dilihat dari perjalanan bangsa Indonesia ketika menempatkan Soekarno bagaikan musuh yang tidak boleh diampuni. Momentum besar untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang luhur, mikul dhuwur mendhem jero (menghormati orang tua dan menjunjung tinggi nama baik orang tua, kekurangan orang tua tidak perlu ditonjolkan) yang selalu dikemukakan Soeharto, tetapi tidak dilaksanakan terhadap orang tua bangsa Indonesia (Soekarno). Tidak menyemayamkan jenazah Soekarno di Istana Negara dan tidak bertindak menjadi Inspektur Upacara penguburan jenazah Soekarno dan menyerahkannya kepada Menteri, sungguh suatu perbuatan yang sangat tidak pantas dilihat dari peran Soekarno sebagai penganjur bangsa Indonesia yang terbesar. Sungguh suatu lembaran hitam perjalanan Bangsa Indonesia yang harus dikoreksi dan dicerahkan.
Soeharto Jatuh
Bila Soekarno dijatuhkan maka Soeharto jatuh oleh karena keruntuhan perekonomian yang dibangunnya sendiri di mana arsitek utamanya adalah Sumitro Djojohadikusumo, Widjojo Nitisastro, M. Sadli, Ali Wardhana, Emil Salim, dan Soebroto. Dan perlu dipahami bahwa baik Soeharto maupun Soeharto jatuh memalukan adalah berdasarkan keruntuhan ekonomi. Jatuhnya Soeharto kelihatan diwarnai oleh hujatan yang sangat luas dan penghinaan terhadap Soeharto oleh pihak-pihak tertentu sungguh sangat kejam dan keterlaluan. B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnaputri terlihat gagal menangani kasus Soeharto dan terlihat dibiarkan berlarut-larut sampai munculnya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Peluang emas untuk mewujudkan mikul dhuwur mendhem jero berada di tangan SBY, dan Presiden pilihan langsung rakyat ini seharusnyalah memanfaatkan peluang emas, dan tidak menjadikannya menggantung dan penuh ketidakpastian.
Fundamen Kokoh
Untuk menangani kasus Soeharto maka Presiden SBY harus bersikap membangun fundamen yang kokoh posisi Presiden dan mantan Presiden Republik Indonesia. Harga mati pertama yang harus menjadi pegangan adalah di mana Presiden dan mantan Presiden tetap berada di posisi yang mulia oleh karena tokoh-tokoh ini adalah pemimpin bangsa. Dalam kaitan ini harus dihindari, semaksimal-maksimalnya di mana Presiden melakukan kejahatan. Untuk itu kesalahan yang dilalukan Soekarno dan Soeharto yang bertindak totaliter dan sewenang-wenang menjadilah sejarah hitam bangsa Indonesia yang terakhir.
Dan ketentuan Undang-Undang Dasar (UUD) diberlakukan murni di mana yang berdaulat atas yang berkuasa di Indonesia yang merdeka itu adalah seluruh rakyat. Soekarno dan Soeharto oleh karena telah melanggar sangat serius ketentuan UUD maka kedua pemimpin ini berstatus melakukan kesalahan besar dan untuk itu Presiden SBY menerbitkan Maklumat Negara setelah lebih dahulu melakukan konsultasi dengan Jaksa Agung, dan Mahkamah Agung. Bila buktibukti atau indikasi telah sangat kuat yang menunjukkan Soeharto melakukan tindak pidana korupsi atau sejenisnya, maka langkah prioritas puncak yang dilakukan Presiden adalah melakukan konsultasi dengan pihak Soeharto agar dana yang dimilikinya secara tidak sebagian dikembalikan kepada rakyat Indonesia melalui Presiden.
Gugatan perdata yang saat ini digelar oleh Kejaksaan Agung hanya diusahakan penyempurnaannya dengan mempertimbangkan halikhwal yang sangat luas dan demi kepentingan perjalanan Bangsa Indonesia ke depan. Keputusan sangat tegas dari Presiden SBY sungguh sangat mendesak dan dalam proses ini Presiden melakukan konsultasi yang intensif dengan Jaksa Agung dan Mahkamah Agung. Presiden SBY tidak boleh hanya menonton proses ini dan hanya menerbitkan saran dan berbagai retorika tentang Soeharto. Jaksa Agung dapat diminta menerbitkan keputusan mengesampingkan seluruh kasus Soeharto demi kepentingan umum.
Untuk perjalanan bangsa Indonesia ke depan bahwa menempatkan mantan Presiden di posisi yang mulia adalah merupakan kepentingan umum. Dan Presiden atas nama seluruh rakyat Indonesia mengumumkan memaafkan segenap kesalahan atau kelemahan Soeharto. Dengan pola inilah dilakukan tindakan-tindakan politik dan kebijaksanaan negara terhadap siapa pun dan kelompok manapun yang mendapat keuntungan tidak wajar dan tidak sah dari kepemimpinan Soeharto. Jadi tidak boleh lolos dari kewajiban terhadap seluruh rakyat Indonesia. Sambil membangun kesadaran terhadap pihak-pihak yang mendapat keuntungan tidak wajar dari kepemimpinan Soeharto, bahwa Presiden SBY membangun perencanaan keuangan negara yang sempurna sebagaimana ditaur oleh UUD, dan ilmu penanganan keuangan modern. Perbuatan korupsi dan kolusi yang semakin meluas saat ini adalah akibat dari kelemahan dan kesalahan perencanaan keuangan negara Indonesia yang telah berlangsung bertahun tahun.
Bergerak Cepat
Presiden SBY kelihatannya harus bergerak sangat cepat agar posisi Soeharto tidak menjadi tidak jelas. Dengan aksi Presiden atas nama seluruh rakyat yang memaafkan kelemahan dan kesalahan Soeharto, bahwa mantan Presiden ini bila wafat maka jenazahnya disemayamkan di Istana Negara dan Inspektur Upacara pemakamannya ditangani langsung oleh Presiden SBY. Pada saat yang sama bahwa seluruh rakyat Indonesia harus mendapat perubahan kehidupan yang bergerak maju jadi tidak hanya menjadi tumbal dari pergerakan politik dan kekuasaan di Indonesia.
Penulis adalah Pengamat Ekonomi dan Politik Internasional
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
Minggu, 20 Januari 2008
Mengasihani Soeharto, Mengasingkan Soekarno
Oleh : Fransisca Ria Susanti
JAKARTA – Seorang perempuan muncul di kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, awal 1990-an. Di tangannya, 10 bundel buku berisi catatan para perawat jaga. Ia ingin bertemu Kartono Mohammad (Ketua IDI saat itu). Tak banyak percakapan di antara mereka. Perempuan itu kemudian menghilang.
Jauh sebelum pertemuan itu, Kartono bertemu Wu Jie Ping (dokter yang merawat mantan Presiden Soekarno) di Hong Kong. Dari Wu, Kartono tahu bahwa Soekarno “hanya” mengalami stroke ringan akibat penyempitan sesaat di pembuluh darah otak saat diberitakan sakit pada awal Agustus 1965. Ia sama sekali tak mengalami koma.
Penasaran dengan keterangan ini, sampai di Jakarta, ia menemui Mahar Mardjono. Ia meyakini satu-satunya dokter yang tahu banyak soal stroke saat itu hanya Mahar. Ia tak pernah menyangka bahwa Mahar tak hanya berkisah soal stroke itu, tapi juga rentetan kejadian yang membuatnya berkesimpulan bahwa ada pihak yang dengan sengaja menelantarkan Soekarno. Kartono gelisah.
Bundel buku yang dibawa perempuan itu semakin menguatkan kegelisahan Kartono. Namun, Indonesia di awal 1990-an bukanlah negeri yang ramah. Kebenaran hanya boleh ditentukan oleh penguasa. Bundel buku itupun terpaksa teronggok di meja kerja Kartono selama bertahun-tahun.
Hingga kemudian, krisis ekonomi Asia meledak. Rakyat turun ke jalan dan Soeharto dipaksa meletakkan jabatan. Indonesia berubah wajah. Kebenaran tiba-tiba muncul dalam banyak versi.
Kartono pun teringat onggokan bukunya. Ia bergegas ke RSPAD, institusi yang mempekerjakan empat perawat di Wisma Yaso, tempat di mana Soekarno dirawat dan meninggal sebagai pesakitan. Ia berharap dapat menemukan mereka. Ia ingin bangsa Indonesia bisa mendapatkan cerita lengkap tentang tahun-tahun terakhir Soekarno.
Namun menemukan Dina, Dasih, J. Sumiati, dan Masnetty ternyata bukan hal mudah. Seorang di antara mereka meninggal, sedangkan yang lain sudah pensiun. RSPAD pun mendadak tak memiliki file dari para perawat ini. Kartono kehilangan jejak. Upayanya untuk mencari medical record Seoekarno pun gagal. Pihak RSPAD mengatakan bahwa keluarga Soekarno telah membawanya. Kartono, saat itu, tak yakin.
Hingga pekan lalu, di hadapan pers, Rachmawati Soekarnoputri berterus terang. Ia memiliki catatan medis Soekarno dari tahun 1967-1968. Mirip dengan kesimpulan Kartono, Rachmawati mengatakan bahwa Soekarno tak mendapat perawatan semestinya.
Medical record tersebut menyebut bahwa Soekarno mengalami gagal ginjal. Wu Jie Ping pun, kepada Kartono, mengatakan bahwa Soekarno menderita batu ginjal dan tekanan darah tinggi sebagai komplikasi.
Yang mengejutkan, kepada pers, Rachmawati mengatakan bahwa semua obat yang diberikan kepada Soekarno harus mendapat persetujuan Soeharto. Soeharto juga menolak keinginan keluarga agar Soekarno mendapat perawatan di luar negeri.
Pengakuan Rachmawati ini seolah membenarkan “kemarahan” Mahar Mardjono saat ia menemukan resep obat yang dibuatnya untuk Soekarno ternyata tetap tersimpan di laci seorang dokter di RSPAD. Kepada Kartono, Mahar mengaku bahwa penyimpanan resep ini dilakukan atas sebuah instruksi.
Dan dari catatan para perawat tersebut, Kartono menemukan bahwa tak ada dokter spesialis yang memeriksa Soekarno. Satu-satunya dokter yang datang adalah Sularyo, seorang dokter umum. Sementara itu, obat yang diberikan melulu vitamin (B12, B kompleks, dan royal jelly) serta Duvadillan yang merupakan obat untuk mengurangi penyempitan pembuluh darah perifer.
Tak ada obat untuk menurunkan tekanan darah Soekarno saat mencapai 170/100 dan tak ada pula obat untuk memperlancar kencing sewaktu terjadi pembengkakan. Dalam kondisi seperti inilah, Soekarno mengembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970 di bumi yang ia perjuangkan kemerdekaannya.
Tak Adil
Rachmawati berniat menyerahkan medical record ini ke pemerintah. Ia ingin menunjukkan fakta bahwa negeri ini tak cukup adil dalam memperlakukan mantan presiden.
Berpuluh tahun, Soekarno diperlakukan sebagai seorang pecundang dengan keberadaan Tap MPRS XXXIII/1967 yang mengaitkannya dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ia tak pernah diadili, meski tap tersebut jelas-jelas menyebut bahwa perlu ditempuh jalur hukum untuk membuktikan tudingan ini.
Soeharto lebih memilih menyingkirkan Soekarno dengan mengasingkannya dan menjadikannya sebagai pesakitan. Tak pernah ada niat untuk membuktikan tudingannya di pengadilan.
Sebagai gantinya, Soekarno mendapat pengadilan lewat citraan (image) sepihak yang dirancang oleh media massa yang berada di bawah kendali kekuasaan, juga melalui kurikulum yang dipasokkan ke generasi pasca-1960-an. Berpuluh tahun, Soekarno menjadi momok. Ada suatu masa, di mana memasang gambarnya pun dicurigai sebagai makar.
Kini, saat publik ramai-ramai mempersoalkan pengadilan Soeharto—atas tudingan korupsi—mendadak nama Soekarno kembali disebut. Para pejabat negara beramai-ramai bicara soal pengampunan. Tak hanya untuk Soeharto, tapi juga bagi Soekarno. Mereka menyebutnya: rehabilitasi.
Sejarawan Asvi Warman Adam menyebut solusi ini semacam “sogok” untuk meredam kemarahan kaum Soekarnois saat belas kasihan yang ditunjukkan sejumlah pejabat negara kepada Soeharto tampak begitu berlebihan.
Namun rehabilitasi, menurut Asvi, hanya cocok untuk Soekarno yang selama puluhan tahun dituding berada di balik G30S. Sebuah tudingan yang kental dengan nuansa politis. Sementara tudingan yang diarahkan ke Soeharto menyangkut soal korupsi, penyalahgunaan uang rakyat, yang sama sekali tak berkaitan dengan tudingan politis.
Bagaimana mungkin “obat” yang diberikan untuk Soeharto disamakan dengan Soekarno?
Barangkali ada kekhawatiran bahwa tudingan kepada Soeharto akan merembet pada kasus lain, termasuk G30S yang ia tudingkan pada Soekarno dan sejumlah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di bawah kekuasaannya.
Jika toh ini terjadi, sebaiknya negeri ini belajar bersikap adil. Keadilan, menurut Asvi, tak hanya cukup dilihat dari “pengampunan” kepada Soekarno dan Soeharto, tapi juga mempertimbangkan rasa keadilan mayoritas korban. Mereka yang kehilangan orang-orang terdekatnya, dimatikan kebebasannya, dan dinjak-injak harga dirinya selama berpuluh tahun akibat kebijakan politis yang dibuat Soeharto.
Ribuan orang dibuang di Pulau Buru dan disekap di penjara-penjara Indonesia tanpa pernah diadili, ratusan ribu orang yang meregang nyawa hanya karena aspirasi politiknya, dan jutaan lainnya yang menjadi tumbal atas nama legitimasi kekuasaan, dari Tanjung Priok, Talang Sari, hingga Papua.
Kita harus berdamai dengan masa lalu, bukan dengan melupakannya, tapi melihatnya secara lebih jernih, sehingga masa depan tak lagi tampak menakutkan.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
JAKARTA – Seorang perempuan muncul di kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, awal 1990-an. Di tangannya, 10 bundel buku berisi catatan para perawat jaga. Ia ingin bertemu Kartono Mohammad (Ketua IDI saat itu). Tak banyak percakapan di antara mereka. Perempuan itu kemudian menghilang.
Jauh sebelum pertemuan itu, Kartono bertemu Wu Jie Ping (dokter yang merawat mantan Presiden Soekarno) di Hong Kong. Dari Wu, Kartono tahu bahwa Soekarno “hanya” mengalami stroke ringan akibat penyempitan sesaat di pembuluh darah otak saat diberitakan sakit pada awal Agustus 1965. Ia sama sekali tak mengalami koma.
Penasaran dengan keterangan ini, sampai di Jakarta, ia menemui Mahar Mardjono. Ia meyakini satu-satunya dokter yang tahu banyak soal stroke saat itu hanya Mahar. Ia tak pernah menyangka bahwa Mahar tak hanya berkisah soal stroke itu, tapi juga rentetan kejadian yang membuatnya berkesimpulan bahwa ada pihak yang dengan sengaja menelantarkan Soekarno. Kartono gelisah.
Bundel buku yang dibawa perempuan itu semakin menguatkan kegelisahan Kartono. Namun, Indonesia di awal 1990-an bukanlah negeri yang ramah. Kebenaran hanya boleh ditentukan oleh penguasa. Bundel buku itupun terpaksa teronggok di meja kerja Kartono selama bertahun-tahun.
Hingga kemudian, krisis ekonomi Asia meledak. Rakyat turun ke jalan dan Soeharto dipaksa meletakkan jabatan. Indonesia berubah wajah. Kebenaran tiba-tiba muncul dalam banyak versi.
Kartono pun teringat onggokan bukunya. Ia bergegas ke RSPAD, institusi yang mempekerjakan empat perawat di Wisma Yaso, tempat di mana Soekarno dirawat dan meninggal sebagai pesakitan. Ia berharap dapat menemukan mereka. Ia ingin bangsa Indonesia bisa mendapatkan cerita lengkap tentang tahun-tahun terakhir Soekarno.
Namun menemukan Dina, Dasih, J. Sumiati, dan Masnetty ternyata bukan hal mudah. Seorang di antara mereka meninggal, sedangkan yang lain sudah pensiun. RSPAD pun mendadak tak memiliki file dari para perawat ini. Kartono kehilangan jejak. Upayanya untuk mencari medical record Seoekarno pun gagal. Pihak RSPAD mengatakan bahwa keluarga Soekarno telah membawanya. Kartono, saat itu, tak yakin.
Hingga pekan lalu, di hadapan pers, Rachmawati Soekarnoputri berterus terang. Ia memiliki catatan medis Soekarno dari tahun 1967-1968. Mirip dengan kesimpulan Kartono, Rachmawati mengatakan bahwa Soekarno tak mendapat perawatan semestinya.
Medical record tersebut menyebut bahwa Soekarno mengalami gagal ginjal. Wu Jie Ping pun, kepada Kartono, mengatakan bahwa Soekarno menderita batu ginjal dan tekanan darah tinggi sebagai komplikasi.
Yang mengejutkan, kepada pers, Rachmawati mengatakan bahwa semua obat yang diberikan kepada Soekarno harus mendapat persetujuan Soeharto. Soeharto juga menolak keinginan keluarga agar Soekarno mendapat perawatan di luar negeri.
Pengakuan Rachmawati ini seolah membenarkan “kemarahan” Mahar Mardjono saat ia menemukan resep obat yang dibuatnya untuk Soekarno ternyata tetap tersimpan di laci seorang dokter di RSPAD. Kepada Kartono, Mahar mengaku bahwa penyimpanan resep ini dilakukan atas sebuah instruksi.
Dan dari catatan para perawat tersebut, Kartono menemukan bahwa tak ada dokter spesialis yang memeriksa Soekarno. Satu-satunya dokter yang datang adalah Sularyo, seorang dokter umum. Sementara itu, obat yang diberikan melulu vitamin (B12, B kompleks, dan royal jelly) serta Duvadillan yang merupakan obat untuk mengurangi penyempitan pembuluh darah perifer.
Tak ada obat untuk menurunkan tekanan darah Soekarno saat mencapai 170/100 dan tak ada pula obat untuk memperlancar kencing sewaktu terjadi pembengkakan. Dalam kondisi seperti inilah, Soekarno mengembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970 di bumi yang ia perjuangkan kemerdekaannya.
Tak Adil
Rachmawati berniat menyerahkan medical record ini ke pemerintah. Ia ingin menunjukkan fakta bahwa negeri ini tak cukup adil dalam memperlakukan mantan presiden.
Berpuluh tahun, Soekarno diperlakukan sebagai seorang pecundang dengan keberadaan Tap MPRS XXXIII/1967 yang mengaitkannya dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ia tak pernah diadili, meski tap tersebut jelas-jelas menyebut bahwa perlu ditempuh jalur hukum untuk membuktikan tudingan ini.
Soeharto lebih memilih menyingkirkan Soekarno dengan mengasingkannya dan menjadikannya sebagai pesakitan. Tak pernah ada niat untuk membuktikan tudingannya di pengadilan.
Sebagai gantinya, Soekarno mendapat pengadilan lewat citraan (image) sepihak yang dirancang oleh media massa yang berada di bawah kendali kekuasaan, juga melalui kurikulum yang dipasokkan ke generasi pasca-1960-an. Berpuluh tahun, Soekarno menjadi momok. Ada suatu masa, di mana memasang gambarnya pun dicurigai sebagai makar.
Kini, saat publik ramai-ramai mempersoalkan pengadilan Soeharto—atas tudingan korupsi—mendadak nama Soekarno kembali disebut. Para pejabat negara beramai-ramai bicara soal pengampunan. Tak hanya untuk Soeharto, tapi juga bagi Soekarno. Mereka menyebutnya: rehabilitasi.
Sejarawan Asvi Warman Adam menyebut solusi ini semacam “sogok” untuk meredam kemarahan kaum Soekarnois saat belas kasihan yang ditunjukkan sejumlah pejabat negara kepada Soeharto tampak begitu berlebihan.
Namun rehabilitasi, menurut Asvi, hanya cocok untuk Soekarno yang selama puluhan tahun dituding berada di balik G30S. Sebuah tudingan yang kental dengan nuansa politis. Sementara tudingan yang diarahkan ke Soeharto menyangkut soal korupsi, penyalahgunaan uang rakyat, yang sama sekali tak berkaitan dengan tudingan politis.
Bagaimana mungkin “obat” yang diberikan untuk Soeharto disamakan dengan Soekarno?
Barangkali ada kekhawatiran bahwa tudingan kepada Soeharto akan merembet pada kasus lain, termasuk G30S yang ia tudingkan pada Soekarno dan sejumlah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di bawah kekuasaannya.
Jika toh ini terjadi, sebaiknya negeri ini belajar bersikap adil. Keadilan, menurut Asvi, tak hanya cukup dilihat dari “pengampunan” kepada Soekarno dan Soeharto, tapi juga mempertimbangkan rasa keadilan mayoritas korban. Mereka yang kehilangan orang-orang terdekatnya, dimatikan kebebasannya, dan dinjak-injak harga dirinya selama berpuluh tahun akibat kebijakan politis yang dibuat Soeharto.
Ribuan orang dibuang di Pulau Buru dan disekap di penjara-penjara Indonesia tanpa pernah diadili, ratusan ribu orang yang meregang nyawa hanya karena aspirasi politiknya, dan jutaan lainnya yang menjadi tumbal atas nama legitimasi kekuasaan, dari Tanjung Priok, Talang Sari, hingga Papua.
Kita harus berdamai dengan masa lalu, bukan dengan melupakannya, tapi melihatnya secara lebih jernih, sehingga masa depan tak lagi tampak menakutkan.
Sumber : http://pantastic1049.multiply.com/journal/item/14
Langganan:
Postingan (Atom)