Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Dr Syaiful Mujani mengatakan, sudah saatnya kader Partai Demokrat menceritakan keberhasilan yang telah dikerjakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) keada masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.
“Keberhasilan yang telah diraih SBY, itu yang diceritakan. Kalau ada yang dirasakan belum optimal capaiannya maka lima tahun ke depan harus jelas sasarannya. Apa yang akan dikerjakan,” ujar Syaiful kepada situs Demokrat di sela-sela kegiatan Pembekalan Calon Legislatiff DPR RI Partai Demokrat periode 2009–2014 di Hall C Pekan Raya Jakarta, Sabtu (29/11).
Syaiful juga menambahkan, Partai Demokrat harus leading dalam sosialisasi dan mobilisasi guna meraih simpati dan dukungan masyarakat. Apakah itu melalui area campaign, serangan udara maupun infantri darat dari dapil ke dapil.
“Itu yang harus dilakuan para calon angota legislatif, fungsionaris, dan seterusnya kemudian dilakukan terorganisir dengan baik,” lanjut Syaiful. Selain itu juga dalam soal pencitraan.
Namun, menurutnya, hal pencitraan lebih berkaitan dengan program-program yang sudah dikerjakan pemerintah. “Jadi, (pencitraan-red) jangan dibuat-buat. Saat ini jangan lagi bikin janji, tetapi cerita apa yang suda dikerjakan SBY,” kata Syaiful.
Pada bagian lain, Syaiful menjelaskan, dalam empat tahun terakhir, LSI sudah melakukan sebanyak 20 kali survey dan sebanyak 7 kali Partai Demokrat unggul. Namun, selama itu publik kurang memperhatikan.
“Saat ini saya mengambil isu swing voter yang akhirnya menjadi bahan pembicaraan. Sekarang sudah masa kampanye dan saatnya kita bicara swing voter untuk melihat seberapa stabil pemilih. Juga seberapa efektif kampanye dilakukan,” lanjut Syaiful.
Dikatakan, swing voter bisa diangkap lewat sosialisasi dan mobilisasi yang kuat. Pada dasarnya, pemilih sangat terbuka sehingga siapa saja yang bekerja keras akan mendapatkan (swing voter).
“Jadi tidak ada yang hubungan dengan pemilihnya stabil begitu saja. Karena itu, Partai Demokrat harus unggul dalam mobilisasi dan sosialisasi. Jangan hanya sama karena PDI-P dan Golkar sudah punya tradisi menang. Partai Demokrat harus leading dalam mobilisasi dan sosialisasi,” ujar Syaiful mengingatkan. (Ansel Deri)
Sumber : http://www.demokrat.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1567&Itemid=59
Waspadai pengaruh Barat,Timur Tengah, dan Asia Timur
Sudah saatnya kita menggali kembali EKSISTENSI BUDAYA BANGSA KITA SENDIRI
Kearifan Lokal Leluhur Nusantara, Bukan Leluhur Barat, Bukan Leluhur Timur Tengah dan Bukan Leluhur Asia Timur
Barat Menipu Berkedok HAM, Timur Tengah Menipu Berkedok Agama, Asia Timur Menipu Berkedok Dagang
Sabtu, 29 November 2008
Selasa, 04 November 2008
Gagal Selamatkan Badak, RPU Bengkulu Dibubarkan
Bengkulu (ANTARA News) - Keberadaan Rhino Patroli Unit (RPU) yang bertugas menjaga populasi badak di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Bengkulu dari aktivitas perburuan, menyebabkan satuan kerja itu dibubarkan.
"Kini tak ada lagi RPU. Dari hasil penelitian dan penelusuran tidak ada lagi badak bercula dua dan satu di Bengkulu," ujar Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Edi Sediyarto, di Bengkulu, Selasa.
Namun demikian, ada satu badak asal Bengkulu yang sempat diboyong ke Lampung untuk ditangkarkan, hingga satwa itu diharapkan masih bisa berkembang biak.
Edi mengatakan, badak sangat sulit bereproduksi hingga populasi mereka menyusut dengan cepat. Ia belum tahu apakah badak yang ditangkarkan di Lampung itu akan dikembalikan ke habitat di Bengkulu.
Dalam upaya menyelamatkan badak, telah dibentuk satuan kerja "Rescue Project" dengan tugas menyelamatkan satwa badak yang tersisa, namun hasilnya tidak optimal.
Bentuk kegagalan tersebut terlihat jelas dari populasi badak yang semula diperkirakan sebanyak 40-60 ekor tahun 1992, menjadi hanya 2-3 ekor pada 2004 dan sekarang tidak lagi terlihat jejak kehidupan satwa tergolong appendix I itu lagi.
Bagi pemburu, mendapatkan badak di tengah hutan yang maha luas ibarat seorang pecandu shabu-shabu yang terus ketagihan hingga mendapatkan satwa dimaksud.
Kini satuan kerja penyelamatan badak tengah mencari sisa badak yang mungkin masih tersisa itu untuk seterusnya dibawa ke Way Kambas Lampung guna dikembangbiakan dengan cara "ex-situ" (di luar habitat).
Keberadaan proyek penyelamatan ini didukung dana dari organisasi pecinta satwa, tetapi tidak dijelaskan jenis bantuannya.
Kepala RPU Edi Kusuma menyatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan tugas secara optimal dalam mencegah terjadinya pembunuhan terhadap badak di hutan-hutan wilayah TNKS, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Ia menyatakan timnya selama 20 hari dalam satu bulan berada di dalam hutan, berkeliling mengawasi setiap jengkal hutan dari aktivitas perburuan.
Hanya saja, luas TNKS yang mencapai raturan ribu hektare sementara petugas RPU hanya belasan orang, mengakibatkan hasil pengawasan tidak bisa berjalan secara baik. (*)
Source : http://www.antara.co.id/view/?i=1225792457&c=WBM&s=
"Kini tak ada lagi RPU. Dari hasil penelitian dan penelusuran tidak ada lagi badak bercula dua dan satu di Bengkulu," ujar Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Edi Sediyarto, di Bengkulu, Selasa.
Namun demikian, ada satu badak asal Bengkulu yang sempat diboyong ke Lampung untuk ditangkarkan, hingga satwa itu diharapkan masih bisa berkembang biak.
Edi mengatakan, badak sangat sulit bereproduksi hingga populasi mereka menyusut dengan cepat. Ia belum tahu apakah badak yang ditangkarkan di Lampung itu akan dikembalikan ke habitat di Bengkulu.
Dalam upaya menyelamatkan badak, telah dibentuk satuan kerja "Rescue Project" dengan tugas menyelamatkan satwa badak yang tersisa, namun hasilnya tidak optimal.
Bentuk kegagalan tersebut terlihat jelas dari populasi badak yang semula diperkirakan sebanyak 40-60 ekor tahun 1992, menjadi hanya 2-3 ekor pada 2004 dan sekarang tidak lagi terlihat jejak kehidupan satwa tergolong appendix I itu lagi.
Bagi pemburu, mendapatkan badak di tengah hutan yang maha luas ibarat seorang pecandu shabu-shabu yang terus ketagihan hingga mendapatkan satwa dimaksud.
Kini satuan kerja penyelamatan badak tengah mencari sisa badak yang mungkin masih tersisa itu untuk seterusnya dibawa ke Way Kambas Lampung guna dikembangbiakan dengan cara "ex-situ" (di luar habitat).
Keberadaan proyek penyelamatan ini didukung dana dari organisasi pecinta satwa, tetapi tidak dijelaskan jenis bantuannya.
Kepala RPU Edi Kusuma menyatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan tugas secara optimal dalam mencegah terjadinya pembunuhan terhadap badak di hutan-hutan wilayah TNKS, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Ia menyatakan timnya selama 20 hari dalam satu bulan berada di dalam hutan, berkeliling mengawasi setiap jengkal hutan dari aktivitas perburuan.
Hanya saja, luas TNKS yang mencapai raturan ribu hektare sementara petugas RPU hanya belasan orang, mengakibatkan hasil pengawasan tidak bisa berjalan secara baik. (*)
Source : http://www.antara.co.id/view/?i=1225792457&c=WBM&s=
Langganan:
Postingan (Atom)