Vegetarian kini tampaknya menjadi kata yang semakin populer di dunia termasuk di Indonesia. Di kota-kota besar dunia, restoran vegetarian sudah menjadi pilihan yang cukup mudah dicari. Di Indonesia pun restoran-restoran vegetarian meski belum banyak mulai bermunculan di kota-kota besar. Vegetarian juga merupakan salah satu pilihan menu yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan internasional.
Aliran vegetarian atau vegetarianisme merupakan suatu aliran dimana penganutnya tidak mengkonsumsi produk-produk hewani dan turunannya ( a vegetarian does not eat any meat, poultry, game, fish, shellfish or crustacea, or slaughter by-products. by vegan society), hanya membatasi diri pada produk-produk nabati. Aliran ini sudah dipraktekkan di India sejak 2000 tahun sebelum Masehi sebagai bagian dari ritual agama Hindu. Sampai saat ini mayoritas pengikut aliran vegetarian didasarkan alasan keagamaan. Selain Hindu, agama yang juga mengajarkan vegetarianisme adalah Budha, Taoisme, Baha'i, Sikh, dan juga Jainisme.
Perkembangan vegetarianisme dewasa ini tidak hanya didasarkan pada ajaran agama, tetapi didasari berbagai motivasi yang berbeda. Ada yang memilih vegetarian karena alasan kesehatan, dimana dipercaya bahwa makanan nabati lebih menyehatkan dibandingkan makanan hewani. Selain itu ada sebagian orang yang memilih menjadi vegetarian karena alasan etika, karena memandang bahwa pembunuhan hewan merupakan perbuatan kejam yang harus dihindari. Motivasi lain yang mendasari adalah adanya kepercayaan bahwa konsumsi produk hewani dapat memberikan pengaruh sifat kehewanan kepada yang memakannya.
Img_1355_2
Jenis-Jenis vegetarian
Aliran vegetarian dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat kekuatannya meninggalkan konsumsi produk hewani. Kelompok yang paling ekstrim tidak hanya meninggalkan produk hewani, tetapi hanya mau makan bagian tanaman yang dipanen tanpa merusak tanaman pokoknya, sehingga menolak makan kentang atau bayam karena cara memanennya harus mencabut seluruh tanamannya. Bahkan kelompok ini juga tidak mau menggunakan bahan asal hewan dalam bentuk apapun dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan kelompok yang paling longgar, tapi masih dikategorikan vegetarian adalah yang masih mau mengkonsumsi jenis daging tertentu dan meninggalkan daging merah.
Beberapa contoh kelompok vegetarian yang umum ditemui adalah sebagai berikut :
* Pesco/pollo Vegetarian (semi-vegetarian) adalah kelompok yang masih mengkonsumsi produk daging tertentu misalnya daging ayam dan ikan tapi meninggalkan kelompok daging merah.
* Lacto-ovo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengkonsumsi telur dan produk susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan. Kelompok yang mengkonsumsi susu tapi tidak mengkonsumsi telur disebut lacto-vegetarian, sedangkan yang mengkonsumsi telur tapi tidak mengkonsumsi susu disebut ovo-vegetarian.
* Vegan adalah kelompok yang meninggalkan sama sekali produk hewani dan turunannya, termasuk gelatin, keju, yogurt dan juga menghindari madu, royal-jeli dan produk turunan serangga. Sebagian penganut vegan menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani.
Menurut Wikipedia (2006) vegetarian di India sebagian besar terdiri dari kelompok lacto-vegetarian yang merupakan 70 persen dari populasi vegetarian dunia. Sedangkan di Barat vegetarianisme biasanya merupakan kelompok lacto-ovo vegetarian, meskipun kelompok vegan pun berkembang dengan cukup pesat.
Img_1358_2
Vegetarian vs halal
Bagi kaum Muslimin yang sedang berada dalam perjalanan atau di negeri non-Muslim, memilih makanan halal merupakan permasalahan yang umum ditemui. Dalam keadaan seperti ini, tampaknya makanan vegetarian merupakan solusi yang dapat memberikan jalan keluar.
Bila menelaah kriteria vegetarian, maka kelompok makanan penganut lacto-ovo vegetarian dan vegan merupakan kelompok yang aman ditinjau dari segi kehalalan karena sama sekali tidak membolehkan produk daging dan turunannya. Tapi ada satu hal yang perlu diperhatikan bahwa kelompok vegetarian apapun mengkonsumsi produk minuman beralkohol. Oleh karena itu jika mengkonsumsi makanan vegetarian yang dimasak, perlu dicermati apakah dalam pengolahannya menggunakan minuman beralkohol sebagai bumbu atau tidak.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika memilih produk vegetarian dalam kemasan. Masih banyak industri makanan yang mengklaim produknya sebagai produk vegetarian, tetapi yang betul-betul diperhatikan sebagai vegetarian hanyalah bahan bakunya saja, sedangkan bahan tambahan yang digunakan seperti flavor atau pewarna mungkin masih mengandung produk hewani atau penggunaan enzim asal hewan.
Img_1360_2
Selain itu, industri pembuatan daging imitasi dari bahan nabati yang semakin kreatif belakangan ini tidak hanya terbatas pada hewan halal saja tapi juga berbagai jenis masakan rasa babi ala vegetarian. Meskipun bahan pembuatnya terbuat dari bahan-bahan halal, Komisi Fatwa MUI telah memutuskan untuk tidak memberikan fatwa halal untuk produk-produk tersebut dan memfatwakan kepada kaum Muslimin untuk menghindarinya karena dapat menyebabkan efek 'cinta' terhadap produk-produk haram.
Jadi, meskipun makanan vegetarian merupakan salah satu solusi bagi konsumen muslim jika berada di daerah yang sulit memperoleh makanan halal, ketelitian dalam memilih tetap diperlukan.
*Ir Muti Arintawati MSi, Anggota Pengurus dan Auditor Halal LP POM MUI
Sumber : http://susilo.typepad.com/nurani/2007/08/vegetarian-and-.html